Thursday, February 28, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Pernikahan dengan Saudah dan Aisyah

Nabi Muhammad SAW menikah dengan Ummul Mukminin Saudah binti Zum’ah pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian. Saudah termasuk yang telah lama menganut agama Islam dan ikut hijrah ke Abbisinia/Ethiopia pada gelombang kedua. Awalnya dia adalah isteri dari Sakran bin Amr yang juga telah masuk Islam dan hijrah bersama ke Abbisinia, namun Sakran meninggal di negeri tersebut. Maka setelah Saudah kembali ke Mekkah dan masa idahnya telah berakhir, Nabi Muhammad SAW segera menikahinya. Dengan demikian, Saudah adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah setelah wafatnya Khadijah.

Saudah termasuk wanita yang nasabnya mulia dan cerdas akalnya. Perawakannya tinggi dan besar. Dengan kesegaran candanya, dia menjadi isteri yang menyenangkan Rasulullah SAW, seperti dalam kisah yang diriwayatkan oleh Ibrahim An-Nakha’i bahwasanya Saudah berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, tadi malam aku sholat di belakangmu, ketika ruku’ punggungmu menyentuh hidungku dengan keras, maka aku pegang hidungku karena takut jika keluar darah”, maka tertawalah Rasulullah SAW. Ibrahim berkata, “Saudah biasa membuat Rasulullah SAW tertawa dengan candanya.

Di antara keutamaan Saudah adalah ketaatan dan kesetiannya terhadap Rasulullah. Ketika Haji Wada’, Rasulullah bersabda kepada isteri-isterinya, “Ini adalah saat haji bagi kalian, kemudian setelah ini hendaknya kalian menahan diri di rumah-rumah kalian”. Maka sepeninggal Rasulullah, Saudah selalu di rumahnya dan tidak berangkat haji lagi sampai dia meninggal. (Sunan Abu Dawud 2:140)

Saudah meninggal di akhir kekhalifahan Umar di Madinah pada tahun 54 Hijriah. Sebelum dia meninggal, dia mewasiatkan rumahnya kepada Aisyah.

Rasulullah menikahi Aisyah saat dia baru berusia enam tahun melalui sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Ummul Mukminin pada Aisyah. Pernikahan ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke-11 kenabian. Namun mereka baru membangun rumah tangga di Madinah pada bulan Syawal tahun ke-1 Hijriah saat Aisyah berusia sembilan tahun. Aisyah menceritakan, “Rasulullah SAW menikahiku pasca meninggalnya Khadijah, sedangkan aku msih berusia enam tahun, dan aku dipertemukan dengan beliau saat aku berusia sembilan tahun. Para wanita datang kepadaku padahal aku sedang asyik bermain ayunan dan rambutku terurai panjang. Lalu mereka menghiasiku dan mempertemukan aku dengan Nabi SAW”. Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah ini juga mempererat persahabatan dengan Abu Bakar.

Suatu ketika Amr bin Ash bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yag paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Aisyah binti Abu Bakar lahir empat tahun setelah Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi. Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdi Syams bin Kinanah yang meninggal dunia pada saat Rasulullah masih hidup, yaitu pada tahun ke-6 Hijriah. Rumah tangga mereka berlangsung selama 8 tahun 5 bulan, hingga Rasulullah wafat pada tahun 11 Hijriah. Sedangkan saat itu Aisyah baru berusia 18 tahun.

Aisyah adalah seorang perempuan berparas cantik berkulit putih. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai wanita yang cerdas yang Allah SWT telah mempersiapkannya untuk menjadi pendamping Rasulullah dalam mengemban misi dakwah yang akan menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi Rasulullah. Suatu hari Malaikat Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan, “Ialah calon isterimu kelak, di dunia dan di akhirat”. (HR. At-Tirmidzi)

Selain menjadi seorang pendamping setia yang selalu memberikan motivasi kepada suami tercinta dalam perjuangan mendakwahkan ajaran Islam dan menghadapi musuh, Aisyah juga menjadi seorang penuntut ilmu yang senantiasa belajar dalam madrasah nubuwwah yang mendapat ilmu langsung dari sumbernya. Beliau tercatat termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai bidang ilmu, di antaranya ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadits yang beliau riwayatkan telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari serta 54 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Aisyah wafat di Madinah malam selasa tanggal 17 Ramadhan 57 Hijriah, pada masa pemerintahan Muawiyah, di usia 65 tahun, setelah berwasiat agar disholatkan oleh Abu Hurairah dan dikuburkan di pemakaman Baqi pada malam itu juga.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         https://kisahmuslim.com/1738-kemuliaan-dan-keutamaan-aisyah.html

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts