Kaum Ad adalah salah
satu kaum tertua setelah kaum Nabi Nuh. Mereka adalah kaum yang berperawakan
besar dan kuat. Mereka tinggal di daerah rerumputan hijau. Kaum Ad dikaruniai
tanah yang subur yang lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Hujan turun pada
tiap musimnya. Air memancar dari segala penjuru yang mengalir dan mengairi
lahan pertanian dan perkebunan mereka. Karena itu, tanah-tanah mereka penuh
dengan pohon-pohon kurma, anggur, dan tanaman lainnya. Mereka juga memiliki
kebun-kebun yang sangat luas.
Kaum Ad memiliki
hewan-hewan ternak yang mampu membuat hidup mereka semakin maju. Berkat karunia
Allah SWT, kaum Ad dapat hidup makmur, bahkan mereka mampu membuat
bangunan-bangunan yang megah dan indah. Masyarakat rersebut pada masanya memang
sangat memerhatikan pembangunan rumah-rumah. Mereka ahli dalam membangun istana
dan bangunan besar lainnya. Mereka mampu berkembang dengan pesat dan menjadi
suku terbesar dan terkuat di antara suku lainnya. Peradaban kaum Ad telah
dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Surat Asy-Syu'ara ayat 128-129:
أَتَبۡنُونَ
بِكُلِّ رِيعٍ ءَايَةٗ تَعۡبَثُونَ ١٢٨
وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمۡ تَخۡلُدُونَ ١٢٩
128. Apakah kamu (kaum Ad) mendirikan pada
tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main,
129. dan kamu
(kaum Ad) membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?
Surat Asy-Syu’ara ayat
133-134:
أَمَدَّكُم
بِأَنۡعَٰمٖ وَبَنِينَ ١٣٣ وَجَنَّٰتٖ
وَعُيُونٍ ١٣٤
133. Dia telah menganugerahkan kepadamu
binatang-binatang ternak, dan anak-anak,
134. dan
kebun-kebun dan mata air,
Surat Al-Fajr ayat 6-8:
أَلَمۡ
تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ ٦
إِرَمَ ذَاتِ ٱلۡعِمَادِ ٧ ٱلَّتِي لَمۡ
يُخۡلَقۡ مِثۡلُهَا فِي ٱلۡبِلَٰدِ ٨
6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana
Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?
7. (yaitu)
penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. yang belum
pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,
Manusia memang
cenderung menjadi lalai. Kaum Ad yang telah mencapai kemakmuran dan kemewahan
menjadi lupa diri dan selalu menuruti hawa nafsunya yang tak kenal puas. Allah
SWT telah memberi nikmat yang banyak kepada kaum Ad, tetapi kaum Ad sendiri
tidak pernah merasa bersyukur dan menyembah Allah SWT, mereka justru menyembah
berhala buatan sendiri. Berhala itu bernama Shamud, Shada, dan Hira. Kaum Ad
merasa bahwa berhala yang tak bisa apa-apa buatan mereka itulah yang mampu memberi
perlindungan, pertolongan, kebahagiaan, serta menolak bala dan kejahatan. Mereka
membangun kuil-kuil dan meletakkan berhala-berhala di dalam sana. Menurut
mereka setiap berhala memiliki kemampuan atau bidang masing-masing. Apabila
ditimpa musibah, mereka datang kepada berhala-berhala itu. Padahal itu salah
besar. Berhala-berhala tersebut dibuat dengan tangan mereka sendiri dan mereka
sembah juga. Ini sudah tidak masuk akal bahwa manusia membuat “sesembahan”.
Namun, peringatan-peringatan yang sampai kepada mereka juga tidak dipedulikan.
Bangsa Ad adalah bangsa
paling durhaka pada zaman itu. Mereka hidup di negeri Ahqaf yang terletak di
utara Hadramaut, di antara Yaman dan Oman. Di situlah mereka tinggal di bukit-bukit
pasir dengan lembahnya yang bernama Mughits. Jika memerhatikan peta satelit
semenanjung Arab dengan teliti, dapat ditemukan daerah gurun yang luas di
sebelah timut. Itu adalah daerah Ar Rub Al Khali yang sekarang merupakan daerah
kosong yang tak ada tanaman atau air. Namun, hal itu memang berbeda dengan
ribuan tahun lalu. Inilah tempat tinggal kaum Ad pada zaman dahulu yang
merupakan daerah subur dan hijau. Sudah ada para arkeolog yang menemukan
puing-puing kota yang terkubur pasir. Hebatnya, Al Quran dapat menjelaskan
tentang peradaban mereka.
Pada masa itu, kaum Ad
telah membangun kota yang besar yang bernama Iram. Sebuah kota yang penuh
istana-istana dan taman-taman. Shaddad, seorang penyembah berhala,
memerintahkan untuk membangun kota tersebut, kota sebagai taman.
Kaum Ad suka melakukan
kejahatan dan kemaksiatan pada masa itu. Mereka menyombongkan diri karena
kekuatan yan telah Allah berikan kepada mereka. Ajaran Nabi Idris dan Nabi Nuh
sudah tidak dijalankan lagi. Kesombongan kaum Ad dijelaskan dalam Surat
Fussilat ayat 15:
فَأَمَّا
عَادٞ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَقَالُواْ مَنۡ أَشَدُّ
مِنَّا قُوَّةًۖ أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِي ٱلَّذِي خَلَقَهُمۡ
هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُمۡ قُوَّةٗۖ وَكَانُواْ بَِٔايَٰتِنَا يَجۡحَدُونَ ١٥
15. Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan
diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang
lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah mereka itu tidak
memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar
kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda
(kekuatan) Kami.
Mereka selalu berpikir
bahwa dewa-dewa merekalah yang telah memberikan kenikmatan, seperti tanah yang
subur dan hewan ternak yang banyak. Selain itu, mereka menindas orang-orang tak
berdosa yang lemah dan menghukum orang-orang yang tidak mengikuti keyakinan dan
kebiasaan mereka. Mereka bertubuh besar namun memiliki hati sekeras batu.
Oleh karena itu, Allah
SWT mengutus salah seorang di antara kaum Ad yaitu Nabi Hud untuk menegakkan
kembali ajaran agama yang benar. Beliau adalah orang yang sholeh. Beliau
memiliki hati yang baik dan mencintai kebaikan. Inilah modal beliau sebagai
Rasul yang dipilih Allah. Beliau mengajak orang-orang agar hanya menyembah
Allah SWT dan mencegah kaumnya untuk menyembah berhala-berhala. Beliau
mengatakan bahwa berhala-berhala hanyalah batu tak berguna.
Nabi Hud adalah seorang
pemberani yang tak gentar melawan kebatilan. Beliau tidak takut pada para
penyembah berhala yang berkuasa. Boleh saja kaum Ad memiliki tubuh raksasa,
namun Nabi Hud memiliki tekad dan keimanan yang jauh lebih kuat dari kebatilan
apapun. Beliau hanya menyerahkan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang telah
memberi menciptakan seluruh makhluk-Nya, hidup, kehidupan, dan rezeki. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Orang-orang baik mengimani apa yang
dibawa Nabi Hud, namun mereka hanya sedikit saja.
Kesombongan dan
kekuatan kaum Ad membuat mereka tidak memerhatikan apa yang dikatakan Nabi Hud
dan selalu mengejeknya dengan kata-kata yang tidak pantas. Namun sudah menjadi
tugas Nabi Hud untuk menyeru kepada kaum Ad agar beriman kepada Allah SWT,
untuk menasihati mereka, untuk mengingatkan mereka bahwa kemajuan bangsa mereka
adalah nikmat dari Allah SWT. Pemikiran kaum Ad tentang adanya dewa-dewa
hanyalah khayalan mereka sendiri yang tidak diajarkan oleh Allah kepada mereka.
Dan Nabi Hud terus berusaha agar kaum Ad tidak hidup dalam kekafiran. Maka
berdasarkan keimanan, kaum Ad terbagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah yang
beriman kepada Allah dan hari akhir. Kedua adalah yang tidak beriman terhadap
apa yang dikatakan Nabi Hud. Nabi Hud tidak memiliki harapan untuk memperbaiki
mereka, karena mereka bersikeras untuk hidup dalam kesesatan.
Surat Al-A'raaf ayat 69:
أَوَعَجِبۡتُمۡ
أَن جَآءَكُمۡ ذِكۡرٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنكُمۡ لِيُنذِرَكُمۡۚ وَٱذۡكُرُوٓاْ
إِذۡ جَعَلَكُمۡ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعۡدِ قَوۡمِ نُوحٖ وَزَادَكُمۡ فِي ٱلۡخَلۡقِ
بَصۜۡطَةٗۖ فَٱذۡكُرُوٓاْ ءَالَآءَ ٱللَّهِ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٦٩
69. Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa
datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di
antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di
waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu
(daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
Mereka yang durhakan
musnah karena azab Allah yang diawali masa kemarau panjang dan dihancurkan
dengan angin yang sangat kencang. Maka hilanglah peradaban mereka.
Persembahan dari
(Benteng Terpadu Raya)
Referensi:
·
As
Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·
Katsir,
Ibnu dan Hudzaifah, Lc., Abu (Penerjemah). 2007. Kisah Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka as-Sunnah.
·
AR.,
MB. Rahimsyah. Sejarah Islam Kisah 25
Nabi dan Rasul. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Hud
·
https://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.
No comments:
Post a Comment