Tuesday, March 12, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Perjalanan Hijrah antara Mekkah dan Yatsrib serta Pengejaran oleh Suraqah

Nabi Muhammad keluar dari rumahnya pada malam 27 bulan Safar tahun 14 kenabian. Lalu Nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari, menghindari kejaran kafir Quraisy. Saat orang-orang kafir Quraisy telah berhenti mencari Nabi Muhammad di sekitar gua Tsur, beliau dan Abu Bakar mulai keluar dari gua dan bersiap-siap berangkat menuju Yatsrib (Madinah). Sebelumnya Nabi Muhammad telah menyewa Abdullah bin Uraiqith Al Laitsi sebagai penunjuk jalan. Mereka telah berjanji untuk bertemu di depan gua Tsur setelah tiga malam berikutnya dengan membawa dua hewan tunggangan berupa unta bagi Nabi dan Abu Bakar. Abdullah juga membawa unta sendiri.

Sementara itu, Asma binti Abu Bakar bertugas menyiapkan perbekalan makanan bagi keduanya. Untuk membawa dua bekal makanan dia harus memotong ikat pinggangnya menjadi dua, satu untuk mengikat wadah makanan dan lainnya untuk dia pakai sebagai ikat pinggang. Maka dia dikenal dengan sebutan Dzatunnithaqain (Wanita yang memiliki dua ikat pinggang).

Setelah segala kebutuhan sudah siap, Rasulullah dan Abu Bakar mulai berangkat dengan Abdullah bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan yang saat itu masih kafir namun dipercaya oleh mereka. Mereka berangkat menunggangi unta mereka sendiri-sendiri dengan membawa bekal makanan. Abu Bakar membawa lima ribu dirham dan itu adalah seluruh hartanya yang ada. Karena mereka tahu bahwa kafir Quraisy sangat gigih dalam membuntuti mereka, mereka menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang.

Awalnya mereka menuju ke arah selatan yaitu arah ke Yaman, lalu belok ke arah barat menuju pantai, hingga sampai pada tempat yang tidak biasa dilewati orang, mereka berbelok ke arah utara dekat laut Merah, lalu melewati jalur yang tidak biasa dilalui manusia.

Mereka berjalan dengan hati-hati sekali sepanjang siang dan malam. Mereka tidak peduli lagi dengan kesulitan dan rasa lelah. Itu lebih baik daripada mereka mendapat rintangan dari kafir Quraisy. Semangat mereka ini didasari oleh tujuan untuk yang hendak mereka capai demi jalan Allah dan kebenaran. Memang, Rasulullah tidak pernah ragu bahwa Allah akan menolong beliau, namun juga “jangan mencampakkan diri ke dalam bencana”. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba menolong dirinya sendiri dan menolong orang lain.

Di lain pihak, kafir Quraisy masih akan memberikan hadiah bagi siapa saja yang dapat menemukan Rasulullah. Wajar banyak orang kafir yang ingin melakukannya. Dan ternyata sudah ada orang yang menemui kafir Quraisy dengan membawa kabar bahwa dia melihat serombongan unta terdiri dari tiga orang sedang dalam perjalanan. Kafir Quraisy yakin bahwa mereka adalah Rasulullah dan sahabat beliau. Saat itu, Suraqah bin Malik bin Ju’syum hadir dan berkata, “Ah, mereka itu keluarga si fulan”, dengan maksud mengelabui orang-orang di sekitarnya. Dia sendiri memang ingin mendapat hadiah berupa seratus ekor unta. Setelah bersama orang-orang di situ, dia segera pulang ke rumah dan menyiapkan senjata. Dia menyuruh seseorang untuk membawakan kudanya ke suatu lembah agar saat keluar dari Mekkah nanti tidak diketahui orang lain. Lalu dia menunggangi kudanya dan segera pergi ke arah yang disebut orang tadi.

Sementara itu, Rasulullah dan kedua temannya sudah beristirahat untuk menghilangkan rasa lelah. Lalu mereka sudah akan menaiki unta mereka mengingat bahwa jarak mereka dengan Suraqah sudah semakin dekat. Dan sebelumnya, Suraqah sudah dua kali tersungkur. Tetapi setelah Suraqah melihat bahwa dia sudah hampir berhasil dalam menyusul mereka, lalu akan membawa mereka kembali ke Mekkah atau membunuh mereka bila mereka membela diri, dia lupa dengan kudanya yang sudah tersungkur dua kali, karena sudah merasa dekat dengan keberhasilan. Namun kuda Suraqah tersungkur sekali lagi dengan sangat keras, sehingga Suraqah terpelanting dari punggung kuda itu dan jatuh terhuyung-huyung dengan senjatanya. Lalu Suraqah menganggap bahwa hal itu adalah pertanda buruk dan dia percaya bahwa sang “dewa” telah melarangnya untuk mengejar mereka. Dia berpikir bahwa dia akan berada dalam bahaya besar jika sampai terus berusaha untuk keempat kalinya.

Maka Suraqah berhenti dan berkata dengan keras, “Saya Suraqah bin Ju’syum. Tunggu, saya ingin bicara. Demi Allah, kalian jangan menyangsikan saya. Saya tak akan melakukan sesuatu yang merugikan kalian”.

Maka Rasulullah dan lainnya berhenti melihat kepadanya. Suraqah meminta Rasulullah untuk menulis surat kepadanya sebagai bukti bagi kedua pihak. Lalu Abu Bakar menulis surat itu atas permintaan Rasulullah di atas tulang atau tembikar lalu dilempar kepada Suraqah.

Suraqah mengambil surat itu dan pulang. Lalu jika ada yang mengejar mereka, maka Suraqah mengaburkan berita tersebut, sesudah tadinya ia sendiri yang mengejar.

Rasulullah dan teman-teman kembali melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Mereka sempat singgah di kampung Quba’ dan Rasulullah mendirikan masjid di sana. Hingga akhrnya mereka mencapai kota Yatsrib dengan selamat.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts