Wednesday, February 20, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Tahun Duka Cita (‘Aamul Huzni), Wafatnya Abu Thalib dan Khadijah

Abu Thalib, paman Nabi Muhammad yang selalu melindungi beliau, mulai sering mengalami sakit yang semakin parah. Akhirnya dia meninggal pada bulan Rajab tahun 10 kenabian, setelah enam bulan dari peristiwa pembatalan pemboikotan. Saat itu Abu Thalib sudah berusia delapan puluh tahun lebih. Setelah Quraisy mengetahui bahwa dia dalam keadaan sakit yang mungkin akan menjadi akhir hayatnya, mereka khawatir dengan apa yang akan terjadi nanti antara mereka dengan Nabi Muhammad dan para sahabat beliau. Apalagi di pihak muslimin ada Hamzah dan juga Umar yang dikenal berani. Maka orang-orang Quraisy bermaksud menemui Abu Thalib agar mereka dibiarkan dengan agama mereka sendiri dan Nabi Muhammad juga dengan agama beliau pula. Namun Nabi Muhammad juga datang dengan harapan Abu Thalib masuk Islam di akhir hayatnya.

Dalam riwayat yang shahih (Bukhari yang diriwayatkan dari Al-Musayyab), dijelaskan bahwa Rasulullah datang menghampiri Abu Thalib yang sedang sekarat. Begitu pula Abu Jahal yang sudah berada di sisi Abu Thalib.

Rasulullah berkata, “Wahai pamanku, ucapkanlah : Laa Ilaaha Illallah, kalimat yang aku gunakan untuk membelamu di sisi Allah”.

Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?”.

Mereka mengatakannya berulang-ulang, hingga akhirnya Abu Thalib berkata, “Saya tetap berada di dalam agama Abdul Muththalib”.

Maka Rasulullah berkata, “Aku akan memintakan ampunan bagimu, selagi aku tidak dilarang dalam hal itu”.

Maka turunlah firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 113:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن يَسۡتَغۡفِرُواْ لِلۡمُشۡرِكِينَ وَلَوۡ كَانُوٓاْ أُوْلِي قُرۡبَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ  ١١٣

113.  Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.

Juga turun surat Al-Qashash ayat 56:

إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ  ٥٦

56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Begitulah, Abu Thalib tetap dalam kekafiran hingga kematiannya, walaupun selama hidupnya dia selalu membela dan melindungi Rasulullah dalam berbagai keadaan. Dengan perlindungannya, ajaran Islam dapat tersebar dan tak dapat dihentikan oleh kaum musyrikin. Dalam shahih Bukhari, riwayat dari Al-Abbas bin Abdul Muththalib yang berkata kepada Rasulullah, “Apakah engaku tidak bisa menolong pamanmu? Dia selalu melindungimu dan membelamu”. Rasulullah menjawab, “Dia berada di ujung api neraka, kalau bukan karena aku, sudah pasti di lapisan terbawah api neraka”.

Dari Abu Said Al-Khudri, meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah berkata tentang Abu Thalib, sabda beliau adalah, “Semoga syafaatku dapat menolongnya di hari kiamat nanti, dia diletakkan di ujung api neraka sampai membakar kedua tumitnya”.

Hanya berselang dua atau tiga bulan setelah wafatnya Abu Thalib, Rasulullah juga ditinggal oleh orang yang sangat beliau cintai. Ummul Mu’minin, Khadijah Al-Kubro radhiallahuanha, telah wafat pada tahun 10 kenabian pada usia 65 tahun, sedangkan Rasulullah berusia 50 tahun pada saat itu.

Khadijah adalah isteri yang selalu mendampingi Rasulullah di masa-masa terberat awal dakwah beliau. Dialah Khadijah yang selalu memberikan harta dan mengorbankan segalanya untuk membantu dakwah ajaran Islam yang dibawa Rasulullah. Khadijah telah mencurahkan segala rasa cinta dan kesetiaan kepada sang Nabi dengan perasaan yang lemah lembut, hati yang bersih, dan kekuatan iman yang ada pada dirinya. Khadijah selalu menghibur Rasulullah saat beliau dalam kesedihan, menghilangkan rasa takut pada diri beliau. Khadijah selalu percaya dengan kejujuran Rasulullah.

Nabi Muhammad memiliki pandangan tersendiri terhadap Khadijah, “Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur kepadaku, dia membenarkanku saat orang-orang mendustakanku, dia menyerahkan hartanya untukku saat orang-orang mencegah hartanya untukku, dan Allah memberiku keturunan melalui dirinya, sementara yang lainnya tidak mendapatkannya”.

Dua peristiwa duka tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap Rasulullah SAW karena kedua orang tersebut memiliki peran besar dalam kehidupannya, baik sebelum menjadi Nabi maupun sebagai utusan Allah. Sementara itu, tekanan dan gangguan orang-orang kafir semakin berat karena sudah tidak ada Abu Thalib yang selalu melindungi beliau.

Ibnu Ishaq berkata bahwa Hisyam bin Urwah berkata kepadaku dari ayahnya, Urwah bin Az-Zubair yang berkata, “Setelah orang tidak waras dari Quraisy itu menaburkan tanah ke atas kepala Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau masuk ke dalam rumah sementara tanah tersebut masih berada di kepala beliau. Salah seorang putri beliau berdiri untuk membersihkan kepala beliau dari tanah sambil menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya, ‘Jangan menangis anakku, karena sesungguhnya Allah senantiasa melindungi ayahmu.’ Beliau juga berkata, ‘Orang-orang Quraisy tidak pernah berhasil melakukan sesuatu yang tidak aku sukai kepadaku hingga Abu Thalib meninggal dunia”.

Karena itu, tahun ini dalam sejarah kehidupan Rasulullah juga disebut dengan Tahun Duka Cita (‘Aamul Huzni).



Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts