Thursday, December 6, 2018

KISAH NABI SULAIMAN AS. DAN RATU BALQIS (1/2) - Kabar dari Burung Hud-Hud tentang Ratu Kerajaan Saba

Suatu hari, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya yang terdiri dari kumpulan manusia, para jin, dan burung-burung untuk berkumpul di hadapannya. Nabi Sulaiman sedang mengadakan apel besar dan memeriksa kehadiran setiap kelompok. Beliau tidak melihat kehadiran burung hud-hud. Padahal semua burung telah hadir kecuali burung hud-hud. Nabi Sulaiman bertanya tentang keberadaan burung hud-hud. Ketidak hadirannya adalah suatu kesalahan yang besar dan tindakan tidak disiplin. Nabi Sulaiman berniat menghukumnya dan bahkan menyembelihnya, kecuali jika dia memberikan alasan yang jelas.

Surat An-Naml ayat 20-21:

وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيۡرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ كَانَ مِنَ ٱلۡغَآئِبِينَ  ٢٠ لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابٗا شَدِيدًا أَوۡ لَأَاْذۡبَحَنَّهُۥٓ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّي بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ  ٢١

20.  Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
21.  Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".

Burung hud-hud adalah burung yang bertugas mencari dan menemukan sumber air bagi pasukan Nabi Sulaiman. Ketika burung hud-hud hinggap di atas tanah yang terdapat sumber air, pasukan bergerak menuju ke tempat tersebut dan mulai menggali tanah hingga keluar air.

Beberapa saat kemudian, burung hud-hud telah tiba di tempat Nabi Sulaiman. Burung itu segera menjelaskan apa yang dialaminya sehingga membuatnya terlambat.  Dia membawa kabar penting yang belum diketahui oleh Nabi Sulaiman sebelumnya. Burung itu mengatakan bahwa dia telah terbang hingga sampai di suatu negeri yang besar bernama kerajaan Saba, sekarang wilayah Yaman. Negeri itu dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Balqis. Ratu itu duduk di atas singgasana yang besar dan mewah. Sayangnya, ratu Balqis dan rakyatnya adalah penyembah matahari. Mereka telah diarahkan oleh setan agar berpikir bahwa matahari adalah sumber kehidupan yang harus disembah. Penduduk Saba' menganggap bahwa tindakan itu adalah suatu kebiasaan yang lazim.

Surat An-Naml ayat 22-26:

فَمَكَثَ غَيۡرَ بَعِيدٖ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ وَجِئۡتُكَ مِن سَبَإِۢ بِنَبَإٖ يَقِينٍ  ٢٢ إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ تَمۡلِكُهُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ  ٢٣ وَجَدتُّهَا وَقَوۡمَهَا يَسۡجُدُونَ لِلشَّمۡسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمۡ لَا يَهۡتَدُونَ  ٢٤ أَلَّاۤ يَسۡجُدُواْۤ لِلَّهِ ٱلَّذِي يُخۡرِجُ ٱلۡخَبۡءَ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَيَعۡلَمُ مَا تُخۡفُونَ وَمَا تُعۡلِنُونَ  ٢٥ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ۩  ٢٦

22.  Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
23.  Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
24.  Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
25.  agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
26.  Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar".

Penduduk Saba' tidak menyadari bahwa segala kenikmatan yang mereka peroleh berasal dari karunia Allah SWT. Sudah seharusnya bahwa manusia hanya menyembah Allah SWT. Dia telah menghendaki agar awan-awan menurunkan hujan di negeri tersebut, sehingga tanaman-tanaman tumbuh subur dan berbagi kebutuhan hidup tercukupi. Tanaman-tanaman telah tumbuh dari tanah subur yang menghasilkan persediaan pangan yang mencukupi kebutuhan manusia. Allah SWT mengetahui apa yang mereka lakukan kapan pun dan di mana pun, segala yang terlihat dari luar maupun tersembunyi di dalam hati.

Nabi Sulaiman telah mendengarkan cerita tersebut dengan seksama, namun beliau atetap ingin meyakinkan apakah yang dikatakan burung hud-hud itu benar. Nabi Sulaiman menulis surat kepada Ratu Saba’. Burung hud-hud tidak menerima hukuman dan meminta izin untuk beristirahat setelah perjalanan panjang. Setelah beristirahat, burung hud-hud kembali menghadap Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman meletakkan surat itu ke dalam amplop yang mewah dan menutupnya. Beliau memerintahkan burung hud-hud untuk mengirim surat itu kepada Ratu Balqis. Lalu burung hud-hud terbang tinggi di langit melakukan sebuah perjalanan yang panjang dari Palestina ke Yaman.

Surat An-Naml ayat 27-28:

۞قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ  ٢٧ ٱذۡهَب بِّكِتَٰبِي هَٰذَا فَأَلۡقِهۡ إِلَيۡهِمۡ ثُمَّ تَوَلَّ عَنۡهُمۡ فَٱنظُرۡ مَاذَا يَرۡجِعُونَ  ٢٨

27.  Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.
28.  Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"

Setelah menempuh jarak yang panjang, burung hud-hud tiba di kerajaan Saba’ dan menjatuhkan surat itu di lingkungan istana. Ratu Balqis telah mengambil surat itu. Ia terkejut melihat surat yang indah itu. Maka Ratu Balqis memanggil para menteri dan petinggi lainnya untuk berkumpul. Para petinggi penasaran tentang apa yang akan diberitahukan oleh Ratu mereka. Setelah semuanya berkumpul, Ratu Balqis memegang surat yang diterimanya dan mengatakan bahwa surat yang mulia itu dikirimkan untuknya dari Raja Sulaiman. Burung hud-hud memperhatikan mereka secara diam-diam. Isi surat tersebut terdapat dalam surat An-Naml ayat 29-31:

قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ  ٢٩ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ  ٣٠ أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ  ٣١

29.  Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
30.  Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
31.  Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

Seisi ruangan memikirkan maksud surat tersebut, Raja Sulaiman secara tidak langsung telah memerintahkan mereka untuk tidak menyembah matahari dan berserah diri kepada Allah SWT. Ratu Balqis meminta nasihat para petinggi dalam urusan tersebut karena dia tidak akan memutuskan sebuah urusan sebelum mereka hadir.

Mereka mengatakan dengan semangat bahwa kerajaan mereka memiliki kekuatan militer yang sangat kuat yang dianggap mampu mempertahankan negeri mereka. Ternyata para pemimpin militer itu ingin dan berani untuk berperang. Namun mereka dan petinggi lainnya tetap menyerahkan keputusan kepada Ratu Balqis. Dia berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Dia ingin mengetahui siapakah Raja Sulaiman itu sebenarnya dan apa yang diinginkannya.

Surat An-Naml ayat 32-33:

قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِي فِيٓ أَمۡرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا حَتَّىٰ تَشۡهَدُونِ  ٣٢ قَالُواْ نَحۡنُ أُوْلُواْ قُوَّةٖ وَأُوْلُواْ بَأۡسٖ شَدِيدٖ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ فَٱنظُرِي مَاذَا تَأۡمُرِينَ  ٣٣

32.  Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
33.  Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

Ratu Balqis siap menjalin hubungan dengan Raja Sulaiman. Dia memutuskan untuk mengirim hadiah-hadiah melalui para utusannya ke Raja Sulaiman. Dia ingin menguji Raja Sulaiman dengan hadiah-hadiah itu. Para utusan juga diperintahkan untuk melihat kerajaan Nabi Sulaiman dan membawa kabar tersebut kepada Ratu Balqis. Para petinggi menyetujui pendapat Ratu tersebut. Maka mulailah para pegawai mereka membawa bermacam-macam hadiah menuju Palestina.

Surat An-Naml ayat 34-35:

قَالَتۡ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ  ٣٤ وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ  ٣٥
34.  Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
35.  Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".

Burung hud-hud segera kembali ke Palestina dan memberitahukan kabar tersebut kepada Nabi Sulaiman bahwa akan datang rombongan dari kerajaan Saba’. Nabi Sulaiman memikirkan rencana untuk menerima tamu-tamunya tersebut agar kerajaan mereka mau beriman kepada Allah SWT.


Referensi:

·    As Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts