Thursday, November 29, 2018

KISAH NABI DAUD AS. - Dari Daud Mengalahkan Jalut hingga Menjadi Raja

Thalut memimpin Bani Israil untuk membentuk pasukan yang siap menghadapi pasukan musuh yang dipimpin Jalut. Kemudian, Thalut dan pasukannya berangkat menuju ke medan perang untuk merebut kembali Tanah Suci mereka dan mengalahkan bangsa penindas. Dalam perjalanan, mereka hampir tiba di sungai. Thalut berkata kepada pasukannya bahwa Allah SWT ingin menguji mereka tentang tekad mereka untuk memerangi musuh. Jika ada yang meminum air sungai, maka dia bukanlah anggota pasukan Thalut. Dan orang yang tidak meminum air sungai itu, maka dia termasuk anggota pasukan Thalut yang akan berperang di jalan Allah.

Ternyata banyak anggota pasukannya yang segera menuju ke sungai untuk meminum air sungai. Sedangkan yang tidak ikut meminumnya hanya berjumlah sedikit. Ini adalah suatu bukti bahwa siapa yang lemah imannya sehingga ingin menuruti hawa nafsunya, maka semangat juangnya juga lemah. Mereka yang lemah imannya merasa tidak sanggup melawan pasukan Jalut. Sedangkan siapa yang patuh terhadap Allah SWT dan pemimpin yang alim, mereka termasuk orang yang kuat imannya dan memiliki semangat juang tinggi, tidak peduli terhadap godaan yang ada.

Surat Al-Baqarah ayat 249:

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٖ فَمَن شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ  ٢٤٩

249.  Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku". Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya". Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".

Dengan jumlah pasukan yang berkurang, Thalut tetap semangat memimpin pasukannya melewati sungai itu menuju medan perang. Pasukan ini adalah pasukan yang yakin bahwa meskipun mereka berjumlah sedikit, Allah SWT akan selalu melindungi mereka dan yakin akan memperoleh kemenangan.

Sampai di medan perang, pasukan Thalut saling berpandangan dengan pasukan Jalut. Pasukan Jalut berjumlah lebih banyak dan bertubuh lebih tinggi dan besar. Mereka memiliki persenjataan dan peralatan perang yang lebih baik dan memadai. Jalut adalah seorang panglima perang yang tubuhnya seperti raksasa. Dia memakai pelindung kepala yang kokoh dan baju besi yang kuat sekaligus sebagai perisai sehingga semakin terlihat berbahaya dan sulit dikalahkan.

Melihat betapa terlihat perkasanya pasukan Jalut, Thalut memohon kepada Allah SWT agar diberi kesabaran, tekad yang semakin kuat, dan pertolongan kepada pasukannya sehingga memperoleh kemenangan. Dengan kekuatan doa dan keyakinan, pasukan Thalut berani menyerbu paaukan Jalut. Pertempuran berjalan dengan sengit. Ternyata pasukan Thalut mampu memberikan perlawanan yang berarti.

Surat Al-Baqarah ayat 250:

وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ  ٢٥٠

250.  Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

Jumlah pasukan Jalut semakin berkurang. Jalut masih tetap berniat mengalahkan pasukan Thalut. Thalut dan pasukannya tak berani melawan Jalut si raksasa. Konon, Thalut mengumumkan bahwa siapa yang dapat maju dan mengalahkan Jalut, dia akan dinikahkan dengan putrinya.

Daud yang hanya berada di garis belakang yang hanya melayani kebutuhan kakak-kakaknya telah bertekad untuk mengalahkan Jalut demi kemenangan Bani Israil. Tak disangka, remaja itu maju ke depan.  Dia meminta izin kepada Thalut untuk melawan Jalut. Thalut dan yang lainnya meragukan kemampuan Daud, terlebih dia masih remaja. Namun Daud terus mendesak Thalut dan meyakinkan bahwa dirinya akan dilindungi Allah SWT dalam berjuang. Melihat keberanian dan tekad kuat Daud, Thalut mengizinkan Daud untuk maju melawan Jalut. Thalut dan pasukannya telah mengandalkan Daud dan berharap memperoleh kemenangan.

Jalut masih menunggu orang yang akan menantangnya. Dengan sombongnya, dia juga berteriak merendahkan Bani Israil. Lalu muncullah Daud di hadapannya. Daud berdiri dengan sikap berani dan siap. Jalut merasa heran melihat penampilan Daud yang masih kecil. Jalut meremehkan Daud yang tidak membawa senjata yang berbahaya. Daud hanya memegang senjata berupa ketapel.

Pertarungan mereka berdua dimulai. Jalut dengan senjatanya menyerang Daud, begitu pula Daud mencari celah untuk dapat mengalahan Jalut. Gerakan Jalut memang baik dan berbahaya, namun Daud bergerak dengan gesit. Daud berhasil melontarkan batu dari ketapelnya dan mengenai dahi Jalut. Jalut merasa kesakitan, roboh dengan dahi pecah dan mati. Pasukan Jalut yang tersisa merasa ketakutan saat melihat Jalut mati, semangat mereka menjadi melemah dan tak sanggup berperang lagi sehingga mereka kalah. Dengan begitu, pasukan Thalut berhasil memenangkan pertempuran ini. Untuk saat itu, kebahagiaan telah meliputi kehidupan Bani Israil.

Daud menjadi pahlawan bagi Bani Israil pada saat itu. Orang-orang mencintai dan menghormati Daud. Setelah Thalut wafat, Daud diangkat menjadi raja Bani Israil.

Surat Al-Baqarah ayat 251:

فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ  ٢٥١

251.  Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.










No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts