Sunday, March 10, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Lolos dari Pengepungan Ketika Hendak Hijrah

Setelah peristiwa Bai’at Aqabah kedua dan hijrahnya kaum muslimin Mekkah ke Yatsrib (Madinah), pada tahun ke-14 kenabian, pihak kafir Quraisy merasa bahwa kekuatan Nabi Muhammad beserta kaum muslimin semakin besar dan khawatir jika hal itu menjadi ancaman bagi kedudukan kafir Quraisy. Saat itu hanya Nabi Muhammad dan sedikit kaum muslimin saja yang masih tinggal di Mekkah. Maka pihak kafir Quraisy mengadakan diskusi di Daarunnadwah, tempat yang biasa mereka gunakan untuk rapat, untuk membahas mengenai hal apa yang akan mereka lakukan untuk melawan kekuatan Nabi Muhammad. Setelah melalui berbagai usulan, maka mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah dengan mengirimkan para pemuda dari tiap-tiap kabilah dengan membawa sebilah pedang tajam.

Kafir Quraisy berencana untuk membunuh Rasulullah pada malam hari, karena khawatir jika beliau akan hijrah ke Yatsrib dan memperkuat diri di sana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekkah dan menimpa perdagangan mereka dengan Syam. Memang tak ada yang tahu bahwa saat itu Rasulullah akan hijrah atau tidak, karena beliau memang dapat menyimpan rahasia dengan baik sehingga tak ada seorang pun yang tahu kepastiannya. Bahkan Abu Bakar yang pernah menyiapkan dua ekor unta saat meminta izin kepada Rasulullah untuk hijrah yang kemudian ditangguhkan, hanya sedikit mengetahui soal itu. Saat itu Rasulullah masih menunggu perintah Allah SWT untuk hijrah ke Yatsrib.

Saat keputusan kafir Quraisy untuk membunuh Rasulullah telah ditetapkan, malaikat Jibril segera memberitahu tentang rencana jahat tersebut kepada Rasulullah. Jibril juga memberitahu bahwa Allah SWT telah mengizinkan beliau untuk hijrah ke Yatsrib, menyusul sebagian besar kaum muslimin Mekkah yang sudah hijrah lebih dulu. Jibril juga berkata, “Pada malam ini janganlah engkau tidur di ranjang yang biasa engkau pakai tidur”. Lalu Rasulullah segera menuju rumah Abu Bakar, di siang hari yang terik dan saat waktu yang biasanya orang-orang jarang lalu lalang.

Sampai di rumah Abu Bakar, Rasulullah meminta kepadanya agar tak ada seorang pun dari keluarganya yang berada di dalam rumah, agar saat dia menerangkan rencana perjalanan hijrah kepadanya tak ada orang lain yang mendengarnya. Abu Bakar menerimanya dengan baik dan sangat gembira karena dia dipilih sebagai teman yang mendampingi Rasulullah saat hijrah. Setelah itu, Rasulullah kembali ke rumahnya dan menunggu malam hari tiba.

Pada saat yang bersamaan, para pemuka kafir Quraisy sudah siap untuk melakukan rencana jahat mereka. Rencana sudah mereka susun di siang hari secara serius. Mereka telah memilih sebelas pemuda gagah dari tiap-tiap kabilah untuk melaksanakan rencana tersebut.

Saat malam yang gelap telah tiba, para pemuda tersebut berangkat menuju rumah Rasulullah. Mereka bergerak dengan mengintai rumah Rasulullah dan mengepungnya, karena khawatir jika Rasulullah akan lari. Jika mereka melihat beliau telah tidur, maka mereka akan melakukan eksekusi tersebut. Berdasarkan rencana, eksekusi akan mereka lakukan pada tengah malam. Mereka sangat yakin bahwa eksekusi tersebut akan berhasil dilakukan. Saat itu Abu Jahal juga ikut bersama mereka dan berkata, “Sesungguhnya Muhammad menduga bahwa jika kalian mengikutinya, kalian akan menjadi pemimpin bagi orang-orang Arab dan orang-orang non Arab, kalian dibangkitkan setelah kematian kalian dan kalian diberi surga seperti taman Yordania. Jika kalian tidak mengikutinya, kalian akan disembelih, kalian dibangkitkan setelah kematian kalian, kalian diberi neraka dan dibakar olehnya”. Namun di setiap kejadian yang dialami Rasulullah selalu ada Allah SWT yang melindungi beliau dan berbuat sesuai kehendak-Nya. Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 30:

وَإِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثۡبِتُوكَ أَوۡ يَقۡتُلُوكَ أَوۡ يُخۡرِجُوكَۚ وَيَمۡكُرُونَ وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ  ٣٠

30.  Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Maka pada waktu yang sangat kritis tersebut, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidur beliau dengan memakai selimut yang biasa beliau gunakan, yaitu mantel hijau dari Hadzramaut. Beliau meminta jika beliau telah hijrah maka Ali harus tinggal dulu di Mekkah untuk menyelesaikan urusan berupa barang-barang amanat orang yang dititipkan kepada beliau.

Setelah itu Rasulullah keluar melewati kepungan mereka dengan aman dan lancar, karena pada saat itu Allah SWT telah menghilangkan penglihatan mereka sehingga tak dapat melihat Rasulullah. Bahkan Rasulullah sempat mengambil tanah dalam dua genggam tangan dan menaruhnya di atas kepala-kepala mereka. Beliau juga berkata, “Benar, aku memang pernah mengatakan seperti itu dan engkau (Abu Jahal) adalah salah satu penghuni neraka”.

Surat Yasin ayat 9:

وَجَعَلۡنَا مِنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ سَدّٗا وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدّٗا فَأَغۡشَيۡنَٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ  ٩

9.  Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

Lalu pada malam itu juga, Rasulullah pergi ke rumah Abu Bakar. Rasulullah meninggalkan rumahnya pada malam 27 bulan Safar tahun ke-14 kenabian.

Sementara itu para pengepung rumah Rasulullah masih menantikan waktu pelaksanaan eksekusi tersebut. Namun datanglah seseorang yang melewati tempat mereka berada sambil bertanya, “Apa yang kalian tunggu?”, mereka menjawab, “Muhammad”, orang yang lewat berkata, “Kalian telah tertipu dan gagal, demi Allah, dia telah pergi meninggalkan kalian, dan dia telah menuangkan debu di atas kepala kalian”. Mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak melihatnya”, lalu mereka membersihkan debu dari kepala mereka.

Kemudian mereka segera masuk ke dalam rumah Rasulullah dan melihat ada seseorang yang sedang tidur. Mereka mengira bahwa orang itu adalah Rasulullah yang sedang tidur di balik selimutnya. Namun ternyata yang mereka lihat di tempat tidur adalah Ali bin Abi Thalib.

Sampai di rumah Abu Bakar, Rasulullah dan Abu Bakar mempersiapkan segalanya untuk hijrah dan mereka berangkat melalui jalan dan waktu yang tidak biasanya, yaitu lewat pintu belakang menuju ke arah selatan yang berlawanan dari Yatsrib saat sebelum terbit fajar, lalu sempat bersembunyi di gua Tsur, dan baru di suatu tempat mereka akan berbalik ke utara melewati jalan yang tidak biasa. Dalam perjalanan ke Yatsrib ini mereka menghadapi berbagai tantangan, namun dalam perlindungan Allah SWT mereka berhasil mencapai Yastrib dan membangun kekuatan baru dalam berdakwah hingga Islam mencapai kemenangan.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.






No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts