Wednesday, January 9, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Disusui oleh Halimah dari Bani Sa’ad dan Peristiwa Pembelahan Dada

Muhammad pertama kali disusui oleh ibunya, Aminah. Lalu, beliau juga disusukan kepada Tsuwaibah selama beberapa hari, budak Abu Lahab. Hamzah bin Abdul Mutthalib, paman sang nabi, juga disusukan kepada Tsuwaibah, sehingga mereka adalah saudara sepersusuan. Sesuai adat kebiasaan kaum bangsawan kota Mekkah saat itu, Aminah menanti kedatangan wanita dari pedesaan untuk menyusui Muhammad. Bayi-bayi dibawa ke pedesaan oleh wanita-wanita desa tersebut agar sang bayi tumbuh sehat dan menghirup udara segar yang alami. Salah satu bani yang terkenal dalam menyusukan adalah Bani Sa’ad bin Bakr.

Akhirnya datang juga wanita-wanita dari bani Sa’ad yang tiba di Mekkah untuk menyusukan bayi. Mereka menghindari bayi-bayi yatim, karena mereka masih mau mengharapkan jasa dari sang ayah. Bayi-bayi yatim tidak dapat diharapkan imbalannya. Maka mereka tidak mau mendatangi Muhammad. Namun, akhirnya ada juga wanita yang mau menyusukan Muhammad. Wanita yang mau menerima beliau adalah Halimah binti Abi Dzu’aib dari bani Sa’ad. Lalu, wanita itu dikenal sebagai Halimah as-Sa’diyah.

Yang menghendaki terpilihnya wanita tersebut tentu adalah Allah SWT. Awalnya, saat Halimah ditawarkan untuk menyusui Muhammad, Halimah juga tidak mau menerimanya karena Muhammad adalah anak yatim yang tidak dapat diharapkan imbalan materinya. Namun saat tidak dapat bayi yang lain untuk disusui, maka Halimah menerima Muhammad untuk disusui di pedesaan Bani Sa’ad.

Sebenarnya Halimah telah mendapat suatu berkah yang luar biasa, karena bayi yang ia susui adalah manusia paling mulia yang telah ditakdirkan Allah SWT untuk menuntun umat manusia kepada jalan yang benar. Atas kehendak Allah SWT, kehidupan Halimah yang tadinya biasa-biasa saja menjadi penuh rezeki dan keberkahan. Semua kambing ternaknya menjadi gemuk dan susunya melimpah.  Setelah Muhammad berumur dua tahun dan sudah saatnya disapih, Halimah membawa Muhammad kepada ibunya dan lalu membawa Muhammad lagi ke pedesaan. Hal ini agar Muhammad tumbuh lebih baik dan terhindar dari penyakit yang terdapat di kota.

Saat lima tahun pertama kehidupan Rasulullah, beliau melalui kehidupan yang tenang di daerah pedesaan yang masih asri dengan udara segar di lembah Bani Sa’ad. Tidak ada hiruk pikuk perkotaan yang membuat pikiran menjadi tidak nyaman. Halimah merawat Muhammad dengan baik dan penuh perhatian. Hal ini memberikan dampak positif yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan Muhammad, baik secara jasmani maupun rohani. Muhammad memiliki bentuk tubuh yang bagus. Di pedesaan, Muhammad belajar menggunakan bahasa Arab yang murni. Beliau pernah berkata kepada teman-temannya, “Aku yang paling fasih di antara kalian. Aku dari Quraisy tetapi diasuh oleh Bani Sa’ad bin Bakr”. Lima tahun masa kecilnya adalah masa yang memberikan kenangan indah dalam hidup beliau.

Sekitar masih kanak-kanak, Muhammad mengalami suatu peristiwa yang luar biasa sebagai suatu tanda-tanda kenabiannya dan persiapan untuk mengemban amanat yang mulia. Peristiwa tersebut adalah Pembelahan Dada (Syaqqus Shadr). Suatu hari, Muhammad yang masih kecil sedang bermain dengan teman-temannya di pekarangan tanpa pengawasan orang tua, tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril menghampiri Muhammad dan menyergapnya. Jibril membaringkan Muhammad dan membelah dada beliau. Lalu Jibril mengambil hati Muhammad dan mengeluarkan segumpal darah dari itu. Jibril berkata, “Inilah bagian setan yang bersemayam pada dirimu”. Malaikat Jibril mencuci hati itu di dalam bejana emas dengan air zam-zam. Lalu hati itu dikembalikan ke tubuh kecil Muhammad dan tubuh beliau kembali pulih.

Teman-teman Muhammad terkejut dan takut melihat peristiwa tadi. Mereka segera berlari dan memberitahu hal itu kepada Halimah, “Muhammad telah dibunuh”. Maka mereka segera pergi ke tempat Muhammad tadi. Mereka melihat Muhammad masih dalam keadaan pucat pasi. Halimah merasa sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad. Maka dia memutuskan untuk mengembalikan beliau kepada ibunya di kota Mekkah. Halimah menyerahkan Muhammad kepada Aminah, lalu meninggalkan anak yang mulia tersebut.

Surat Al Insyirah ayat 1-3:

أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ  ١ وَوَضَعۡنَا عَنكَ وِزۡرَكَ  ٢ ٱلَّذِيٓ أَنقَضَ ظَهۡرَكَ  ٣

1.  Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2.  dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3.  yang memberatkan punggungmu?


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts