Friday, December 28, 2018

KISAH NABI ISA AS. - Al Hawariyyin, Para Penolong Nabi Isa dan Kisah Al Maidah (Hidangan)

Nabi Isa adalah salah satu rasul ulul azmi yang tidak kenal lelah dalam berdakwah kepada Bani Israil (khususnya Yahudi) agar kembali kepada jalan yang diridhai Allah SWT. Namun kaum Yahudi tetap tidak memercayai Nabi Isa dan justru terus-menerus menentangnya. Pada dasarnya mereka tetap durhaka kepada Allah SWT dan selalu hidup materialistis. Mereka terus berbuat kejahatan kepada Nabi Isa dengan menyebarkan fitnah bahwa Nabi Isa adalah orang yang tidak beriman. Bahkan kaum munafik Yahudi bersekongkol untuk mencelakakan Nabi Isa.

Surat Ali Imran ayat 50-51:

وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ وَجِئۡتُكُم بِ‍َٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ  ٥٠ إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ  ٥١

50.  Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
51.  Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".

Nabi Isa pun heran terhadap perbuatan mereka. Lalu Nabi Isa mengatakan bahwa siapakah yang dapat menolongnya untuk menegakkan agama Allah. Maka Hawariyyin menjawab bahwa merekalah yang akan melakukannya.

Surat Ali Imran ayat 52-53:

۞فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡهُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ  ٥٢ رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ فَٱكۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ  ٥٣

52.  Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
53.  Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".

Al Hawariyyin adalah para sahabat-sahabat setia Nabi Isa yang turut membantu beliau dalam mengajarkan ajaran Nabi Isa. Mereka telah mengakui kebenaran ajaran Nabi Isa dan menyatakan berserah diri kepada Allah SWT. Berserah diri bukanlah hanya sekadar beriman saja, namun juga patuh dan mencurahkan pemikirannya secara ikhlas hanya untuk Allah SWT.

Surat Al Maidah ayat 111:

وَإِذۡ أَوۡحَيۡتُ إِلَى ٱلۡحَوَارِيِّ‍ۧنَ أَنۡ ءَامِنُواْ بِي وَبِرَسُولِي قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّنَا مُسۡلِمُونَ  ١١١

111.  Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

Allah SWT telah memberikan ilham kepada Al Hawariyyin demi kebaikan dan kebahagiaan mereka. Dengan begitu, Al Hawariyyin dapat berusaha sesuai keinginan mulia mereka dari lubuk hati yang terdalam yang penuh kebaikan.

Nabi Isa pernah memperlihatkan mukjizat kepada Al Hawariyyin sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.

Surat Al Maidah ayat 112-115:

إِذۡ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ يَٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ هَلۡ يَسۡتَطِيعُ رَبُّكَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيۡنَا مَآئِدَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِۖ قَالَ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ  ١١٢ قَالُواْ نُرِيدُ أَن نَّأۡكُلَ مِنۡهَا وَتَطۡمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعۡلَمَ أَن قَدۡ صَدَقۡتَنَا وَنَكُونَ عَلَيۡهَا مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَ  ١١٣ قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلۡ عَلَيۡنَا مَآئِدَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدٗا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةٗ مِّنكَۖ وَٱرۡزُقۡنَا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ  ١١٤ قَالَ ٱللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيۡكُمۡۖ فَمَن يَكۡفُرۡ بَعۡدُ مِنكُمۡ فَإِنِّيٓ أُعَذِّبُهُۥ عَذَابٗا لَّآ أُعَذِّبُهُۥٓ أَحَدٗا مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ  ١١٥

112.  (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?". Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".
113.  Mereka berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu".
114.  Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama".
115.  Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia".

Berdasarkan buku Kisah Para Nabi dan Rasul karya Ibnu Katsir, inti dari kisah tersebut adalah bahwa Nabi Isa memerintahkan Al Hawariyyin untuk berpuasa selama tiga puluh hari. Setelah selesai berpuasa, Al Hawariyyin meminta kepada Nabi Isa untuk berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hidangan dari langit untuk mereka makan dan untuk menenteramkan hati mereka karena Allah SWT telah menerima puasa mereka. Nabi Isa menuruti permintaan mereka. Hidangan tersebut adalah sebagai bentuk hari raya bagi mereka. Di hari itulah mereka berbuka.

Awalnya Nabi Isa menasihati mereka dan beliau khawatir jika mereka tidak bersyukur dan tidak mampu melakukan syarat-syaratnya. Namun Al Hawariyyin tetap bersikeras agar Nabi Isa mau memohonkannya kepada Allah SWT. Dengan merendahkan diri, Nabi Isa berdoa dan memohon agar doa mereka dikabulkan. Maka Allah SWT menurunkan hidangan dari langit. Ada yang mengatakan bahwa hidangan tersebut adalah tujuh ikan laut tujuh roti, ada yang mengatakan cuka, dan ada yang mengatakan delima dan buah-buahan lain.

Lalu Nabi Isa memerintahkan mereka untuk memakannya. Mereka berkata, “Kami tidak akan makan sebelum kamu makan.” Nabi Isa berkata, “Kalianlah yang meminta hidangan tersebut.” Mereka tetap tidak mau makan terlebih dahulu. Maka Nabi Isa memerintahkan orang-orang fakir miskin dan yang memiliki penyakit menahun untuk memakannya. Jumlah mereka sekitar 1.300 orang. Mereka yang berpenyakit pun menjadi sembuh. Dikatakan bahwa hidangan tersebut turun sekali dalam sehari dan mengenyangkan semua orang, dan konon bahkan mencapai 6.000 orang. Kemudian hidangan tersebut sehari turun sehari tidak. Hanya orang-orang fakir miskin saja yang boleh memakannya, orang kaya tak boleh memakannya. Hal ini menjadi berat bagi orang-orang munafik. Konon, orang-orang munafik berubah menjadi babi. Wallahu a’lam.

Abdur Razzaq berkata: Muammar telah mengabarkan kepada kami, dari seseorang dari Ikrimah, ia berkata: Isa berkata: “Janganlah kalian lempar permata kepada babi. Sebab babi tidak dapat memanfaatkan permata tersebut sama sekali. Janganlah kalian berikan hikmah kepada orang yang tidak menghendakinya. Sebab, hikmah adalah lebih baik dari permata. Sedangkan orang yang tidak mau kebaikan lebih buruk daripada babi.”

Wahb dan lainnya menyebutkan bahwa Nabi Isa berkata kepada para sahabatnya: “Kalian laksana garamnya bumi. Sekiranya kalian rusak maka tidak ada obat bagi kalian. Dalam diri kalian terdapat dua bentuk kebodohan: Tertawa tanpa ada rasa ketakjuban dan tidur pagi bukan karena begadang bukan karena beribadah.”

Terdapat sebuah ungkapan dari Nabi Isa yaitu “kalian laksana garam bumi”. Garam adalah sesuatu yang memberikan rasa yang lebih baik pada makanan. Tanpa garam, makanan terasa hambar dan kurang disukai orang-orang. Mereka adalah orang-orang beriman. Tanpa mukminin, maka kehidupan ini terasa tidak bermakna. Tanpa adanya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan suka berbuat kebaikan maka kehidupan akan menjadi sangat hampa dan tak berarti. Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi agar hanya beribadah kepada-Nya dan berbuat kebaikan di bumi ini. Jika para manusia terus melakukan kejahatan dan keburukan tanpa pernah ada rasa kasih sayang, maka kehidupan mereka akan sia-sia seperti sayur tanpa garam



. Referensi:
·     As Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·     Katsir, Ibnu dan Hudzaifah, Lc., Abu (Penerjemah). 2007. Kisah Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka as-Sunnah.
·       mafiadoc.com_25-kisah-para-nabi_5a17d36a1723ddce5c8a2001 (PDF)


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts