Iblis telah bersumpah
untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Ia berusaha agar Nabi Adam terusir
dari surga. Pada suatu saat iblis berhasil masuk surga. Pada saat itu Nabi Adam
dan Hawa merasa haus dan lapar. Iblis menghampiri dan berkata, "Hai Nabi
Adam, engkau dan isterimu terlihat sedang lapar dan haus. Makanlah buah
dihadapanmu itu. Lihat, warnanya sangat indah dan segar, wanginya begitu harum,
dan tentu rasanya lezat sekali."
Nabi Adam memang tahu,
buah dihadapannya memang tampak berbeda dengan buah yang lain. Tapi buah itu
adalah buah terlarang. Adam pun tidak mau memetiknya. Iblis juga membujuk Hawa
tapi Hawa juga tidak mau memakan buah itu.
Iblis kecewa dan sakit
hati. Tapi ia tak putus asa. Pada suatu saat ia menghampiri Nabi Adam lagi. Dia
berkata, "Mengapa Tuhan melarangmu memakan buah ini? Supaya kalian tidak
menjadi malaikat. Sebab jika kalian memakannya, kalian akan menjadi penghuni
kekal di surga. Percayalah, aku adalah teman yang memberi nasihat baik."
Pendirian Nabi Adam
tetap tak tergoyahkan. Nabi Adam tidak mau menuruti kata-kata iblis untuk
memakan buah terlarang itu.
Pada kesempatan lain,
iblis mendekati Adam dan Hawa lagi. Iblis memilih waktu yang tepat. Nabi Adam
dan Hawa baru saja berjalan-jalan di surga. Mereka pun kelelahan. Pada saat itu
iblis berkata, "Hai, Nabi Adam. Ketahuilah bahwa sebenarnya hanya para
malaikat saja yang boleh memakan buah tersebut. Sebab dengan memakan buah itu
para malaikat bisa hidup kekal tanpa mengalami kematian."
Nabi Adam dan Hawa
mulai mendengar ucapan iblis.
"Kami telah
mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan," sambung iblis.
"Bahwa kalian takkan hidup lama. Beberapa waktu lagi kalian akan
dimatikan. Jika kalian ingin hidup kekal, maka makanlah buah itu. Buah itu
rasanya lezat sekali tiada duanya. Bodoh sekali jika kalian tidak menuruti
perkataanku ini."
Iblis meneruskan
bujukannya, "Aku bersumpah di hadapan kalian, Demi Allah, aku hanya menasihati
kalian, karena aku merasa kasihan kepada kalian. Larangan Tuhan itu tidak lain
hanyalah supaya kalian tidak bisa hidup kekal di surga ini."
Hawa pun terkena
bujukan iblis dan berkata kepada Nabi Adam. "Rupanya ucapan iblis itu
benar. Dia telah bersumpah dengan nama Allah."
Saat itu Adam dan Hawa
memang merasa lelah, lapar, dan haus. Hawa yang lemah hatinya menghampiri pohon
buah Khuldi dan memetik buahnya. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasa buah
tersebut memang amat lezat sehingga keduanya lupa dengan larangan Allah SWT.
Allah SWT mencela
perbuatan mereka dan berfirman: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
mendekati pohon itu, dan Aku katakan kepadanya; Sesungguhnya syetan itu adalah
musuhmu yang nyata."
Nabi Adam dan Hawa
menyesali perbuatan mereka. Terlebih aurat mereka terbuka setelah memakan buah
itu. Mereka berlarian kesana kemari sambil menutupi aurat mereka dengan
dedaunan surga. Mereka merasa malu dan takut mendengar firman Allah SWT. Pada
akhirnya Nabi Adam dan Hawa sadar bahwa mereka tak dapat menyembunyikan diri
dari Allah SWT Yang Maha Tahu.
Kisah ini berdasarkan
Surat Al-A'raaf ayat 20-22:
فَوَسۡوَسَ
لَهُمَا ٱلشَّيۡطَٰنُ لِيُبۡدِيَ لَهُمَا مَا وُۥرِيَ عَنۡهُمَا مِن
سَوۡءَٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ
إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَٰلِدِينَ ٢٠ وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّٰصِحِينَ ٢١ فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٖۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ
بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۖ
وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمۡ أَنۡهَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل
لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمَا عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٢
20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada
keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu
auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati
pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak
menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".
21. Dan dia
(syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",
22. maka syaitan
membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu
itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi kamu berdua."
Juga dikisahkan dalam
Surat Thaahaa ayat 120-121:
فَوَسۡوَسَ
إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ
وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ ١٢٠ فَأَكَلَا
مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن
وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ١٢١
120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat
kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu
pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
121. Maka
keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di)
surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.
Dengan tertunduk malu,
menyesal atas dosa yang telah mereka lakukan, mereka berdoa kepada Allah SWT
agar kesalahan mereka diampuni. Berikut doa Nabi Adam dan Hawa yang terdapat
dalam Surat Al-A'raaf ayat 23:
قَالَا
رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٢٣
23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami
telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan
memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang
merugi.
No comments:
Post a Comment