Saturday, December 15, 2018

KISAH NABI ZAKARIA AS. - Keluarga Imran dan Lahirnya Maryam yang Diasuh Nabi Zakaria

Imran adalah seorang ulama yang alim di kalangan Bani Israil. Beliau memiliki isteri bernama Hanna, saudara ipar Nabi Zakaria. Imran sudah berusia sangat tua, sedangkan Hanna adalah seorang perempuan yang mandul. Mereka belum memperoleh anak sehingga kehidupan mereka terasa sepi dan membosankan. Mereka mendambakan anak yang dapat memberikan kebahagiaan dalam hidup berumah tangga, pelipur lara, serta memperkuat kehidupan suami-isteri. Saat Hanna melihat seorang ibu menggendong bayinya atau saat burung memberi makan anaknya, dia merasa ingin memiliki anak dan membayangkan dapat mengasuh serta merawat anak seperti mereka.

Waktu terus berjalan, usia pasangan tersebut semakin bertambah. Meski sudah tua, keinginan memiliki anak tak kunjung menjadi kenyataan. Berbagai cara telah dilakukan dan berbagai nasihat orang lain juga telah dicoba, namun tidak berhasil. Akhirnya mereka menyadari bahwa hanya Allah SWT saja yang berkuasa mengabulkan keinginan mereka dan sanggup menghadirkan seorang anak meski sudah tua dan beruban. Maka mereka selalu berdoa baik siang maupun malam dengan sungguh-sungguh dan penuh kerendahan hati.

Harapan mereka telah menjadi kenyataan atas karunia Allah SWT. Allah SWT menumbuhkan janin di dalam rahim Hanna dan sesuai takdir Allah SWT bahwa keturunan mereka akan melahirkan seorang Nabi besar. Mereka bersyukur kepada Allah SWT dan berusaha akan menjaga janin mereka dengan baik dan benar. Mereka berjanji akan menyerahkan anaknya untuk menjadi pelayan di Baitul Maqdis yang akan menjaga dan memelihara rumah suci tersebut. Mereka juga tidak akan  mengambil manfaat atau keuntungan dari anaknya untuk kepentingan pribadi.

Surat Ali Imran ayat 35:

إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرٗا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ  ٣٥

35.  (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Hanna mulai merasakan tanda-tanda kehamilan yaitu adanya gerakan janin di dalam rahimnya yang terus tumbuh. Imran dan Hanna merasa bahagia karena tidak lama lagi mereka akan memiliki seorang anak yang membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih indah. Saat mereka duduk berdua, mereka terus membicarakan tentang kehamilan dan bayi yang akan lahir.

Akan tetapi, Imran yang sangat dicintai dan disayangi oleh isterinya dan diharapkan akan menerima anak pertamanya serta mendampinginya di saat melahirkan, ternyata sudah ditakdirkan bahwa dia meninggal sebelum kelahiran anaknya. Hanna ditinggalkan dalam kondisi hamil tua, padahal di saat itulah kehadiran suami sangat diharapkan. Hanna merasa sedih dan semakin letih karena perutnya yang semakin berat pada masa menjelang kelahiran.

Kemudian Hanna melahirkan seorang bayi yang dalam keadaan sehat dan selamat. Bayinya telah hadir di dunia dan menghirup udara segar. Hanna sedikit kecewa saat mengetahui bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan padahal dia mengharapkan seorang anak laki-laki yang dapat menjadi pelayan di Baitul Maqdis. Dengan suara sedih dia menatap langit dan mengatakan bahwa dia telah melahirkan anak perempuan yang dinamai Maryam, padahal dia telah bernazar untuk menyerahkannya ke Baitul Maqdis. Maka Allah SWT menjawab bahwa anak perempuannya akan menjadi seorang wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang penting di Baitul Maqdis.

Surat Ali Imran ayat 36-37:

فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ وَإِنِّي سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَإِنِّيٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ  ٣٦ فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ....  ٣٧

36.  Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
37.  Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya....

Saat Maryam diserahkan kepada pengurus Baitul Maqdis, para rahib saling berebut ingin ditunjuk sebagai pengasuh yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan merawat Maryam yang merupakan anak Imran, laki-laki yang baik, dan anak Hanna, wanita yang sholihah. Maka dilakukanlah undian untuk menentukan siapa yang menjadi pengasuhnya. Orang yang terpilih adalah Zakaria yang sesuai janji Allah SWT kepada Hanna. Zakaria merasa bahagia karena beliau dapat mengasuh anak saudaranya sendiri. Beliau segera menjaga Maryam dengan menjauhkannya dari keramaian sekitar dan dari orang-orang yang ingin menjenguknya. Maryam ditempatkan di sebuah kamar yang aman di lingkungan Baitul Maqdis.

Baca Juga, Penting untuk Diketahui saat Ada Ancaman Virus: Hebatnya Empon-Empon, dari Bumbu Dapur hingga Penambah Daya Tahan Tubuh




Referensi:
·     As Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·       mafiadoc.com_25-kisah-para-nabi_5a17d36a1723ddce5c8a2001 (PDF)



No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts