Saturday, October 6, 2018

KISAH NABI IBRAHIM AS. - Mencari Tuhan yang Sesungguhnya

Ibrahim yang masih bayi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Setelah Ibrahim sudah cukup besar dan perintah untuk membunuh bayi laki-laki sudah sirna, maka kedua orang tuanya sudah berani membawa Ibrahim pulang ke rumah.

Pada masa Nabi Ibrahim, sebagian besar penduduk Mesopotamia kuno beragama politeisme atau menyembah lebih dari satu Tuhan. Dewa bulan atau Sin adalah salah satu berhala yang paling penting. Objek penyembahan utama mereka adalah bintang, bulan, dan matahari. Karena itu, bidang astronomi adalah hal penting dalam kehidupan mereka. Ayah Nabi Ibrahim yang bernama Aazar adalah seorang pembuat berhala-berhala perwujudan simbol tersebut untuk disembah. Berhala-berhala itu dijual kepada masyarakat sekitar.

Pada saat ayahnya Ibrahim sedang membuat patung-patung, Ibrahim melihat patung-patung itu dibuat dari batu atau kayu yang merupakan benda mati. Ibrahim bertanya kepada ayahnya mengapa patung-patung itu tidak bisa bergerak atau merespon berbagai pertanyaan. Menurut Ibrahim apakah pantas patung-patung itu dijadikan sebagai Tuhan? Patung-patung itu tidak bisa menolong manusia dan juga tidak bisa melukai manusia. Respon ayah Ibrahim tidak membuat perasaan Ibrahim menjadi puas. Ibrahim merasa heran melihat orang-orang sekitarnya melakukan penyembahan terhadap berhala. Mereka selalu memberikan makanan kepada patung-patung itu dan mereka menangis serta berdoa kepada patung-patung tersebut. Ibrahim berpikir bahwa masyarakat sekitarnya berada dalam kesesatan yang nyata. Kemudian Ibrahim mencari kebenaran tentang Tuhan yang sebenarnya.

Surat Al-An’am ayat 74:

۞وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصۡنَامًا ءَالِهَةً إِنِّيٓ أَرَىٰكَ وَقَوۡمَكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ  ٧٤
74.  Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".

Ibrahim pun melihat keadaan alam yang ada di sekitarnya. Ada berbagai tumbuhan, hewan, tanah, langit, dan sebagainya. Ketika malam tiba, Ibrahim melihat bintang yang bersinar, namun kemudian bintang itu terbenam. Lalu Ibrahim melihat bulan terbit bercahaya, dan bulan itu terbenam tak nampak lagi. Kemudian Ibrahim melihat matahari terbit sedang bersinar, dan akhirnya matahari itu terbenam lagi.

Surat Al-An’am ayat 75-78:

وَكَذَٰلِكَ نُرِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ  ٧٥ فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبٗاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ  ٧٦ فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ  ٧٧ فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ  ٧٨
75.  Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
76.  Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
77.  Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat".
78.  Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Akhirnya Ibrahim memperoleh kesimpulan. Akal pikiran dan hati Ibrahim yang suci bersih itu memutuskan bahwa Tuhan adalah Yang Menciptakan alam semesta ini. Inilah daya pikir yang dianugerahkan kepada beliau dalam menolak penyembahan terhadap berhala serta mampu mengetahui Tuhan yang sebenarnya.

Surat Al-An’am ayat 79:

إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ  ٧٩
79.  Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.





No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts