Thursday, March 28, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Perbandingan Kekuatan Pasukan Muslimin dan Pasukan Musyrikin di Perang Badar

Peta Perang Badar
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=Ry_vKTvWxq4

Perang Badar Kubro adalah perang pertama antara kaum Muslimin melawan kaum kafir Quraisy. Perang ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Ini adalah perang yang sangat menentukan.

Nabi Muhammad memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’id bin Zaid pergi ke arah utara untuk melakukan pengintaian. Mereka mendapat informasi bahwa rombongan dagang Abu Sufyan dengan hasil dagangan yang sangat banyak sedang pulang dari Syam ke Mekkah. Hal itu disampaikan kepada Nabi Muhammad. Beliau mengumumkan kepada para sahabat bahwa bagi siapa saja yang bersedia untuk menghadang rombongan dagang Quraisy. Tidak semua sahabat menyambutnya karena mereka mengira hal itu hanya memerlukan pasukan kecil seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya dalam menguasai jalur perdagangan untuk menghambat perdagangan Quraisy.

Lalu terkumpul 314 orang pasukan Muslimin dengan persenjataan yang kurang lengkap, terdiri dari 83 orang Muhajirin, 61 orang Aus dan 170 orang Khazraj. Pasukan penunggang kuda hanya dua orang, yaitu Zubair bin Awwam sebagai pemimpin sayap kanan pasukan dan Miqdad bin Al Aswad Al Kindi sebagai pemimpin sayap kiri pasukan. Sedangkan unta berjumlah 70 ekor dan dinaiki secara bergantian oleh dua atau tiga orang. Lalu mereka berangkat pada tanggal delapan Ramadhan. Nabi Muhammad , Ali bin Abi Thalib, dan Marthad bin Marthad Al-Ghanawi bergantian naik seekor unta. Begitu juga dengan Abu Bakar, Umar, dan Abdurrahman bin Auf. Pimpinan sholat di Madinah diserahkan kepada Amr bin Ummu Maktum, sedangkan pimpinan Madinah kepada Abu Lubaba dari Rauha’. Dalam perjalanan ini, mereka didahului oleh dua bendera hitam yang dibawa oleh Ali bin Abi Thalib dari pasukan Muhajirin dan Sa’ad bin Muaz dari pasukan Anshar. Panji pimpinan perang putih dibawa oleh Mush’ab bin Umair. Qais bin Abu Sha’sha’ah ditunjuk sebagai pemimpin barisan belakang. Sedangkan pimpinan tertinggi dipegang oleh Nabi Muhammad.

Abu Sufyan mengira bahwa akan terjadi sesuatu pada dirinya. Lalu dia menyewa Dhomdhom bin Amr Al Ghifari untuk meminta bantuan ke Mekkah. Penduduk Mekkah termasuk para pemimpinnya segera bersiap-siap membentuk pasukan untuk menyelamatkan kafilah dagang Abu Sufyan. Semua pemuka Quraisy iku berperang kecuali Abu Lahab. Sebagai ganti dirinya, dia mengutus Al Ashi bin Hisyam bin Al Mughirah. Al Ashi memiliki hutang sebesar 4000 dirham kepada Abu Lahab untuk berdagang, namun bangkrut. Akhirnya dia harus mewakili Abu Lahab. Maka terkumpul pasukan dengan persenjataan lengkap yang terdiri dari 1300 orang, 100 kuda, 600 baju besi, dan unta yang banyak. Abu Jahal bin Hisyam memimpin pasukan sebagai panglima perang.

Lalu pasukan kafir Quraisy berangkat menuju arah kota Madinah. Namun di tengah perjalanan, mereka kembali menerima surat dari Abu Sufyan bahwa rombongannya telah berhasil lolos dari penghadangan kaum Muslimin. Karena itu dia meminta pasukan Quraisy pulang ke Mekkah.

Namun dengan sombongnya, Abu Jahal menolak kembali ke Mekkah. Dia tetap bersikeras mengerahkan pasukannya ke Badar. Namun ada sebagian pasukan yang memutuskan pulang ke Mekkah dengan jumlah 300 orang dan tidak ikut dalam perang Badar. Maka pasukan kafir Quraisy tinggal berjumlah 1000 orang.

Setelah mengetahui keberangkatan pasukan kafir Quraisy dan mereka semakin mendekati Badar, di sisi lain rombongan dagang Abu Sufyan telah lolos dari pengamatan mereka dan semakin menjauh, pasukan Muslimin berada dalam kebimbangan. Apakah mereka harus melawan pasukan kafir Quraisy yang jumlah jauh lebih banyak dengan persenjataan dan peralatan yang lengkap, sedangkan mereka hanya berjumlah sedikit dengan persenjataan kurang maksimal?

Menghadapi situasi yang kritis tersebut, Rasulullah mengajak para sahabat bermusyawarah. Sebagian pasukan ada yang khawatir dalam menghadapi perang nanti. Hal ini dijelaskan dalam surat Al Anfal ayat 5:

كَمَآ أَخۡرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَيۡتِكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقٗا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لَكَٰرِهُونَ  ٥
5.  Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,

Setelah bermusyawarah, akhirnya mereka sepakat untuk melawan pasukan kafir Quraisy dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk berperang.

Setelah mengetahui melalui anak-anak yang ditemui Rasulullah bahwa pasukan musyrikin setiap hari menyembelih sembilan atau sepuluh unta, beliau menghitung bahwa jumlah mereka antara 900 sampai 1000 orang dengan perkiraan satu unta cukup untuk 100 orang. Lalu pasukan muslimin terus menuju Badar. Sementara itu di pihak pasukan kafir Quraisy terjadi perselisihan. Ada yang ingin tidak berperang dan ada yang tetap bertekad untuk berperang melawan kaum Muslimin. Namun Abu Jahal tetap bersikeras untuk berperang sehingga mereka tetap melanjutkan perjalanan.

Pada hari Jumat tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, kedua pasukan yang telah siap berperang sudah saling berhadapan. Rasulullah berpesan kepada pasukan Muslimin agar tidak memulai peperangan tanpa komando dari beliau. Lalu perang Badr Kubro terjadi. Kedua pasukan saling bertempur dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada. Rasulullah yang menyaksikan pertempuran juga terus berdoa kepada Allah SWT agar diberi kemenangan hingga selendang beliau jatuh dari pundak. Inilah doa beliau, “Ya Allah, jika pasukan ini kalah hari ini, maka Engaku tidak disembah, Ya Allah, jika Engkau kehendaki, Engkau tidak disembah lagi hari ini”.

Maka Allah SWT mendatangkan bantuan berupa para malaikat yang datang dengan berbaris. Jumlah pasukan muslimin yang hanya sekitar sepertiga pasukan kafir Quraisy telah ditambah dengan kekuatan malaikat. Ditambah dengan tekad yang kuat, kekuatan kaum Muslimin semakin besar dan mereka berhasil mengalahkan pasukan kafir. Abu Jahal pun terbunuh oleh Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin Afra’. Tujuh puluh orang kafir Quraisy terbunuh dan mereka yang tertawan juga tujuh puluh orang. Sedangkan di pihak muslimin ada 14 orang mati syahid. Lalu pasukan Muslimin pulang dengan membawa kemenangan yang besar.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts