Monday, February 11, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Penindasan dan Penyiksaan terhadap Kaum Muslimin

Upaya kaum kafir Quraisy selama berbulan-bulan untuk menghentikan dakwah Rasulullah belum mendapatkan hasil. Maka mereka kembali berkumpul untuk membahas tindakan berikutnya. Diskusi yang dipimpin langsung oleh Abu Lahab tersebut menyepakati tindakan kekerasan terhadap Rasulullah beserta kaum muslimin. Akan tetapi tidak semua orang kafir berani melakukan kekerasan terhadap Rasulullah, karena kedudukan beliau yang sangat dihormati di kalangan masyarakat Quraisy Mekkah saat itu, terlebih lagi paman beliau yaitu Abu Thalib yang juga disegani oleh masyarakatnya juga memberikan perlindungan. Hanya tokoh-tokoh mereka saja yang penuh kebencian yang berani mengganggu Rasulullah secara fisik, seperti Abu Lahab, Abu Jahal, Ubay bin Khalaf, dan kawan-kawannya.

Berbagai tindakan menyakitkan diterima Rasulullah dari Abu Lahab dan kawan-kawannya. Pernah suatu hari ketika Nabi Muhammad shalat di hadapan Ka’bah, sementara tokoh-tokoh kafir Quraisy sedang berkumpul. Ketika beliau sedang sujud, salah seorang dari mereka mengambil isi perut unta yang baru saja disembelih lalu dilemparkan ke Rasulullah, sehingga tidak mampu bangun dari sujud. Fatimah, puteri beliau yang mengetahui hal itu segera mengangkat kotoran dari tubuh bapaknya.

Nabi Muhammad juga pernah mengalamai gangguan-gangguan lain, meskipun sudah dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muttalib. Ummu Jamil, isteri Abu Jahal, pernah melemparkan najis ke depan rumah beliau. Namun Rasulullah cukup hanya membuangnya saja. Dalam menghadapi gangguan, ada Khadijah yang selalu mendampingi dan menghibur Rasulullah. Dengan imannya yang sungguh-sungguh dan cinta kasih yang besar, Khadijah adalah seseorang yang dapat menghilangkan segala kesedihan hati Rasulullah.

Selain Rasulullah, kaum muslimin juga menerima penyiksaan dan penindasan yang lebih kejam oleh kaum kafir, terutama kaum yang lemah. Misalnya Utsman bin Affan saat dia masuk Islam, oleh pamannya dia dilipat oleh tikar, lalu dibuatkan asap dari bawah. Mush’ab bin Umair setelah masuk Islam, ibunya mengusirnya dan tidak memperoleh makanan sehingga kehidupannya sengsara, padahal sebelumnya dia adalah seorang pemuda yang dikenal hidup mewah.

Saat Bilal bin Rabah masuk Islam, dia disiksa secara keji oleh majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi. Dia diikat dengan tali di lehernya lalu anak-anak disuruh untuk menariknya mengelilingi Ka’bah. Dia juga menerima siksaan lain yang lebih kejam, yaitu pada suatu hari di musim panas dia diseret keluar lalu dihempaskan ke tanah, lalu dadanya ditindih dengan sebongkah batu besar. Majikannya berkata, “Demi Tuhan, engkau akan terus seperti ini sampai mati atau engkau mengingkari Muhammad dan kembali beribadah kepada Latta dan Uzza”. Namun keyakinan Bilal tetap teguh, dalam kondisi itu dia hanya mengatakan, “Ahad... Ahad...” (maksudnya Allah Yang Maha Esa). Abu Bakar melihat kejadian itu dan menebus Bilal dengan sejumlah uang untuk dimerdekakan. Tidak sedikit budak-budak yang mengalami siksaan telah dibeli oleh Abu Bakar untuk diselamatkan. Di antaranya budak perempuan Umar bin Khattab (sebelum masuk Islam).

Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya masuk Islam. Dia adalah budak pada Bani Makhzum. Mereka diseret ke padang pasir oleh kaum musyrikin yang dipimpin Abu Jahal dan dibiarkan tersiksa di tengah panas matahari yang menyengat. Rasulullah SAW sempat melewati mereka dan berpesan, “Sabarlah wahai keluarga Yasir, janji untuk kalian adalah surga”.

Yasir, bapaknya Ammar, akhirnya meninggal karena tidak kuat menahan siksaan. Sedangkan ibunya, Sumayyah (Ummu Ammar) oleh Abu Jahal ditusuk dengan sebilah tombak pada organ vitalnya sehingga dia meninggal dan dikenal sebagai wanita pertama yang syahid dalam Islam. Ammar pun masih disiksa terus-menerus dan semakin berat, sementara mereka yang menyiksa berkata, “Kami tidak akan membebaskanmu sampai kamu mencaci Muhammad atau memuji Latta dan Uzza”.

Ammar sudah tak tahan lagi mendapat siksaan sehingga dia mengucapkan pujian terhadap tuhan-tuhan mereka karena terpaksa. Lalu dia bebas dan menghadap Rasulullah SAW sambil menangis dan meminta maaf. Allah menurunkan firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 106:

مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنۡ أُكۡرِهَ وَقَلۡبُهُۥ مُطۡمَئِنُّۢ بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلۡكُفۡرِ صَدۡرٗا فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ  ١٠٦
106.  Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

Begitu pula sahabat-sahabat lainnya yang mendapat berbagai bentuk siksaan karena keimanan mereka. Kesimpulannya, tidak ada seorangpun dari kaum lemah yang diketahui masuk Islam yang tidak mengalami berbagai bentuk penyiksaan.

Baca Juga, Penting untuk Diketahui saat Ada Ancaman Virus: Hebatnya Empon-Empon, dari Bumbu Dapur hingga Penambah Daya Tahan Tubuh

Siksaan terus saja terjadi, namun kaum Muslimin semakin teguh terhadap keimanan mereka. Dengan sabar mereka menerima siksaan dan ejekan demi akidah dan iman mereka.

Persembahan dari



(Benteng Terpadu Raya)

Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts