Thursday, February 28, 2019

PENGERTIAN SUNGAI DAN PROSES PEMBENTUKAN LEMBAH SUNGAI

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya menuju atau bermuara di laut, danau, atau sungai yang lebih besar. Sungai-sungai tersebut mengangkat berbagai material dan terus diendapkan. Akibat dari proses ini maka terbentuklah lembah sungai, yaitu suatu  bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air atau erosi sungai.

Lembah sungai di Grand Canyon
Sumber objek: https://www.youtube.com/watch?v=ezpqDi42pRM

Erosi sungai atau dapat disebut ablasi (pengikisan oleh air) adalah peristiwa pindahnya suatu batuan atau tanah yang disebabkan oleh air sungai yang mengalir secara terus-menerus. Erosi dasar adalah erosi yang terjadi di dasar sungai yang nantinya akan menyebabkan dasar sungai menjadi lebih dalam. Erosi tepi adalah erosi yang terjadi di tepi sungai yang nantinya akan menyebabkan pelebaran pada masing-masing sisi bagian sungai.

Ada beberapa tahapan yang dapat menjelaskan terjadinya pengikisan oleh aliran air sungai, yaitu:
1.      Air sungai yang mengalir menimbulkan gesekan pada tanah. Dan besar kecilnya gesekan yang terjadi dipengaruhi oleh besar kecilnya air yang mengalir.
2.      Gesekan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air juga semakin besar.
3.      Kecepatan air juga semakin besar jika gradien atau kemiringan lahan semakin besar.
4.      Gesekan antara air dengan benda padat yang terangkut oleh air dengan tanah atau batuan yang ada di dasar inilah yang dapat menimbulkan pengikisan.

Proses terbentuknya lembah sungai terjadi melalui tiga proses, yaitu pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.
a.      Pendalaman lembah sungai
Pada daerah hulu sungai, proses erosi berlangsung sangat kuat karena perbedaan ketinggian sangat besar. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan erosinya bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai yang disebut pengikisan hidrolik. Kemudian dilanjutkan pengikisan mekanik, yaitu serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga turut mengikis dan mempercepat pendalaman saluran. Selain itu, juga terjadi pengikisan kimiawi, yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
b.      Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang paling dominan adalah erosi menyamping (lateral) karena lambatnya kecepatan arus air yang mengalir. Sifatnya melebarkan saluran lembah sungai. Juga terjadi proses penambahan endapan dari materi longsoran (mass wasting) lereng-lereng di atasnya yang disebut proses agradasi yang turut mempercepat pelebaran lembah sungai.
c.       Pemanjangan lembah sungai
Peristiwa ini terjadi karena penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju. Dan karena pertumbuhan delta, muka daratan pun bertambah. Delta adalah endapan-endapan di muara sungai yang berasal dari tanah, pasir, batu-batu kecil, dan berbagai material yang dibawa oleh aliran sungai sampai ke tepi laut.





Skema Pembentukan Delta
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=XINpPb8XwJU

Jika hasil perusakan yang dibawa aliran air sungai sudah sangat banyak dan tidak dapat terbawa air lagi, maka hasil pelapukan yang dibawa air tersebut akan terkumpul di suatu tempat. Di sini erosi berhenti, namun dilanjutkan pengikisan ke arah samping. Maka sebuah sungai yang awalnya mengalir agak lurus menjadi berbelok-belok dan membentuk meander (kelokan). Karena adanya meander, lembah-lembah sungai menjadi bertambah luas.




Pembentukan Meander
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=4qKS_Nk7UmY
Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umurnya. Umur di sini adalah umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium awal, gradien sungai masih besar sehingga daya kikis vertikal besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk. Hal ini dapat disebabkan oleh pengangkatan dasar laut ke atas permukaan atau erupsi (peletusan) gunung-gunung berapi yang menghasilkan sedimentasi yang sangat banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Di beberapa tempat terdapat permulaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini daerah di sekitarnya masih merupakan bentuk antaraliran dan erosi baru mulai terjadi.

Aliran sungai dibagi menjadi dua, yaitu sungai stadium muda dan dewasa.

Ciri-ciri sungai stadium muda adalah sebagai berikut.
1.      Penampang melintang lembah berbentuk V. Hal ini terjadi karena daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien masih besar.
2.      Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
3.      Daya angkut aliran sungai besar.
4.      Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
5.      Dasar lembah belum rata.

Ciri-ciri sungai stadium dewasa adalah sebagai berikut.
1.      Gradien sungai menjadi lebih kecil.
2.      Erosi lateral atau ke samping. Sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.
3.      Telah mengalami pendataran dasar sungai.
4.      Lembah membentuk huruf U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya.
5.      Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan pada flood plain sungai membentuk kelokan (meander)
6.      Sudah tidak ada erosi dasar sehingga dasar lembah sungai sudah merata.


Referensi:

·         Wardiyatmoko, K. 2004. Geografi SMA Jilid 1 untuk Kelas X Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi. Jakarta: Erlangga.
·         Rahayu, Saptanti dkk. 2009. Nuansa Geografi 1: untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
·         https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengikisan-oleh-air



No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts