Sunday, March 17, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW -Komposisi Penduduk Madinah saat Kedatangan Rasulullah

Hijrah bukan berarti hanya melepaskan diri dari kekejaman fitnah dan ejekan kaum kafir saja, namun juga merupakan upaya untuk membangun sebuah kehidupan baru di  tempat/negeri yang aman dan damai. Maka hal ini menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk ikut berusaha dalam membangun masyarakat yang berperilaku mulia, kuat, dan makmur. Lalu juga berusaha untuk menjaga keutuhan dan martabat serta selalu berprestasi.

Maka tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad adalah sebagai pemimpin yang membawa masyarakatnya ke arah yang baik. Beliau mengontrol kehidupan masyarakat dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan.

Ketika Nabi Muhammad datang, Masyarakat Madinah terdiri dari tiga golongan.

1.      Kaum Muslimin yang terdiri dari golongan Muhajirin (Kaum Muslimin yang hijrah dari Mekkah) dan Anshar (kaum Muslimin penduduk asli kota Madinah).

Meskipun mereka telah masuk Islam, namun tugas Rasulullah tidak hanya di situ saja. Beliau juga harus menata kehidupan mereka menjadi muslim berkualitas dan bermental kuat yang memiliki pemahaman terhadap agamanya dan mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Surat Al Jumu’ah ayat 2:

هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ  ٢
2.  Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Masalah utama yang dihadapi kaum Muhajirin di Madinah adalah suasana baru yang sangat berbeda dengan suasana di kota Mekkah. Saat masih di Mekkah, mereka berada dalam satu komunitas yang terpadu, menuju ke satu tujuan secara bersama-sama. Saat masuk Islam, mereka selalu tertindas oleh kaum kafir Quraisy, selalu menjadi buruan dan terhina, mereka tidak berdaya sedikit pun menghadapi lawan. Lawan-lawan mereka adalah orang-orang yang berkuasa atas mereka, sehingga muslimin Mekkah tidak mendapat kesempatan untuk membangun masyarakat baru dengan berlandaskan ajaran Islam. Ayat-ayat Qur’an yang turun di Mekkah lebih menekankan pada prinsip-prinsip dasar dalam Islam dan peraturan yang mampu dilaksanakan secara individu, termasuk juga perintah untuk melakukan kebaikan dan berbudi pekerti, serta menjauhi segala sifat tercela.

Sedangkan di Madinah, kaum Muhajirin dan Ansar mampu bersama-sama membangun peradaban Islam, yaitu bidang ideologi dan keyakinan Islam, politik dan pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Inilah masa awal Islam berkembang pesat.

Masalah lain yang dihadapi adalah kesenjangan sosial antara kaum Anshar yang berada dan kaum Muhajirin yang miskin dan tidak memiliki harta benda.

2.      Kaum Musyrikin. Di antara mereka ada yang sudah ragu terhadap keyakinan syirik mereka dan tidak menyimpan dendam atau sangat benci kepada Islam, sehingga banyak di antara mereka yang mau masuk Islam. Namun ada juga yang tetap memusuhi Islam dan tetap berbuat kesyirikan, namun tidak berani melakukan perlawanan secara terang-terangan karena kekuatan kaum muslimin yang semakin besar. Dan mereka juga tidak memiliki kekuasaan di atas kaum muslimin.

Maka yang mereka lakukan adalah berpura-pura masuk Islam, sambil tetap menyembunyikan kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Mereka terpaksa menampilkan sikap kasih sayang dan ketulusan kepada kaum Muslimin. Mereka adalah orang-orang munafiq, dengan tokohnya yaitu Abdullah bin Ubay.

Abdullah bin Ubay adalah tokoh yang dipersetujui oleh Aus dan Khazraj untuk dilantik sebagai pemimpin mereka setelah peristiwa perang (perang Buats). Kedua suku tersebut tidak terpikir untuk memilih tokoh lain yang ditunjuk sebagai pemimpin selain Abdullah bin Ubay. Belum sempat dia dilantik sebagai pemimpin, Rasulullah telah tiba di Madinah. Seluruh masyarakat telah mengalihkan pandangan kepada Rasulullah. Hal itulah yang menyebabkan Abdullah bin Ubay merasa bahwa seolah-olah Rasulullah telah merebut kekuasaannya. Lalu dia berpura-pura masuk Islam. Setiap ada kesempatan, dia selalu berusaha untuk mencelakai Rasulullah dan kaum muslimin dengan tipu muslihatnya. Pengikutnya juga iku membantu usaha jahat Abdullah bin Ubay.

3.      Kaum Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari bangsa Yahudi yang sudah bercampur baur dengan masyarakat Arab Madinah, namun tetap menjaga berbagai peraturan dan tradisi bangsa mereka, dan yang pasti adalah keyakinan mereka. Merekalah yang telah menguasai perekonomian masyarakat Madinah dan dikenal sebagai orang-orang yang memiliki berbagai keahlian.

Mereka pindah ke daerah Hijaz pada zaman penindasan Asyria dan Romawi. Meskipun mereka berpakaian Arab, memakai nama-nama seperti nama-nama Arab, bahkan menikah dan berkeluarga dengan orang-orang Arab, mereka masih membanggakan kebangsaan mereka. Mereka juga merendahkan bangsa Arab dengan memberi sebutan yang menghinakan. Mereka merasa berhak untuk mengacaukan perekonomian bangsa Arab (terutama di Yatsrib) sekehendak hati mereka.

Datangnya Islam di kota Madinah ditanggapi oleh mereka dengan penuh kebencian dan kedengkian. Rasulullah adalah Nabi yang bukan sebangsa dengan mereka. Selain itu, ajaran Islam berusaha untuk menyatukan pihak-pihak yang bersengketa. Islam mengajak umat manusia untuk memiliki sikap kasih sayang, menghilangkan permusuhan, selalu menjaga amanat dengan baik, dan memakan makanan yang halal dan baik. Ini bermakna bahwa semua suku di Madinah akan bersatu padu dan terlepas dari kekuasaan Yahudi.

Saat itu, di Madinah terdapat tiga suku Yahudi yang terkenal, yaitu Bani Qainuqa’ yang bersekutu dengan suku Khazraj dan bertempat tinggal di tengah Madinah, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah. Dua suku terakhir adalah sekutu suku Aus dan bertempat tinggal di luar Madinah.

Semua kaum tersebut memiliki karakteristik berbeda-beda yang harus dihadapi dengan sikap yang tepat dan cermat dalam rangka membangun masyarakat baru yang kokoh dan kuat.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts