Rumah adalah tempat bagi manusia untuk dihuni dan melakukan
aktivitas yang dibutuhkan dengan aman. Rumah adalah tempat manusia untuk
berlindung dari cuaca dan keadaan lingkungan sekitar, mempererat hubungan
kekeluargaan, tempat pendidikan utama dan mengurus tubuh, dan ciri khas dari
gaya hidup manusia.
Sebuah rumah yang layak huni didasarkan pada faktor kesehatan sebagai
perhatian utama, sebelum faktor tampilan fisik dan gaya arsitekturnya.
Kesehatan sangat berpengaruh bagi penentuan layak tidaknya suatu rumah dihuni,
karena rumah yang sehat pasti memenuhi tujuan dari adanya rumah. Dengan rumah
yang bersih dan sehat, penghuninya memperoleh manfaat yang besar dalam
kesehatan, baik kualitas fisik maupun psikologis.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kriteria rumah sehat adalah
sebagai berikut.
1.
Harus
dapat terlindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istirahat,
2.
Terdapat
tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus, dan kamar mandi,
3.
Dapat
melindungi penghuninya dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran,
4.
Bebas
dari bahan bangunan yang berbahaya,
5.
Terbuat
dari material bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa,
keruntuhan, dan penyakit menular,
6.
Memberikan
rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Pada poin pertama, dijelaskan bahwa rumah harus mampu melindungi
penghuninya dari terpaan cuaca yang kurang nyaman. Rumah adalah tempat untuk
beristirahat setelah melakukan kegiatan sehingga faktor kenyamanan harus
diperhatikan. Cuaca yang tidak bersahabat dan kadang mudah berubah adalah hal
yang mengganggu kenyamanan. Rumah dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia agar
terlindung dari gangguan cuaca yang dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Contohnya hujan, kondisi udara yang sangat lembap dan suhu udara
yang rendah rentan menimbulkan penyakit yang terutama disebabkan oleh virus.
Hujan pada dasarnya adalah cuaca yang biasa terjadi dan berkah bagi kehidupan. Namun,
jika manusia berlama-lama terguyur hujan sedangkan daya tahan tubuhnya tidak
kuat menahan, tentu mengganggu kesehatan dan akan kesulitan melakukan aktivitas
seperti biasa. Rumah yang tertutup bisa melindungi manusia dari dampak negatif
terkena hujan langsung. Atap adalah bagian terpenting dalam menahan derasnya
hujan, di mana setelahnya adalah dinding. Atap yang bagus tidak boleh ditembus
atau dilewati air hujan yang masuk ke dalam rumah.
Suhu udara juga memengaruhi kenyamanan. Suhu udara yang tidak panas
dan tidak dingin adalah yang disukai. Ketika tubuh berada di luar rumah saat
cuaca tidak baik, suhu udara langsung dirasakan oleh tubuh, kecuali jika
memakai pakaian yang mampu mengatasinya. Rumah harus mampu menahan suhu udara
dari luar yang tidak diharapkan agar aktivitas di rumah bisa berjalan lancar.
Terlebih saat istirahat, suhu udara yang pas adalah yang diinginkan.
Pada poin kedua, rumah disebut sebagai tempat berlindung yang
memiliki beberapa ruangan sesuai fungsi yang dibutuhkan. Tidur adalah kebutuhan
yang penting untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan lancar. Sekitar
sepertiga dari waktu satu hari digunakan untuk beristirahat dan tidur. Dalam
waktu yang cukup lama tersebut, ruang untuk tidur haruslah ruang yang aman dan
nyaman agar kualitas tidur baik. Memasak adalah aktivitas manusia yang harus
diakomodasi di dalam rumah. Banyak makanan manusia yang harus dimasak terlebih
dahulu agar layak dan sehat untuk dikonsumsi. Tempat untuk memasak atau dapur
adalah tempat yang vital di dalam rumah. Dapur harus dibuat khusus dengan
perlengkapan memadai. Sebagai tempat yang banyak bahan makanan dan mudah
lembap, kebersihannya harus selalu dijaga dengan cermat karena memengaruhi mutu
makanan yang dikonsumsi dan juga suasana di dalam rumah.
Rumah yang bagus adalah rumah yang menyediakan tempat untuk
membersihkan agar hidup selalu sehat. Tempat sanitasi dan kamar mandi adalah
tempat yang berhubungan langsung dengan kebersihan. Mandi adalah kebutuhan yang
penting karena membersihkan tubuh dari segala kotoran yang menempel dan membuat
tubuh terasa segar sehingga perasaan nyaman. Maka, kelengkapan untuk mandi
harus memadai dan terjaga kebersihannya. Pelbagai barang yang dikenakan
manusia, seperti pakaian dan peralatan memasak-makan, adalah barang yang pasti
dan mudah kotor setelah digunakan. Agar bisa digunakan kembali, tentu harus
dicuci kembali.
Pada poin ketiga, dijelaskan bahwa rumah harus mampu menangkal
adanya gangguan dari luar yang mengganggu dan berdampak buruk bagi penghuni.
Adanya kejadian dan aktivitas di kehidupan pasti menimbulkan bermacam-macam
suara. Suara-suara itu ada yang indah, dibutuhkan, atau malah mengganggu. Di
zaman modern yang serba cepat dan penuh aktivitas, suara yang tidak enak
didengar dan berisik semakin banyak didengar. Orang yang tidak suka
mendengarnya pasti akan berusaha menghindari. Rumah yang tertutup pada dasarnya
mampu menangkal atau setidaknya mengurangi kebisingan dari luar. Keramaian dan
kebisingan adalah hal yang harus tidak boleh ada dalam lingkungan rumah dan
sekitarnya. Dalam kasus lain adalah bahwa rumah atau lingkungan pemukiman harus
jauh dari kesibukan atau industri, atau sebaliknya adalah area yang menimbulkan
kebisingan dan gangguan harus jauh dari pemukiman.
Selain suara, zaman modern menimbulkan masalah yang selalu
dihadapi, yaitu adanya banyak pencemaran, baik udara, air, maupun tanah.
Pencemaran udara adalah bahaya yang mudah menyebar dan dirasakan oleh manusia.
Karena sifat gas/udara yang mudah tersebar, pencemaran yang dibawanya mudah
mengganggu kehidupan manusia. Udara yang tercemar diharapkan tidak akan mudah
masuk ke rumah jika terdapat pepohonan atau ruang hijau di sekitar rumah. Rumah
pun harus dibangun jauh dari sumber pencemaran, dan tempat yang menimbulkan
pencemaran tidak boleh dibangun di pemukiman atau di dekatnya. Alih-alih tempat
berlindung, rumah yang bisa dimasuki zat pencemar akan membahayakan kesehatan
penghuni. Maka, tata kelola dalam risiko pencemaran perlu diperhatikan dan
dicermati.
Di kehidupan modern, ada beberapa bahan bangunan yang diolah
melalui proses kimia yang terkadang berbahaya bagi tubuh. Hanya karena demi
kemudahan dan menekan biaya, jangan sampai kesehatan menjadi taruhannya. Rumah
yang sehat menggunakan material bangunan yang aman bagi tubuh. Selain zatnya,
wujud fisik bahan bangunan tidak boleh menimbulkan risiko besar bagi
keselamatan penghuni. Selain berfungsi sesuai kebutuhan, material bangunan
harus tahan dalam menghadapi banyak ancaman dan awet meskipun melewati beragam
musim.
Bencana pasti menimbulkan kerusakan. Namun, rumah dapat dibuat agar
bisa menghindari risiko yang besar. Pencegahan terhadap kerusakan yang parah
pada bangunan bisa dimulai dari proses perencanaan dan perancangan. Rumah yang
tahan bencana memberikan rasa lebih tenang kepada penghuninya. Barang-barang
yang ada di dalam rumah juga ikut aman. Pemilihan bahan dan desain yang tepat
dapat menurunkan risiko bahaya keruntuhan. Misalkan ada keruntuhan, maka
akibatnya pun kecil dan tidak begitu membahayakan penghuni.
Bahaya lain yang juga mengancam adalah bahaya penyakit yang mudah
menular dan menyebar yang biasanya disebabkan oleh virus. Rumah yang sehat
harus menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke dalam rumah
untuk menghilangkan sumber penyakit di tangan. Hal tersebut merupakan salah
satu upaya agar tubuh terhindar dari masalah kesehatan. Di bagian rumah
tertentu juga terdapat tempat yang dapat menjadi sarang penyakit, seperti dapur
dan kamar mandi. Kedua tempat tersebut harus selalu dijaga kebersihannya dengan
lebih cermat dan teliti.
Selain faktor fisik, faktor psikologis juga perlu diperhatikan,
karena arahnya nanti juga ke fisik. Keamanan pada lingkungan tempat tinggal
membuat perilaku hidup bersih dan sehat selalu terjaga. Faktor lingkungan
sosial yang baik juga membuat setiap rumah akan terawat dan terjamin
kesehatannya. Misalnya seperti perilaku masyarakat yang membuang sampah pada
tempatnya merupakan contoh positif yang dapat mencegah adanya penyakit yang
bersumber dari sampah yang berserakan.
Menurut Winslow, kriteria rumah sehat di antaranya,
1.
Dapat
memenuhi kebutuhan fisiologis,
2.
Dapat
memenuhi kebutuhan psikologis,
3.
Dapat
terhindar dari kecelakaan,
4.
Dapat
terhindar dari penularan penyakit.
Manusia butuh bergerak dengan bebas ketika di dalam rumah. Dibutuhkan
luas ruangan yang cukup agar memberi kenyamanan dalam beraktivitas, termasuk
beristirahat. Di zaman modern, dengan semakin sempitnya luas lahan yang ada,
rumah-rumah semakin dibuat minimalis sehingga ukuran ruangannya semakin kecil. Di
sinilah ilmu tentang arsitektur dan desain interior dibutuhkan agar tetap
nyaman dengan menyiasati kondisi ruangan yang ada. Pembuatan rumah bertingkat
(biasanya dua) adalah siasat paling umum ditemui mengenai cara memenuhi
kebutuhan akan ruangan yang banyak. Barang-barang perabotan pun sudah banyak
yang dibuat agar sesuai dengan kondisi rumah minimalis.
Yang namanya bahaya itu pasti ada di mana saja dan waktunya pun tak
diketahui pasti. Namun, memang ada harapan agar memperoleh tempat tinggal
seaman mungkin dan terhindar dari celaka. Setidaknya (kalau bisa) jangan
memilih atau membuat tempat tinggal yang berada di daerah rawan bencana atau
kecelakaan. Hal ini bisa ditelusuri dengan melakukan pengamatan atau survey
pribadi tentang kawasan tempat tinggal yang baik. Lalu, ada banyak juga rumah
di zaman sekarang yang dekat dengan jalan raya yang ramai kendaraan. Ini memang
berbahaya dan tak bisa dihindari bagi yang sudah terlanjur punya rumah di dekat
jalan raya. Untuk meminimalisasi risiko, pagar yang kuat harus dibangun di
depan rumah serta bangunan rumah berjarak minimal 10 meter dari jalan raya.
Di zaman maraknya wabah penyakit, gerakan agar tetap berada di
rumah saja (bagi yang tidak punya kepentingan di luar) menjadi solusi untuk
mencegah penularan dan memutus penyebarannya. Namun, bisa saja ketika ada
seseorang yang baru saja dari luar masuk ke rumah, dia mungkin masih membawa
virus yang tertempel pada tangan dan berpindah ke bagian atau barang di rumah
yang dipegang, seperti gagang pintu, meja, kursi, dan sebagainya. Maka, selain
dengan memberi tempat cuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke rumah, cairan
disinfektan juga dapat diaplikasikan terhadap bagian-bagian rumah terutama
pintu masuk. Cairan disinfektan mudah sekali dibuat dengan menggunakan
bahan-bahan yang mengandung natrium hipoklorit yang dicampur air dengan
komposisi tertentu. Cairan pemutih adalah contoh produk yang mengandung natrium
hipoklorit.
[Di topik lain, Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya) atau
Benteng Mural adalah desain kompleks bangunan yang juga turut memerhatikan
kesehatan, karena ada juga desain bangunan untuk bidang kesehatan dan
kedokteran. Kesehatan bisa dijaga dengan banyak cara, salah satunya dengan
menjaga kebersihan bangunan. Ada tiga desain bangunan publik yang bertujuan
untuk dipakai banyak orang, yaitu Masjid Syahadat, Pendapa Peradaban, dan
Bangunan Utama Maket Betterpad-Ray. Di zaman wabah atau pandemi, bangunan
publik memang ditutup untuk mencegah kerumunan orang yang berpotensi adanya
penularan penyakit secara meluas. Jika pandemi telah berhenti dan kehidupan
kembali normal, bangunan-bangunan publik adalah bangunan yang selalu perlu
diperhatikan kebersihan dan kesehatannya dengan menyiapkan fasilitas cuci
tangan yang memadai dan rajin mengaplikasikan cairan disinfektan terhadap
bangunan.]
Desain
Masjid Syahadat
Desain
Pendapa Peradaban
Desain
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Desain Kompleks Bangunan Betterpad-Ray (dari depan dan atas)
[Demikian artikel yang tercampur antara ilmu pengetahuan dan
pembahasan mengenai desain Maket Betterpad-Ray ini. Tidak ada karya tulis yang
sempurna, karena hanya Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Sempurna. Mohon maaf bila
ada kesalahan dan mohon kritik serta saran. Terima kasih.]
Referensi:
§ Wicaksono, Andi A. Menciptakan Rumah Sehat. 2009. Depok: Penebar Swadaya.
No comments:
Post a Comment