Tuesday, October 16, 2018

KISAH NABI ISMAIL AS. - Hajar dan Ismail ke Mekkah dan Terciptanya Air Zam-Zam

Nabi Ibrahim memiliki dua orang isteri, yaitu Sarah dan Hajar. Hajar telah melahirkan anak laki-laki bernama Ismail. Ismail memiliki arti “Allah telah mendengar”, karena Allah telah mengabulkan do’a Nabi Ibrahim untuk mempunyai anak,  dan beliau dikaruniai Ismail.

Sarah merasa kurang senang hidup bersama Hajar. Sarah sering meminta kepada suaminya agar Hajar dan anaknya dipindahkan ke tempat lain. Nabi Ibrahim tidak segera menuruti permintaan Sarah. Kemudian Allah SWT memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim. Hajar dan Ismail diajak Nabi Ibrahim menuju ke Mekkah.

Ismail pada saat itu masih menyusu dan ia harus ikut kedua orangtuanya melakukan perjalanan jauh. Kemudian mereka telah sampai di suatu tempat yang panas, kering, dan tandus. Tempat itu merupakan gurun pasir yang sunyi, panas matahari menyengat kulit. Kemudian dengan berat hati Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di tempat itu. Tak ada seorang pun di sana kecuali mereka berdua.

Hajar dan Ismail harus menerima nasib yang telah ditakdirkan Allah SWT dengan penuh kesabaran dan keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu melindungi. Perbekalan mereka berdua telah habis, sedangkan di sekitar mereka tidak ada mata air. Mulailah kehidupan mereka menjadi terasa berat. Ismail merasa kehausan. Dia menangis karena tak tahan terhadap rasa haus.

"Sabarlah anakku sayang, Ibumu akan mencari air di sekitar sini untukmu." kata Hajar. Kemudian Hajar mencari air sambil berlari semampunya.

"Ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini, yang sedang dalam keadaan lelah, lemah, dan kehausan."

Hajar berlari ke bukit Shafa namun tidak menemukan air. Lalu turun dan berlari menuju bukit Marwah, di situ juga tak ada air. Karena dorongan agar bertahan hidup dan kasih sayang kepada anaknya, Hajar berlari antara bukit Shafa dan bukit Marwah sampai tujuh kali.

"Sabarlah anakku..." kata Hajar.

Tiba-tiba terlihat ada seorang laki-laki yang tidak jauh dari Ismail dan datang menghampiri. Dia menjejakkan kakinya ke tanah kuat-kuat dan dari bekas injakan itu keluarlah air jernih yang memancar dan berlimpah. Hal itu terjadi atas kuasa Allah SWT.

Hajar segera berlari menuju ke tempat sumber air dan mengambil air itu. Lalu Hajar dan Ismail sudah tidak kehausan dan merasa segar kembali.

Ternyata laki-laki itu adalah malaikat Jibril. Agar air tidak membludak dia berkata "Zam-Zam! Zam-Zam!" artinya berkumpullah. Maka air itu berkumpul menjadi sebuah mata air dan hingga kini dikenal sebagai sumur Zam-Zam.

Sebelum malaikat Jibril pergi, dia berpesan kepada Hajar, "Hai Hajar! Janganlah khawatir bila air itu habis. Sumber air ini bukan hanya untuk orang-orang di sini saja, melainkan juga untuk tamu-tamu Tuhan. Dan Ayah anak ini akan membangun rumah Allah di tempat ini."

Tamu-tamu Tuhan bermakna orang-orang yang melaksanakan ibadah haji, dan rumah Allah bermakna Ka'bah. Memang, bekas perjalanan Hajar, Ibrahim dan Ismail sampai zaman sekarang dijadikan amalan ibadah haji.

Keberadaan sumur Zam-Zam ini membuat burung-burung padang pasir berdatangan menghampiri sumur itu. Mereka terbang berkerumun di sekitar sumur sehingga menarik perhatian para kafilah yang melewati tempat itu. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa di mana ada burung terbang di udara, berarti di bawahnya ada air. Mereka memeriksa tempat itu dan kemudian mereka pindah ke tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang-orang datang dan menetap di sekitar sumur bersama Hajar dan Ismail.

Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik tempat itu sehingga sangat dihormati oleh para pendatang yang berasal dari suku Jurhum. Mereka meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil air Zam-Zam dan menetap di sekitar sumur Zam-Zam. Hajar besyukur kepada Allah SWT karena dia memperoleh tetangga yang banyak dan tempat yang mulanya sepi menjadi tempat yang ramai.

Surat Ibrahim ayat 39:

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ  ٣٩
39.  Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.




No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts