Nabi Nuh adalah Nabi
ketiga dalam Islam (urutan 25 Nabi) sesudah Nabi Adam dan Nabi Idris. Nabi Nuh
adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Nama Nabi Nuh disebutkan sebanyak
43 kali dalam Al-Qur’an.
Nabi Nuh diangkat
menjadi nabi pada masa kekosongan di antara dua rasul. Pada masa kekosongan ini
kebanyakan manusia perlahan-lahan mulai melupakan ajaran agama Allah SWT dan
melakukan kesyirikan, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan hal
maksiat karena terpengaruh bujukan iblis. Nabi Nuh diutus ke tengah-tengah
masyarakat yang menyembah berhala, yaitu patung-patung yang mereka buat
sendiri. Menurut mereka berhala itu memiliki kekuatan gaib di atas manusia.
Nama-nama berhala itu bermacam-macam, seperti Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq, dan
Nasr. Sebenarnya itu adalah nama orang-orang shalih. Diterangkan dalam Surat
Nuh ayat 23:
وَقَالُواْ
لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدّٗا وَلَا سُوَاعٗا وَلَا يَغُوثَ
وَيَعُوقَ وَنَسۡرٗا ٢٣
23. Dan mereka berkata:
"Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan
jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula
suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".
Orang-orang pada waktu
itu telah membentuk komunitas dan awalnya mereka menjalani hidup secara
sederhana. Mereka bertani dan berburu hewan-hewan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Seiring berjalannya waktu, yang kuat menggunakan kekuatan mereka sehingga
mereka menindas saudara mereka yang lemah. Yang lemah takut kepada yang kuat
dan mereka harus menjalani kehidupan dalam kehinaan dan penindasan. Nabi Nuh
melihat bentuk kehidupan tersebut yang terjadi di lingkungannya.
Nabi Nuh melihat bahwa
kaumnya telah menjalani kehidupan yang penuh kejahatan dan menyimpang dari
kebenaran. Yang kuat selalu menyiksa kaum lemah. Mereka lupa untuk beribadah
kepada Allah SWT. Mereka menyembah berhala-berhala yang mereka pikir dapat
melimpahkan berkah kepada mereka atau melindungi mereka dari bencana dan
kejahatan. Tentu hal ini membuat Nabi Nuh merasa sedih melihat kaumnya hidup
dalam kesesatan. Beliau pun berdoa kepada Allah SWT agar menyelamatkan kaumnya
dari kebodohan.
Nabi Nuh mengajak
kaumnya untuk memikirkan betapa hebatnya alam semesta ciptaan Allah SWT. Langit
yang terdapat bulan, bintang, dan matahari. Segala kekayaan alam bumi baik di
atas maupun di bawahnya, yaitu hewan, tumbuhan, dan air yang mengalir.
Pergantian siang dan malam. Semua itu adalah bukti-bukti kekuasaan, kebesaran,
dan keesaan Allah SWT. Beliau mengingatkan bahwa berhala-berhala yang mereka
sembah tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Beliau mengajak umatnya agar hanya
menyembah Allah SWT. Nabi Nuh juga memberi kabar kepada umatnya yaitu ganjaran
berupa surga bagi orang-orang yang mengerjakan amal shalih dan neraka bagi
orang-orang yang hidup dalam kemungkaran dan kemaksiatan. Orang-orang kafir
merasa heran dengan ucapan Nabi Nuh. Mereka heran mengapa ada seseorang yang
berani menghina berhala-berhala mereka.
Nabi Nuh berdakwah
dengan giat siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun
terang-terangan. Nabi Nuh adalah orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam
pemikirannya, pandai berdiskusi, sabar dan tenang. Nabi Nuh diangkat menjadi
Rasul pada usia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, yang berarti selama
lima abad Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya agar mereka menuju jalan yang
benar. Meskipun demikian Nabi Nuh hanya memiliki pengikut kurang dari seratus
orang.
Umat Nabi Nuh banyak
yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak menyembah kepada Allah dan menegakkan
tauhid, maka umatnya selalu mengejeknya. Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan
adalah fakir miskin atau kurang mampu. Para bangsawan, orang kaya dan orang
terpandang justru memusuhinya. Mereka membenci seruan dan kata-kata Nabi Nuh.
Dalam berdakwah, Nabi Nuh selalu berkata bahwa dia tidak mengambil upah sedikit
pun dari kaumnya, dia tulus mengajak kepada kebenaran. Beliau hanya ingin
menegakkan keadilan dan persaudaraan.
Pada suatu ketika
orang-orang kafir menemui Nabi Nuh dan mengatakan bahwa mereka mau menjadi
pengikut Nabi Nuh jika orang-orang tidak mampu pengikut Nabi Nuh itu diusir.
Tentu saja Nabi Nuh menolak akal-akalan orang-orang kaya tersebut. Nabi Nuh
sungguh-sungguh melaksanakan tugas untuk mengajak kaumnya agar mengikuti ajaran
Allah SWT, jika dia menuruti permintaan orang-orang kafir tentu Nabi Nuh
melalaikan tugasnya. Bagi beliau, semua manusia memiliki derajat yang sama di
hadapan Allah.
Kecerdasan dan
kefasihan yang dimiliki Nabi Nuh mengalahkan segala pembangkangan orang-orang
kafir. Orang-orang kafir yang jengkel merasa dendam kepada Nabi Nuh.
Orang-orang kafir
begitu mengingkari ajaran Allah SWT. Mereka mengejek dan menghina Nabi Nuh
sebagai orang bodoh dan gila. Kaum kafir selalu berpikir kenapa orang yang
menjadi rasul mereka hanyalah manusia biasa di antara mereka, bukanlah
malaikat. Nabi Nuh tetap tabah dan sabar serta tetap melaksanakan tugas
kerasulannya. Orang-orang kafir semakin menentang Nabi Nuh dan bahkan
mengancamnya.
Meskipun selalu dihina
dan usaha beliau banyak mengalami kegagalan, Nabi Nuh tetap mencintai kaumnya.
Beliau ingin membimbing mereka kepada kebenaran. Beliau tidak ingin jika
kaumnya mati dalam keadaan kafir. Beliau selalu bersabar setiap hari. Di antara
semua anak-anaknya, ada satu yang tidak beriman
Berikut kisah dakwah
Nabi Nuh yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an.
Surat Al-A’raaf ayat
59-62:
لَقَدۡ
أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا
لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ
عَظِيمٖ ٥٩ قَالَ ٱلۡمَلَأُ مِن قَوۡمِهِۦٓ
إِنَّا لَنَرَىٰكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ
٦٠ قَالَ يَٰقَوۡمِ لَيۡسَ بِي ضَلَٰلَةٞ وَلَٰكِنِّي رَسُولٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٦١ أُبَلِّغُكُمۡ رِسَٰلَٰتِ رَبِّي وَأَنصَحُ
لَكُمۡ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٦٢
59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak
ada Tuhan bagimu selain-Nya". Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah
Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
60.
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang
kamu berada dalam kesesatan yang nyata".
61. Nuh
menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku
adalah utusan dari Tuhan semesta alam".
62. "Aku
sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan
aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".
Surat Yunus ayat 71-72:
۞وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ نُوحٍ إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦ
يَٰقَوۡمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكُم مَّقَامِي وَتَذۡكِيرِي بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ
فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡتُ فَأَجۡمِعُوٓاْ أَمۡرَكُمۡ وَشُرَكَآءَكُمۡ ثُمَّ
لَا يَكُنۡ أَمۡرُكُمۡ عَلَيۡكُمۡ غُمَّةٗ ثُمَّ ٱقۡضُوٓاْ إِلَيَّ وَلَا
تُنظِرُونِ ٧١ فَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ فَمَا
سَأَلۡتُكُم مِّنۡ أَجۡرٍۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۖ وَأُمِرۡتُ أَنۡ
أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ٧٢
71. Dan bacakanIah kepada mereka berita penting
tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa
berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat
Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu
dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah
keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah
kamu memberi tangguh kepadaku.
72. Jika kamu
berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu.
Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku
termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)".
Surat Hud ayat 25-35:
وَلَقَدۡ
أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ إِنِّي لَكُمۡ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ٢٥ أَن لَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۖ
إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ أَلِيمٖ ٢٦ فَقَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن
قَوۡمِهِۦ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرٗا مِّثۡلَنَا وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ
إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمۡ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ ٱلرَّأۡيِ وَمَا نَرَىٰ لَكُمۡ
عَلَيۡنَا مِن فَضۡلِۢ بَلۡ نَظُنُّكُمۡ كَٰذِبِينَ ٢٧ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ
عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَءَاتَىٰنِي رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِهِۦ فَعُمِّيَتۡ
عَلَيۡكُمۡ أَنُلۡزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمۡ لَهَا كَٰرِهُونَ ٢٨ وَيَٰقَوۡمِ لَآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ
مَالًاۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۚ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْۚ إِنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَلَٰكِنِّيٓ أَرَىٰكُمۡ قَوۡمٗا
تَجۡهَلُونَ ٢٩ وَيَٰقَوۡمِ مَن
يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمۡۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٣٠ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ عِندِي خَزَآئِنُ ٱللَّهِ
وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّي مَلَكٞ وَلَآ أَقُولُ
لِلَّذِينَ تَزۡدَرِيٓ أَعۡيُنُكُمۡ لَن يُؤۡتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيۡرًاۖ ٱللَّهُ
أَعۡلَمُ بِمَا فِيٓ أَنفُسِهِمۡ إِنِّيٓ إِذٗا لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٣١ قَالُواْ يَٰنُوحُ قَدۡ جَٰدَلۡتَنَا
فَأَكۡثَرۡتَ جِدَٰلَنَا فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ٣٢ قَالَ إِنَّمَا يَأۡتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن
شَآءَ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ٣٣
وَلَا يَنفَعُكُمۡ نُصۡحِيٓ إِنۡ أَرَدتُّ أَنۡ أَنصَحَ لَكُمۡ إِن كَانَ ٱللَّهُ
يُرِيدُ أَن يُغۡوِيَكُمۡۚ هُوَ رَبُّكُمۡ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ٣٤ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ
فَعَلَيَّ إِجۡرَامِي وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ ٣٥
25. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan
yang nyata bagi kamu,
26. agar kamu
tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab
(pada) hari yang sangat menyedihkan".
27. Maka
berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat
kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak
melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina
di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki
sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah
orang-orang yang dusta".
28. Berkata
Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu
disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu
tiada menyukainya?"
29. Dan (dia
berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai
upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan
mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu
dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui".
30. Dan (dia
berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah
jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?
31. Dan aku
tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki
dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak
(pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan
tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh
penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada
mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka;
sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.
32. Mereka
berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu
telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar".
33. Nuh
menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika
Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.
34. Dan
tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada
kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan".
35. Malahan
kaum Nuh itu berkata: "Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja".
Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang
memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat".
Surat Al-Mu’minun ayat
23-25:
وَلَقَدۡ
أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا
لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٢٣ فَقَالَ ٱلۡمَلَؤُاْ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
مِن قَوۡمِهِۦ مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ
عَلَيۡكُمۡ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَنزَلَ مَلَٰٓئِكَةٗ مَّا سَمِعۡنَا بِهَٰذَا
فِيٓ ءَابَآئِنَا ٱلۡأَوَّلِينَ ٢٤ إِنۡ
هُوَ إِلَّا رَجُلُۢ بِهِۦ جِنَّةٞ فَتَرَبَّصُواْ بِهِۦ حَتَّىٰ حِينٖ ٢٥
23. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah,
(karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak
bertakwa (kepada-Nya)?"
24. Maka
pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini
tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang
yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus
beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini
pada masa nenek moyang kami yang dahulu.
25. la tidak
lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah
(sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu".
Surat Asy-Syu’ara
ayat105-116:
كَذَّبَتۡ
قَوۡمُ نُوحٍ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٠٥ إِذۡ
قَالَ لَهُمۡ أَخُوهُمۡ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
١٠٦ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ
١٠٧ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
١٠٨ وَمَآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا
عَلَىٰ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٠٩ فَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ١١٠ ۞قَالُوٓاْ
أَنُؤۡمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلۡأَرۡذَلُونَ
١١١ قَالَ وَمَا عِلۡمِي بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١١٢ إِنۡ حِسَابُهُمۡ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّيۖ
لَوۡ تَشۡعُرُونَ ١١٣ وَمَآ أَنَا۠
بِطَارِدِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١١٤ إِنۡ أَنَا۠
إِلَّا نَذِيرٞ مُّبِينٞ ١١٥ قَالُواْ
لَئِن لَّمۡ تَنتَهِ يَٰنُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمَرۡجُومِينَ ١١٦
105. Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.
106. Ketika
saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
107.
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu,
108. maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
109. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam.
110. Maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku".
111. Mereka
berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu
ialah orang-orang yang hina?".
112. Nuh
menjawab: "Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?
113.
Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku,
kalau kamu menyadari.
114. Dan aku
sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
115. Aku
(ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan".
116. Mereka
berkata: "Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh, niscaya
benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam".
Surat Nuh ayat 1-20:
إِنَّآ
أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ أَنۡ أَنذِرۡ قَوۡمَكَ مِن قَبۡلِ أَن
يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ١ قَالَ
يَٰقَوۡمِ إِنِّي لَكُمۡ نَذِيرٞ مُّبِينٌ
٢ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ ٣ يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ
إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُۚ لَوۡ
كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٤ قَالَ رَبِّ إِنِّي
دَعَوۡتُ قَوۡمِي لَيۡلٗا وَنَهَارٗا ٥
فَلَمۡ يَزِدۡهُمۡ دُعَآءِيٓ إِلَّا فِرَارٗا
٦ وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوۡتُهُمۡ لِتَغۡفِرَ لَهُمۡ جَعَلُوٓاْ
أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَٱسۡتَغۡشَوۡاْ ثِيَابَهُمۡ وَأَصَرُّواْ وَٱسۡتَكۡبَرُواْ
ٱسۡتِكۡبَارٗا ٧ ثُمَّ إِنِّي
دَعَوۡتُهُمۡ جِهَارٗا ٨ ثُمَّ إِنِّيٓ
أَعۡلَنتُ لَهُمۡ وَأَسۡرَرۡتُ لَهُمۡ إِسۡرَارٗا
٩ فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا ١٠ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم
مِّدۡرَارٗا ١١ وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ
وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا ١٢ مَّا لَكُمۡ لَا تَرۡجُونَ لِلَّهِ
وَقَارٗا ١٣ وَقَدۡ خَلَقَكُمۡ أَطۡوَارًا ١٤ أَلَمۡ تَرَوۡاْ كَيۡفَ خَلَقَ ٱللَّهُ
سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ طِبَاقٗا ١٥ وَجَعَلَ ٱلۡقَمَرَ
فِيهِنَّ نُورٗا وَجَعَلَ ٱلشَّمۡسَ سِرَاجٗا
١٦ وَٱللَّهُ أَنۢبَتَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ نَبَاتٗا ١٧ ثُمَّ يُعِيدُكُمۡ فِيهَا وَيُخۡرِجُكُمۡ
إِخۡرَاجٗا ١٨ وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ
بِسَاطٗا ١٩ لِّتَسۡلُكُواْ مِنۡهَا
سُبُلٗا فِجَاجٗا ٢٠
1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang
kepadanya azab yang pedih",
2. Nuh
berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang
menjelaskan kepada kamu,
3. (yaitu)
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
4. niscaya
Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada
waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak
dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui".
5. Nuh
berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,
6. maka
seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
7. Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan
menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan
diri dengan sangat.
8. Kemudian
sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara
terang-terangan,
9. kemudian
sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,
10. maka aku
katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun-,
11. niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
12. dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
13. Mengapa
kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
14. Padahal
Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.
15. Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat?
16. Dan Allah
menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai
pelita?
17. Dan Allah
menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
18. kemudian
Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada
hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.
19. Dan Allah
menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,
20. supaya
kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".
Kemudian, Allah
memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera yang besar bersama para
pengikutnya. Suatu hari, air memancar dari tanah dan hujan turun dengan deras.
Nabi Nuh dan para pengikutnya yang beriman naik ke bahtera untuk menyelamatkan
diri. Nabi Nuh juga menaikkan hewan-hewan secara berpasangan ke atas bahtera.
Maka banjir merendam seluruh daratan. Orang-orang kafir pun binasa, termasuk
salah satu anak Nabi Nuh (Kan’an). Semua yang berada di bahtera dalam keadaan
selamat, hingga banjir surut. Bahtera berlabuh di gunung Judi dan mereka pun
bersyukur lalu memulai kehidupan yang baru.
Persembahan dari
(Benteng Terpadu Raya)
Referensi:
·
As
Sayyid, Kamal dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·
AR.,
MB. Rahimsyah. Sejarah Islam Kisah 25
Nabi dan Rasul. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.
·
https://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Nuh_a.s.
No comments:
Post a Comment