Tuesday, February 5, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Dakwah Terbuka, Reaksi Masyarakat Mekah, dan Utusan Quraisy Membujuk Abu Thalib

Seruan Nabi Muhammad sebagai pemberi peringatan kepada kaum beliau menjadi bahan pembicaraan. Maka Allah SWT menurunkan wahyu tentang penegasan dakwah Rasulullah secara terbuka kepada seluruh masyarakat.

Surat Al Hijr ayat 94:

فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ  ٩٤

94.  Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Rasulullah segera sungguh-sungguh untuk menyampaikan risalah Allah SWT kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekkah saat itu. Beliau menjelaskan tentang keburukan berbuat syirik (menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT), hakikat berhala-berhala yang jelas tak dapat melakukan apa-apa dan tak patut disembah. Paganisme adalah hal yang tidak sesuai dengan hukum Allah. Barangsiapa yang menyembah berhala sebagai perantara antara manusia dengan Tuhannya berarti telah berbuat kesesatan yang nyata.

Masyarakat Arab penganut paganisme menjadi marah setelah mendengar keterangan Rasulullah. Mereka jelas menolak terhadap seruan Tauhid (monotheisme) yang diajarkan Nabi Muhammad dan pernyataan beliau yang sangat bertentangan dengan kebiasaan mereka yang telah diajarkan oleh nenek moyang mereka. Mereka merasakan bahwa sesuatu yang telah menjadi kebiasaan sesat mereka ini telah diserang oleh sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya. Dari sikap mereka menunjukkan bahwa mereka memang menyadari bahwa tujuan dakwah Rasulullah adalah menghapuskan paganisme di lingkungan mereka.

Nabi Muhammad mencela berhala-berhala mereka, yang belum pernah mereka dengar sebelumnya tentang celaan-celaan tersebut. Sesungguhnya apa yang dikatakan Rasulullah adalah kebenaran yang tidak bisa diterima oleh hati mereka yang sudah lebih keras dari batu. Padahal kehidupan mereka sehari-hari sering diisi dengan membual, mengejek, atau mengolok-olok. Akan tetapi, saat yang dihina atau diejek adalah berhala-berhala yang mereka sembah, hal ini dianggap sebagai masalah serius dan berbahaya bagi mereka.

Berhala-berhala yang orang-orang kafir katakan itu, tidak lebih dari batu-batu atau kayu yang disangga atau berhala-berhala yang berdiri tegak di tengah-tengah padang pasir, yang tak dapat membawa kebaikan maupun menolak musibah. Tetapi mereka tetap menyembahnya tanpa memiliki bukti tentang sifat-sifat ketuhanannya. Batu atau kayu yang mereka sembah tak dapat bergerak dan tak dapat mempertahankan diri bila ada yang menghancurkannya.

Keimanan kepada Rasul dan hari akhir berari ketundukan mereka secara mutlak terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah, tidak ada pilihan lain lagi bagi mereka. Maka hilanglah kekuasaan dan kesombongan yang ada pada diri mereka. Mereka juga tidak punya kesempatan untuk melakukan kemaksiatan dan kezaliman secara bebas. Apa yang mereka lakukan saat itu hanyalah keburukan dan tidak bermoral. Mereka yang kaya dan berkedudukan tinggi suka berfoya-foya, saling memamerkan harta benda dan garis keturunan, juga memperlakukan orang lain seenaknya sendiri demi kenikmatan diri sendiri. Sedangkan orang-orang yang berkedudukan rendah (misalnya budak) sering diperlakukan tidak manusiawi. Mereka hanya terus hidup menderita dan diperas oleh orang yang berkuasa.

Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT untuk menerangkan bahwa kedudukan manusia di mata Allah SWT adalah sama, yang membedakan hanyalah iman dan takwa. Jadi derajat seseorang tidak hanya dapat dipandang dari kekuasaan, kekayaan, atau keturunan saja. Tiap-tiap manusia telah Allah ciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Orang-orang kafir Quraisy selalu mendustakan ajaran Rasulullah. Dalam suatu riwayat, mereka membujuk para penyair agar mengejek Rasulullah. Maka para penyair Muslimin juga membalas serangan mereka tanpa Rasulullah sendiri yang harus menghadapi.

Meskipun kemarahan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah tidak dapat ditahan lagi, mereka tetap kebingungan mencari cara untuk menghentikan dakwah beliau. Nabi Muhammad adalah seseorang yang terkenal dengan akhlak mulia yang belum pernah mereka ketahui seseorang semacam Nabi Muhammad sepanjang sejarah nenek moyang mereka. Karena tak ada jalan lain, akhirnya mereka mencoba membujuk paman Rasulullah, Abu Thalib, untuk menghentikan dakwah Rasulullah. Hal ini karena Nabi Muhammad termasuk memiliki kedudukan mulia dan orang yang pantas membujuk beliau hanyalah anggota keluarga beliau. Namun Abu Thalib menolak permintaan mereka dan Rasulullah tetap dapat meneruskan dakwah beliau dengan gigih sehingga pemeluk agama Islam semakin bertambah banyak.

Menurut riwayat Ibnu Ishaq, tokoh-tokoh pemuka Quraisy menemui Abu Thalib dan berkata, “Wahai Abu Thalib, sesungguhnya keponakanmu telah mencela tuhan-tuhan kita, merendahkan agama kita, merendahkan pemikiran kita dan menyatakan bahwa nenek moyang kita dalam kesesatan. Di sini kami menuntut kamu agar menghentikan dakwahnya itu atau beri kami kesempatan untuk mencegahnya. Kamu juga sama dengan kami, tidak menyetujui perkataannya, mari kita bersama-sama menghalanginya”. Karena Abu Thalib telah bertekad melindungi Nabi Muhammad apapun yang terjadi, maka dia menjawab dengan kata-kata yang halus, sehingga para pemuka Quraisy pulang tanpa membawa hasil.

Persembahan dari



(Benteng Terpadu Raya)

Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts