Wednesday, March 13, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Singgah di Quba saat Hijrah

Nabi Muhammad keluar dari rumah pada malam 27 bulan Safar tahun ke-14 kenabian. Beliau menuju ke rumah Abu Bakar terlebih dahulu dan keduanya berangkat bersama-sama ke Yatsrib (Madinah) untuk menyusul kaum Muhajirin yang sudah hijrah lebih dulu. Perjalanan mereka tidaklah mudah. Mereka melewati berbagai rintangan yang sangat sulit. Mereka bersembunyi di gua Tsur agar tidak ditemukan dan ditangkap oleh kafir Quraisy. Lalu mereka menempuh jalan yang tidak biasa dilewati oleh manusia dengan ditemani penunjuk jalan dan sempat dikejar oleh Suraqah bin Malik, salah seorang kafir yang ingin mendapat hadiah jika berhasil menangkap Nabi Muhammad. Namun dalam lindungan Allah SWT, keduanya berhasil menghindari berbagai marabahaya.
Menurut riwayat dari Ibnu Ishaq, berasal dari Muhammad bin Ja’far bin Az Zubair dari Urwah bin Az Zubair dari Abdurrahman bin Uwaim bin Saidah dari kaum muslimin di Yatsrib, bahwa saat mereka mendengar Nabi Muhammad telah keluar dari Mekkah dan kedatangannya sudah dekat, maka mereka keluar dari perkampungan setelah shalat subuh untuk menunggu kedatangan beliau. Mereka tidak beranjak hingga terik matahari. Jika tak ada tempat berteduh, mereka masuk ke rumah. Saat hari kedatangan Nabi Muhammad, mereka duduk seperti sebelumnya. Saat tak ada tempat berteduh, mereka kembali ke rumah masing-masing. Nabi Muhammad datang saat mereka masuk ke dalam rumah. Orang yang pertama kali melihat kedatangan beliau adalah salah seorang Yahudi. Lalu dia berteriak, “Hai Bani Qailah (kaum Anshar), ini dia kakek kalian telah datang”. Maka mereka segera keluar rumah untuk menemui Nabi Muhammad yang sedang berteduh di bawah pohon kurma bersama Abu Bakar, yang jika dilihat umur keduanya hampir sama. Sebagian besar muslimin Yatsrib belum pernah melihat beliau sebelumnya. Kaum Anshar berkerumun di sekitar Nabi Muhammad dan tidak bisa membedakan antara Nabi Muhammad dengan Abu Bakar. Saat tempat tersebut sudah tidak bisa menaungi Nabi Muhammad, Abu Bakar berdiri dan menaungi Nabi Muhammad dengan bajunya. Maka mereka baru mengetahui Nabi Muhammad. Saat itu, Nabi Muhammad berada di ambang Yatsrib.
Pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun ke-14 kenabian atau tahun pertama Hijriah, Nabi Muhammad singgah di Quba setelah menempuh jarak yang jauh dari Mekkah. Quba berjarak sekitar dua farsakh (1 farsakh = 5,5 km) dari Yatsrib. Beliau berada di sana selama empat hari bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan membangun masjid Quba, lalu shalat di sana. Itulah masjid yang dibangun untuk pertama kalinya dengan landasan iman dan taqwa setelah kenabian Muhammad.
Di Quba, Nabi Muhammad singgah di rumah Kultsum bin Hidam, tetapi dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi Muhammad singgah di rumah Sa’ad bin Khaitsamah, dan ada juga yang mengatakan bahwa beliau singgah di rumah As’ad bin Zurarah, dan riwayat pertama lebih tepat. Menurut riwayat, saat Nabi Muhammad keluar dari rumah Kultsum bin Hidam, beliau duduk di rumah Sa’ad bin Khaitsamah, karena Sa’ad adalah bujangan. Rumah Sa’ad bin Khaitsamah adalah rumah para bujangan para sahabat Nabi Muhammad dari kaum Muhajirin. Dari sini bisa dikatakan bahwa Nabi Muhammad singgah di rumah Sa’ad bin Khaitsamah. Wallahu A’lam. (menurut Ibnu Ishaq)
Sedangkan Abu Bakar singgah di rumah Khabib bin Isaf, salah seorang dari Bani Al Harts bin Al Khazraj di As Sunh. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Bakar singgah di rumah Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair. (menurut Ibnu Ishaq)
Di tempat lain, Ali bin Abi Thalib segera menyusul Nabi Muhammad hijrah ke Yatsrib (Madinah) setelah menyelesaikan urusan yang dipesankan sang Nabi. Urusannya yaitu mengembalikan barang-barang amanat yang dititipkan kepada Nabi Muhammad kepada pemilik-pemiliknya di Mekkah. Setelah itu, Ali pergi sendiri meninggalkan Mekkah dengan berjalan kaki. Malam ia berjalan, siang ia bersembunyi. Perjuangan yang sangat melelahkan tersebut dilakukannya selama dua minggu penuh, untuk menyusul saudara-saudaranya yang seagama. Setelah melalui perjalanan yang lama, Ali menemui Nabi Muhammad di Quba.
Ada kisah unik yang dialami Ali bin Abu Thalib. Saat di singgah di Quba semalam atau dua malam di rumah wanita muslimah yang tidak bersuami. Saat tengah malam, Ali melihat seorang laki-laki datang kepada wanita muslimah itu dan mengetuk pintu rumahnya. Wanita itu keluar menemui laki-laki tersebut dan laki-laki itu memberikan sesuatu kepadanya. Ali mencurigai laki-laki tersebut dan bertanya kepada si wanita, “Hai Hamba Allah, siapakah laki-laki yang kau temui itu setiap malam dan dia memberikan sesuatu kepadamu yang tidak kuketahui, padahal engkau wanita Muslimah yang tidak bersuami?”. Wanita itu menjawab, “Dia Sahl bin Hunaif. Dia tahu aku tak bersuami. Saat petang, dia pergi ke tempat berhala-berhala kaumnya, lalu memecahkannya dan memberikannya kepadaku”. Ali berkata, “Jadikan berhala-berhala itu sebagai kayu bakar!”. (Ibnu Ishaq berkata bahwa hadits ini dikisahkan kepadanya oleh Hind bin Sa’ad bin Sahl bin Hunaif)
Pada hari Jum’at, Rasulullah bersama Abu Bakar meninggalkan Quba untuk menuju Yatsrib atas perintah Allah. Serombongan Bani Najjar mengawal perjalanan Rasulullah. Bani Najjar yang mengawal beliau adalah paman-paman beliau dari pihak ibu, Siti Aminah. Sebelumnya, Rasulullah mengirim utusan kepada Bani Najjar untuk menjemput mereka. Maka dengan segera, mereka pergi dengan membawa pedang dan keluar untuk menemui Rasulullah. Mereka semua bertemu di perkampungan Bani Salim bin Auf, lalu mereka melakukan shalat Jum’at.
Setelah itu, Rasulullah disambut dengan penuh gembira oleh masyarakat muslimin di Yatsrib. Sejak saat itu nama kota Yatsrib diganti menjadi Madinatur Rasul (Kota Rasul), lalu disingakt dengan nama (kota) Madinah.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts