Monday, February 18, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Saat Utbah bin Rabi’ah Mewakili Kafir Quraisy untuk Menghadap Rasulullah

Orang-orang kafir Quraisy semakin kebingungan dan gusar setelah Hamzah dan Umar bin Khattab radhiallahuanhuma masuk Islam dan jumlah kaum muslimin semakin banyak. Mereka semakin sulit untuk  menemukan cara agar dakwah Nabi Muhammad berhenti.

Dengan masuk Islamnya kedua tokoh penting tersebut dan orang-orang lainnya, kekuatan kaum muslimin semakin bertambah besar sehingga pihak kafir Quraisy merasa seperti sesak dada. Selain itu, dengan berbagai perlakuan kasar dan gangguan yang diterima kaum muslimin, ternyata tidak mampu mengurangi keimanan mereka dan menyatakan terus terang bahwa berbagai gangguan tidak bisa menghalangi mereka melaksanakan kewajiban agama. Quraisy berpikir untuk membebaskan diri dari Nabi Muhammad, dengan cara yang memberikan segala sesuatu yang dianggap diinginkan oleh sang Nabi. Mereka tidak sadar bahwa kemuliaan ajaran Islam, kemurnian esensi ajaran rohani yang sangat luhur, berada jauh di atas berbagai kepentingan pribadi atau ambisi.

Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk menghadap Nabi Muhammad SAW dengan menawarkan beberapa tawaran yang mereka anggap bisa menghalangi dakwah Rasulullah. Utbah bin Rabi’ah adalah bangsawan Arab terkenal. Dia yang awalnya mencoba membujuk Quraisy saat dalam tempat pertemuan dengan mengatakan bahwa dialah  yang akan berbicara dengan Nabi Muhammad dan akan melakukan penawaran dengan hal-hal  yang mungkin mau diterima oleh sang Nabi. Pihak Quraisy mau memberikan apa saja asal bisa menghalangi dakwah Rasulullah.

Utbah yang juga dipanggil dengan nama Abu Walid menyampaikan tawaran tersebut kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad, seperti yang diketahui bahwa dari segi keturunan, engkau mempunyai tempat di kalangan kami. Engkau telah membawa masalah besar kepada masyarakat kita, sehingga mereka berselisih dan berpisah karena hal itu. Sekarang dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa hal, jika sebagian dapat kau  kau terima. Jika dalam hal ini yang engkau inginkan adalah harta, kami siap mengumpulkan harta kami dan memberikannya kepadamu sehingga engkau yang paling kaya di antara kami. Jika engkau menginginkan pangkat, kami akan mengangkat engkau di atas kami. Kami takkan memutuskan suatu perkara tanpa melalui persetujuanmu. Kalau kau menginginkan kedudukan raja, kami nobatkan kau sebagai raja kami”. Begitulah kurang lebih tawaran dari perwakilan kafir Quraisy. Mereka berniat memberikan itu semua dengan syarat beliau menghentikan dakwahnya.

Setelah mendengar tawaran yang disampaikan Abul Walid hingga selesai, Rasulullah SAW membaca Surat Fushshilat ayat 1-5:

حمٓ  ١ تَنزِيلٞ مِّنَ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ  ٢ كِتَٰبٞ فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ  ٣ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا فَأَعۡرَضَ أَكۡثَرُهُمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ  ٤ وَقَالُواْ قُلُوبُنَا فِيٓ أَكِنَّةٖ مِّمَّا تَدۡعُونَآ إِلَيۡهِ وَفِيٓ ءَاذَانِنَا وَقۡرٞ وَمِنۢ بَيۡنِنَا وَبَيۡنِكَ حِجَابٞ فَٱعۡمَلۡ إِنَّنَا عَٰمِلُونَ  ٥

1.  Haa Miim.
2.  Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
3.  Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
4.  yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
5.  Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)".

Utbah terdiam setelah mendengarkan kata-kata yang begitu indah. Saat itu dia melihat bahwa laki-laki yang berada di hadapannya itu bukanlah seseorang yang berambisi mengumpulkan harta kekayaan, mencari kedudukan atau kerajaan.  Nabi Muhammad adalah seseorang yang sungguh-sungguh mau menunjukkan kebenaran dan mengajak manusia berbuat kebaikan. Rasulullah mempertahankan kebenaran dengan cara yang baik dan benar, sesuai tuntunan dari Allah SWT.

Maka gagallah Abul Walid dalam memberikan penawaran. Maka dia kembali kepada kaumnya tanpa hasil, bahkan dia justru merasa kagum terhadap ayat-ayat yang dibaca Rasulullah SAW. Hal itu masih terus berada dalam pikirannya dan dia merasa terpesona dengan kepribadian Rasulullah. Penjelasan beliau memang sangat menarik. Apa yang dialami Utbah membuat pihak Quraisy tidak senang. Pihak Quraisy pun menuduh Rasulullah telah menyihir Utbah.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts