Thursday, December 20, 2018

KISAH NABI YAHYA AS. - Penyebab Wafatnya Nabi Yahya

Terdapat beberapa versi mengenai penyebab wafatnya Nabi Yahya. Pada dasarnya, semua versi hampir memiliki inti yang sama. Yang paling terkenal adalah bahwa ada salah satu raja pada zaman Nabi Yahya yang hendak menikahi wanita yang dilarang dinikahinya. Maka Nabi Yahya melarang sang raja agar tidak melakukan perbuatan tersebut. Keinginan sang raja dilarang dalam syariat kitab suci. Calon isteri sang raja merasa tidak senang terhadap Nabi Yahya. Sang raja benar-benar mencintai calon isterinya tersebut, sehingga dia berjanji akan memberikan sesuatu yang diinginkan calon isteri. Maka wanita tersebut meminta darah Nabi Yahya. Maka raja memerintahkan orang-orang untuk membunuh Nabi Yahya. Sesuatu yang buruk terjadi. Mereka membawa kepala dan darah beliau dalam sebuah bejana. Konon, sang calon isteri langsung binasa.

Ada pendapat lain, yaitu calon isteri raja menyukai Nabi Yahya, namun Yahya menolaknya. Wanita itu merasa kecewa, maka ia berencana untuk membujuk raja agar dapat membunuh Nabi Yahya. Sebenarnya sang raja menolak permintaan tersebut. Namun karena desakan sang calon isteri, sang raja akhirnya mau menuruti permintaan tersebut. Raja tersebut memerintahkan bawahannya untuk membunuh Nabi Yahya dan membawa kepala beserta darah beliau di dalam sebuah bejana.

Menurut berbagai versi, raja tersebut bernama Hirodus yang merupakan raja Romawi yang juga menguasai Palestina dan Suriah. Dikatakan bahwa dia adalah raja yang hidup dalam kemewahan dan suka bermabuk-mabukan. Konon, dia menuruti permintaan wanita yang dicintainya itu setelah minum minuman keras dalam suatu pesta. Sedangkan wanita yang hendak dinikahi adalah anak tirinya sendiri, yaitu anak isterinya dari pernikahan sebelumnya. Ada juga pendapat bahwa wanita tersebut adalah isteri saudaranya Hirodus.

Ada dua pendapat besar di antara para ulama mengenai tempat terbunuhnya Nabi Yahya, yaitu di Masjidil Aqsha atau tempat lainnya.

Baca Juga, Penting untuk Diketahui saat Ada Ancaman Virus: Hebatnya Empon-Empon, dari Bumbu Dapur hingga Penambah Daya Tahan Tubuh

Berikut ini adalah beberapa pendapat para ulama:

Ats-Tsauriy berkata dari Al A'masy dari Syamr bin ‘Athiyah, ia berkata, “Ada tujuh puluh Nabi yang dibunuh di ash Shakhr (batu karang) yang berada di dalam Baitul Maqdis, diantaranya Yahya bin Zakaria.”

Abu “Ubaid Al Qasim bin Salaam berkata, “Abdullah bin Shalih telah menceritakan kepada kami, dari Al Laits dari Yahya bin Sa’id dari Sa’id bin Al Musayyab, ia berkata, “Bukhtanashr datang ke Damaskus dan mendapati darah Yahya bin Zakaria sedang mendidihkan. Ia bertanya tentangnya, maka mereka memberitahukannya. Lalu Bukhtanashr membunuh 70.000 orang sebagai gantinya”.”. Riwayat ini sanadnya shahih hingga Sa’id bin Al Musayyab. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Yahya wafat di kota Damaskus, sedangkan kisah Bukhtanashr terdapat setelah masa Al Masih, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Al Bashri. Wallahu a’lam.

Al Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Al Walid Bani Israil Muslim, dari Zaid bin Al Waqid, ia berkata, “Aku pernah melihat kepala Yahya bin Zakaria ketika orang-orang hendak membangun masjid Damaskus. Kepala tersebut dikeluarkan dari salah satu sudut kiblat yang berdampingan dengan mihrab yang mengarah ke timur. Kulit dan rambutnya masih seperti sedia kala dan tidak berubah”. Dalam sebuah riwayat dikatakan: Seolah-olah ia baru saja dibunuh. Disebutkan berkaitan dengan pembangunan masjid Damaskus bahwa kepala Nabi Yahya berada di bawah salah satu tiang masjid yang dikenal sebagai tiang as Sakasakah. Wallahu a’lam.

Yang jelas, dari berbagai kisah disebutkan bahwa Nabi Yahya mati syahid karena membela kebenaran ajaran agama. Beliau berani menentang kezaliman meskipun musuhnya adalah orang yang berkuasa. Ibnu Wahb berkata: “Ibnu Luhai’ah telah menceritakan kepadaku, dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab, ia berkata: “Pada suatu, Rasulullah SAW pernah keluat bersama para sahabat beliau sedangkan mereka saling membincangkan keutamaan para Nabi. Ada yang berkata, “Musa adalah Kaliimullah (orang yang diajak berbicara langsung dengan Allah SWT).” Ada yang berkata, “Isa adalah Ruhullah wakalimatuhu (roh tiupan dari Allah SWT dan diciptakan dengan kalimat-Nya).” Ada yang berkata: “Ibrahim adalah Khalilullah (kekasih Allah SWT).” Tatkala mereka memperbincangkan masalah tersebut, maka beliau (Rasulullah SAW) bersabda, “Di manakah asy Syahid bin asy Syahid (Yahya bin Zakaria), yang senantiasa memakai pakaian dari wool, makan dari pepohonan dan sangat takut terhadap dosa?”

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id Al Anshariy dari Sa’id bin Al Musayyab, Ibnu Al-‘Ash telah menceritakan kepadaku, bahwa ia pernah mendengar dari Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak Adam akan datang pada hari Kiamat dengan membawa dosa, kecuali Yahya bin Zakaria.”

Surat Al-An’am ayat 85:

وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلۡيَاسَۖ كُلّٞ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ  ٨٥

85.  dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.


Referensi:
·     Katsir, Ibnu dan Hudzaifah, Lc., Abu (Penerjemah). 2007. Kisah Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka as-Sunnah.



No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts