Monday, March 11, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Bersembunyi di Gua Tsur saat Hijrah ke Yatsrib

Nabi Muhammad keluar dari rumahnya pada malam 27 bulan Safar tahun 14 kenabian. Kemudian beliau mengunjungi rumah sahabat beliau yang paling dipercaya oleh beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kemudian mereka keluar melalui pintu belakang, dan segera keluar dari Mekkah sebelum terbit fajar. Inilah awal perjuangan sang Nabi untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah) menyusul muslimin Mekkah yang sudah hijrah lebih dahulu. Di sanalah Nabi Muhammad bersama kaum Muhajirin dan Anshar akan membangun kekuatan Islam yang dapat mengalahkan kebatilan.

Nabi Muhammad menyadari bahwa saat pihak kafir Quraisy mengetahui bahwa beliau hijrah ke Yatsrib (Madinah), mereka akan mencegah hal itu dengan serius. Dan yang paling pertama mereka lakukan adalah mengejar beliau melalui jalur yang biasa digunakan untuk menuju Yatsrib, yaitu ke arah utara. Maka Rasulullah menempuh jalur yang berlawanan yaitu ke arah selatan, arah ke negeri Yaman, untuk menghindari pengejaran kafir Quraisy. Beliau dan Abu Bakar terus berjalan hingga beberapa mil, hingga mereka tiba di gunung Tsur, gunung yang tinggi menjulang dengan jalan yang curam serta sulit didaki. Lalu pada ketinggian gunung tersebut mereka beristirahat di sebuah gua yang disebut gua Tsur.

Sebelum masuk ke dalam gua, Abu Bakar melarang Rasulullah untuk masuk lebih dulu sebelum dirinya, agar kalau terjadi sesuatu yang berbahaya maka hanya Abu Bakar yang tertimpa masalah. Lalu setelah masuk ke dalam gua, Abu Bakar melihat banyak lubang di dalamnya, sehingga dia menyobek kainnya untuk menyumpal lubang-lubang gua, dan masih tersisa dua lubang yang tidak ada sisa kain lagi untuk menyumpalnya, maka kedua kakinya dijulurkan untuk menutupi kedua lubang tersebut. Setelah itu Abu Bakar mempersilakan Rasulullah untuk masuk.

Maka Rasulullah masuk ke gua dan berbaring lalu tidur di atas pangkuan Abu Bakar. Sebagai bukti kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah, dia tetap menahan kedua kakinya untuk menutupi lubang supaya Rasulullah tidak terbangun dari tidur. Meskipun kaki Abu Bakar dipatuk sesuatu dari dalam lubang hingga terasa sakit, dia tetap menahannya hingga air matanya menetes dan mengenai wajah Rasulullah hingga beliau terbangun. Setelah mengetahui penyebabnya, maka Rasulullah meludahi kaki Abu Bakar hingga rasa sakitnya hilang.

Mereka menetap di dalam gua selama tiga malam, yaitu malam Jumat, Sabtu, dan Minggu. Setiap malam, Abdullah bin Abu Bakar menemui keduanya untuk menyampaikan kabar yang didengar dari kaum Quraisy di siang hari, lalu menjelang fajar dia segera pulang, sehingga saat pagi dia sudah berada di antara masyarakat Mekkah tanpa menimbulkan kecurigaan. Selama mereka bersembunyi, Abdullah memang bertugas untuk mendengarkan perkataan dari kafir Quraisy terutama mengenai Rasulullah.

Sementara itu, budak Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah menggembalakan kambing di sekitar tempat tersebut dan bertugas memberikan hasil perahan susu kambing dan daging kepada mereka berdua, juga untuk menghilangkan jejak Abdullah bin Abu Bakar dengan menggiring kambingnya pada bekas-bekas tapaknya. Selain Abdullah bin Abu Bakar dan Amir, hanya kedua putri Abu Bakar yang bernama Aisyah dan Asma saja yang mengetahui tempat persembunyian mereka berdua.

Kaum Quraisy sangat gelisah saat tidak bisa menemukan Rasulullah hingga pagi hari. Mereka segera memukul Ali bin Abi Thalib dan dia diseret ke Ka’bah lalu ditahan di sana selama beberapa jam, namun mereka tidak memperoleh berita apa-apa darinya. Mereka mendatang rumah Abu Bakar dan juga tidak menemukannya. Asma’ binti Abu Bakar yang saat itu ditanya tentang keberadaan Abu Bakar menyatakan tidak tahu. Abu Jahal menamparnya dengan keras hingga anting-anting Asma’ terlepas.

Kafir Quraisy terus berusaha mencari Rasulullah. Mereka melihat bahaya yang mengancam mereka jika mereka tidak berhasil menyusul Rasulullah dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yatsrib. Rasulullah juga terus menyebut nama Allah selama di dalam gua. Hanya kepada Allah beliau menyerahkan nasib dan hanya kepada-Nya segala persoalan akan kembali. Abu Bakar juga waspada terhadap apa yang ada di sekitarnya.

Kaum kafir Quraisy segera mengadakan sayembara dengan hadiah seratus unta bagi siapa saja yang dapat menangkap Rasulullah, hidup atau mati. Para pemuda Quraisy membawa pedang dan tongkat untuk mencari Rasulullah ke segala penjuru. Tidak jauh dari gua Tsur, mereka bertemu dengan seorang penggembala dan menanyakan keberadaan Rasulullah, dia menjawab, “Mungkin saja mereka di dalam gua itu, tapi aku tak melihat ada orang pergi ke sana”.

Konon, orang-orang kafir Quraisy menaiki gua tersebut, lalu turun lagi.  Teman-temannya yang lain bertanya, “Kenapa kamu tidak melihat ke dalam gua?”.

Lalu dijawab, “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir”, “Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua, jadi saya tahu bahwa tak ada orang di sana”.

Memang sebelumnya Abu Bakar telah melihat kaki-kaki mereka terlihat di mulut gua. Jika mereka menunduk sedikit saja, maka mereka akan dapat menemukan Rasulullah. Abu Bakar yang ketakutan merasa khawatir jika mereka dapat menemukan Rasulullah, namun Rasululah menenangkannya dan bersabda, “Bagaimana pendapatmu ya Abu Bakar dengan dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah SWT”. Dan akhirnya para pencari pergi meninggalkan gua Tsur.

Pihak kafir Quraisy juga semakin yakin bahwa di dalam gua tak ada orang ketika ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua. Tak ada jalan ke dalam gua selain dengan menghalau dahan-dahan pohon tersebut.

Menurut riwayat, setalah Rasulullah dan Abu Bakar berada di dalam gua, laba-laba segera membuat sarang hingga menutupi mereka berdua, dua ekor burung dara sedang bertelur di jalan masuk, dan sebatang pohon tumbuh di tempat yang tadinya belum ada pohon.

Firman Allah dalam surat At Taubah ayat 40:

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيۡهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٖ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلسُّفۡلَىٰۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِيَ ٱلۡعُلۡيَاۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ  ٤٠

40.  Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Setelah tiga hari, mereka berdua keluar dari gua dan pergi dengan menaiki dua ekor unta yang dibawa oleh penunjuk jalan yang telah disewa yang juga membawa unta sendiri. Asma juga datang membawakan bekal makanan bagi mereka berdua. Karena tak ada tali untuk mengikat bekal makanan, dia melepas ikat pinggangnya dan memotongnya menjadi dua, satu untuk mengikat bekal makanan dan yang lain untuk ikat pinggang. Lalu dia dikenal dengan sebutan Dzatunnithaqaini (Wanita yang memiliki dua ikat pinggang). Maka di dalam lindungan Allah SWT, mereka berangkat ke Yatsrib hingga berhasil tiba di sana dalam keadaan selamat dan penuh kegembiraan.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts