Sunday, February 3, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Dakwah Secara Terang-terangan: Mendakwahkan Keluarga Terdekat dan Berseru di Bukit Shafa

Rasulullah telah berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun untuk mengajarkan agama Islam, maka Allah SWT memberi wahyu kepada Rasulullah SAW yang berisi perintah untuk berdakwah kepada keluarga atau para kerabat terdekat beliau, perintah ini terdapat dalam firman Allah Surat Asy-Syu’ara ayat 214:

وَأَنذِرۡ عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ  ٢١٤

214.  Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

Berdasarkan perintah dalam ayat tersebut, tindakan awal yang dilakukan Nabi Muhammad adalah mengumpulkan para kerabatnya dari Bani Hasyim. Sekitar empat puluh lima orang Bani Hasyim telah berkumpul memenuhi ajakan Nabi Muhammad. Rasulullah menyampaikan dakwahnya:

“Segala puji hanya milik Allah, aku memuji-Nya, Mohon pertolongan-Nya, beriman dan bertawakkal kepada-Nya. Tiada Tuhan yang disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus untuk kalian secara khusus, dan kepada seluruh umat manusia secara umum. Demi Allah, kalian akan mati sebagaimana kalian tidur, dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian bangun dari tidur, dan perbuatan kalian akan diperhitungkan. Di sana ada surga (dengan kenikmatan) abadi, atau neraka (dengan siksaan) abadi”.

Abu Thalib menanggapi perkataan Rasulullah:

“Tidak ada satu pun yang Allah suka terhadap kami selain menolong kamu, menerima nasihat kamu, memercayai kata-katamu itu, mereka yang berkumpul di sini adalah adalah keluarga kamu, aku hanyalah salah seorang dari mereka namun aku segera menerima apa yang kamu inginkan. Teruskanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu. Demi Allah, aku akan selalu melindungimu dan mencegah orang yang hendak mencelakakanmu. Namun jiwaku masih belum sanggup untuk meninggalkan agama Abdul Muththalib”.

Maka Abu Lahab berkata:

“Sungguh, ini adalah suatu aib. Cegahlah dia sebelum dapat memengaruhi orang lain”.

Abu Thalib berkata:

“Demi Allah, aku akan selalu melindunginya”.

Mendengar perkataan Abu Thalib, Nabi Muhammad tahu bahwa Abu Thalib membela beliau dalam menyampaikan risalah Tuhan, meskipun dia tidak berkenan masuk agama Islam.

Setelah mendapat jaminan perlindungan, pada suatu hari Nabi Muhammad berdiri di bukit Shafa dan berseru:

“Wahai Bani Fihr, Wahai Bani Adi’!”.

Maka berkumpullah mereka di hadapan Nabi Muhammad. Bahkan seseorang yang berhalangan hadir mengirimkan perwakilan untuk mengetahui apa yang terjadi. Abu Lahab dan orang-orang Quraisy juga hadir di situ. Maka Rasulullah bersabda:

“Bagaimana kalau kukatakan pada kalian, bahwa di balik bukit ini ada musuh yaitu pasukan berkuda yang siap menyerang kalian, apakah kalian akan memercayai ucapanku?”.

Orang-orang yang berkumpul menjawab:

“Ya, tentu saja kami percaya, sebab selama ini kami mengenalmu sebagai orang yang paling jujur di antara kami.”

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku akan memberi peringatan kepada kalian sebelum datang azab yang sangat pedih.”

Maka Abu Lahab berkata: “Celaka kau selama-lamanya, apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?”.

Balasan terhadap perbuatan Abu Lahab digambarkan dalam surat Al-Lahab ayat 1-3:

تَبَّتۡ يَدَآ أَبِي لَهَبٖ وَتَبَّ  ١ مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ  ٢ سَيَصۡلَىٰ نَارٗا ذَاتَ لَهَبٖ  ٣

1.  Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
2.  Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3.  Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Kemarahan Abu Lahab dan sikap permusuhan orang-orang Quraisy yang lain tak dapat menghalangi tersebarnya agama Islam terhadap masyarakat Mekkah. Hari demi hari berganti, jumlah orang-orang yang masuk agama Islam semakin bertambah untuk berserah diri kepada Allah. Mereka mulai berusaha untuk tidak terpesona oleh kenikmatan duniawi dan merenungkan diri tentang kebenaran tujuan hidup yang sejati. Nabi Muhammad mengajak orang untuk hidup dalam kasih sayang dan toleransi. Mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya adalah han l yang membahayakan jiwa.

Nabi Muhammad berusaha untuk membebaskan manusia agar tidak terperdaya oleh harta benda dan kesyirikan lainnya. Setiap manusia seharusnya hanya mengabdi kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada Hubal, tak ada Latta, Uzza, Api Majusi, Dewa Matahari, Dewa Bintang, ataupun lainnya yang menjadi penghalang antara manusia dengan Sang Pencipta. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tak ada satupun yang setara dengan Dia. Setiap manusia akan dimintai pertanggung-jawabannya di hadapan Allah tentang perbuatan mereka selama hidup di dunia, baik dan buruk. Setiap jiwa akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatannya. Itulah yang diajarkan oleh Rasulullah, ajaran kebenaran yang sejati. Sedangkan Abu Lahab dan teman-temannya tidak suka dengan hal tersebut. Mereka menghalang-halangi manusia untuk memperoleh kebenaran.

Abu Lahab dan teman-temannya dari orang-orang terpandang suku Quraisy adalah para hartawan yang hanya gemar bersenang-senang. Saat Nabi Muhammad mengajarkan kebenaran, mereka mulai merasakan bahwa kedudukan mereka mulai terancam. Maka mereka selalu berusaha menyerang dan menghalangi Nabi Muhammad.

Persembahan dari 



(Benteng Terpadu Raya)

Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts