Saturday, September 29, 2018

KISAH NABI HUD AS. - Kaum Ad yang Durhaka dan Peradabannya

Kaum Ad adalah salah satu kaum tertua setelah kaum Nabi Nuh. Mereka adalah kaum yang berperawakan besar dan kuat. Mereka tinggal di daerah rerumputan hijau. Kaum Ad dikaruniai tanah yang subur yang lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Hujan turun pada tiap musimnya. Air memancar dari segala penjuru yang mengalir dan mengairi lahan pertanian dan perkebunan mereka. Karena itu, tanah-tanah mereka penuh dengan pohon-pohon kurma, anggur, dan tanaman lainnya. Mereka juga memiliki kebun-kebun yang sangat luas.

Kaum Ad memiliki hewan-hewan ternak yang mampu membuat hidup mereka semakin maju. Berkat karunia Allah SWT, kaum Ad dapat hidup makmur, bahkan mereka mampu membuat bangunan-bangunan yang megah dan indah. Masyarakat rersebut pada masanya memang sangat memerhatikan pembangunan rumah-rumah. Mereka ahli dalam membangun istana dan bangunan besar lainnya. Mereka mampu berkembang dengan pesat dan menjadi suku terbesar dan terkuat di antara suku lainnya. Peradaban kaum Ad telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Surat Asy-Syu'ara ayat 128-129:

أَتَبۡنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ ءَايَةٗ تَعۡبَثُونَ  ١٢٨ وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمۡ تَخۡلُدُونَ  ١٢٩

128.  Apakah kamu (kaum Ad) mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main,
129.  dan kamu (kaum Ad) membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?

Surat Asy-Syu’ara ayat 133-134:

أَمَدَّكُم بِأَنۡعَٰمٖ وَبَنِينَ  ١٣٣ وَجَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ  ١٣٤

133.  Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,
134.  dan kebun-kebun dan mata air,

Surat Al-Fajr ayat 6-8:

أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ  ٦ إِرَمَ ذَاتِ ٱلۡعِمَادِ  ٧ ٱلَّتِي لَمۡ يُخۡلَقۡ مِثۡلُهَا فِي ٱلۡبِلَٰدِ  ٨

6.  Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?
7.  (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8.  yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,

Manusia memang cenderung menjadi lalai. Kaum Ad yang telah mencapai kemakmuran dan kemewahan menjadi lupa diri dan selalu menuruti hawa nafsunya yang tak kenal puas. Allah SWT telah memberi nikmat yang banyak kepada kaum Ad, tetapi kaum Ad sendiri tidak pernah merasa bersyukur dan menyembah Allah SWT, mereka justru menyembah berhala buatan sendiri. Berhala itu bernama Shamud, Shada, dan Hira. Kaum Ad merasa bahwa berhala yang tak bisa apa-apa buatan mereka itulah yang mampu memberi perlindungan, pertolongan, kebahagiaan, serta menolak bala dan kejahatan. Mereka membangun kuil-kuil dan meletakkan berhala-berhala di dalam sana. Menurut mereka setiap berhala memiliki kemampuan atau bidang masing-masing. Apabila ditimpa musibah, mereka datang kepada berhala-berhala itu. Padahal itu salah besar. Berhala-berhala tersebut dibuat dengan tangan mereka sendiri dan mereka sembah juga. Ini sudah tidak masuk akal bahwa manusia membuat “sesembahan”. Namun, peringatan-peringatan yang sampai kepada mereka juga tidak dipedulikan.


Bangsa Ad adalah bangsa paling durhaka pada zaman itu. Mereka hidup di negeri Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut, di antara Yaman dan Oman. Di situlah mereka tinggal di bukit-bukit pasir dengan lembahnya yang bernama Mughits. Jika memerhatikan peta satelit semenanjung Arab dengan teliti, dapat ditemukan daerah gurun yang luas di sebelah timut. Itu adalah daerah Ar Rub Al Khali yang sekarang merupakan daerah kosong yang tak ada tanaman atau air. Namun, hal itu memang berbeda dengan ribuan tahun lalu. Inilah tempat tinggal kaum Ad pada zaman dahulu yang merupakan daerah subur dan hijau. Sudah ada para arkeolog yang menemukan puing-puing kota yang terkubur pasir. Hebatnya, Al Quran dapat menjelaskan tentang peradaban mereka.

Pada masa itu, kaum Ad telah membangun kota yang besar yang bernama Iram. Sebuah kota yang penuh istana-istana dan taman-taman. Shaddad, seorang penyembah berhala, memerintahkan untuk membangun kota tersebut, kota sebagai taman.

Kaum Ad suka melakukan kejahatan dan kemaksiatan pada masa itu. Mereka menyombongkan diri karena kekuatan yan telah Allah berikan kepada mereka. Ajaran Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak dijalankan lagi. Kesombongan kaum Ad dijelaskan dalam Surat Fussilat ayat 15:

فَأَمَّا عَادٞ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَقَالُواْ مَنۡ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةًۖ أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِي ٱلَّذِي خَلَقَهُمۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُمۡ قُوَّةٗۖ وَكَانُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا يَجۡحَدُونَ  ١٥

15.  Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.

Mereka selalu berpikir bahwa dewa-dewa merekalah yang telah memberikan kenikmatan, seperti tanah yang subur dan hewan ternak yang banyak. Selain itu, mereka menindas orang-orang tak berdosa yang lemah dan menghukum orang-orang yang tidak mengikuti keyakinan dan kebiasaan mereka. Mereka bertubuh besar namun memiliki hati sekeras batu.

Oleh karena itu, Allah SWT mengutus salah seorang di antara kaum Ad yaitu Nabi Hud untuk menegakkan kembali ajaran agama yang benar. Beliau adalah orang yang sholeh. Beliau memiliki hati yang baik dan mencintai kebaikan. Inilah modal beliau sebagai Rasul yang dipilih Allah. Beliau mengajak orang-orang agar hanya menyembah Allah SWT dan mencegah kaumnya untuk menyembah berhala-berhala. Beliau mengatakan bahwa berhala-berhala hanyalah batu tak berguna.

Nabi Hud adalah seorang pemberani yang tak gentar melawan kebatilan. Beliau tidak takut pada para penyembah berhala yang berkuasa. Boleh saja kaum Ad memiliki tubuh raksasa, namun Nabi Hud memiliki tekad dan keimanan yang jauh lebih kuat dari kebatilan apapun. Beliau hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang telah memberi menciptakan seluruh makhluk-Nya, hidup, kehidupan, dan rezeki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Orang-orang baik mengimani apa yang dibawa Nabi Hud, namun mereka hanya sedikit saja.

Kesombongan dan kekuatan kaum Ad membuat mereka tidak memerhatikan apa yang dikatakan Nabi Hud dan selalu mengejeknya dengan kata-kata yang tidak pantas. Namun sudah menjadi tugas Nabi Hud untuk menyeru kepada kaum Ad agar beriman kepada Allah SWT, untuk menasihati mereka, untuk mengingatkan mereka bahwa kemajuan bangsa mereka adalah nikmat dari Allah SWT. Pemikiran kaum Ad tentang adanya dewa-dewa hanyalah khayalan mereka sendiri yang tidak diajarkan oleh Allah kepada mereka. Dan Nabi Hud terus berusaha agar kaum Ad tidak hidup dalam kekafiran. Maka berdasarkan keimanan, kaum Ad terbagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Kedua adalah yang tidak beriman terhadap apa yang dikatakan Nabi Hud. Nabi Hud tidak memiliki harapan untuk memperbaiki mereka, karena mereka bersikeras untuk hidup dalam kesesatan.

Surat Al-A'raaf ayat 69:

أَوَعَجِبۡتُمۡ أَن جَآءَكُمۡ ذِكۡرٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنكُمۡ لِيُنذِرَكُمۡۚ وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ جَعَلَكُمۡ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعۡدِ قَوۡمِ نُوحٖ وَزَادَكُمۡ فِي ٱلۡخَلۡقِ بَصۜۡطَةٗۖ فَٱذۡكُرُوٓاْ ءَالَآءَ ٱللَّهِ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ  ٦٩

69.  Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

Mereka yang durhakan musnah karena azab Allah yang diawali masa kemarau panjang dan dihancurkan dengan angin yang sangat kencang. Maka hilanglah peradaban mereka.


Persembahan dari



(Benteng Terpadu Raya)


Referensi:
·        As Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·        Katsir, Ibnu dan Hudzaifah, Lc., Abu (Penerjemah). 2007. Kisah Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka as-Sunnah.
·        AR., MB. Rahimsyah. Sejarah Islam Kisah 25 Nabi dan Rasul. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.
·        https://id.wikipedia.org/wiki/Hud
·        https://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts