Monday, October 8, 2018

KISAH NABI IBRAHIM AS. - Dakwah Nabi Ibrahim Kepada Ayahnya

Aazar, ayah Nabi Ibrahim adalah orang yang tidak beriman dan menyembah berhala. Bahkan dia seorang pembuat patung yang dijual kepada orang lain untuk disembah. Nabi Ibrahim menganggap bahwa kewajiban yang pertama kali harus dilakukan sebelum berdakwah kepada orang lain adalah menyadarkan ayahnya sendiri, sebagai orang yang terdekat, juga mengingatkan sang ayah bahwa tindakan menyembah berhala adalah tindakan yang sesat. Nabi Ibrahim menganggap bahwa sikap berbakti kepada sang ayah mewajibkan dirinya untuk memberi penerangan agar meninggalkan kepercayaan sesat dan beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap sopan santun dan lemah lembut, Nabi Ibrahim menemui ayahnya dan berkata bahwa dirinya telah diutus Allah SWT menjadi seorang nabi dan rasul dan bahwa dirinya telah diberikan ilmu dan pengetahuan yang tak diketahui ayahnya. Dengan lemah lembut Nabi Ibrahim bertanya kepada ayahnya mengapa menyembah berhala sebagaimana yang dilakukan kaumnya. Padahal berhala-berhala itu tidak dapat memberi kebaikan sedikitpun dan tidak dapat mencegah keburukan. Dijelaskan bahwa perbuatan menyembah berhala adalah ajaran setan yang merupakan musuh umat manusia sejak diturunkan ke bumi. Nabi Ibrahim mengajak ayahnya agar merenungkan nasihat untuk meninggalkan berhala, supaya hanya menyembah Allah SWT yang telah menciptakan makhluk-makhluk termasuk umat manusia, yang memberikan karunia, memberikan rezeki, memberikan kenikmatan hidup, dan telah mempercayakan bumi beserta isinya kepada umat manusia.

Surat Maryam ayat 41-45:

وَٱذۡكُرۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ إِبۡرَٰهِيمَۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقٗا نَّبِيًّا  ٤١ إِذۡ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَلَا يُغۡنِي عَنكَ شَيۡ‍ٔٗا  ٤٢ يَٰٓأَبَتِ إِنِّي قَدۡ جَآءَنِي مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَأۡتِكَ فَٱتَّبِعۡنِيٓ أَهۡدِكَ صِرَٰطٗا سَوِيّٗا  ٤٣ يَٰٓأَبَتِ لَا تَعۡبُدِ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمَٰنِ عَصِيّٗا  ٤٤ يَٰٓأَبَتِ إِنِّيٓ أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٞ مِّنَ ٱلرَّحۡمَٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيۡطَٰنِ وَلِيّٗا  ٤٥
41.  Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.
42.  Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?
43.  Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
44.  Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
45.  Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".

Akan tetapi, Aazar marah mendengar ucapan anaknya itu karena dianggap telah berani menghina kepercayaannya, bahkan disuruh meninggalkan kepercayaannya itu. Aazar mengancam akan merajam anaknya itu dan dia pun mengusir anaknya.

Surat Maryam ayat 46:

قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنۡ ءَالِهَتِي يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُۖ لَئِن لَّمۡ تَنتَهِ لَأَرۡجُمَنَّكَۖ وَٱهۡجُرۡنِي مَلِيّٗا  ٤٦
46.  Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama".

Dengan sikap tenang, Ibrahim memohonkan ampun ayahnya kepada Allah SWT dan mendoakan agar ayahnya selalu diberi keselamatan. Ibrahim akan selalu beriman kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Surat Maryam ayat 47-48:

قَالَ سَلَٰمٌ عَلَيۡكَۖ سَأَسۡتَغۡفِرُ لَكَ رَبِّيٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ بِي حَفِيّٗا  ٤٧ وَأَعۡتَزِلُكُمۡ وَمَا تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَأَدۡعُواْ رَبِّي عَسَىٰٓ أَلَّآ أَكُونَ بِدُعَآءِ رَبِّي شَقِيّٗا  ٤٨
47.  Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.
48.  Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku".

Doa atau permohonan Ibrahim untuk ayahnya hanyalah karena rasa kasih sayang sebagai anak kepada orang tuanya. Namum setelah Allah SWT menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh Allah maka Ibrahim pun menyadarinya. Tak ada beban moral lagi sebagai anak kepada ayahnya.

Surat At-Taubah ayat 114:

وَمَا كَانَ ٱسۡتِغۡفَارُ إِبۡرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوۡعِدَةٖ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوّٞ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنۡهُۚ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٞ  ١١٤
114.  Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts