Tuesday, March 26, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Latar Belakang Perang Badar Kubro



Peta Perang Badar
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=Ry_vKTvWxq4

Perang Badar Kubro adalah perang pertama antara kaum Muslimin melawan kaum kafir Quraisy. Perang ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Ini adalah perang yang sangat menentukan.

Pada awal musim gugur tahun kedua Hijriah, rombongan dagang Abu Sufyan dari Mekkah berangkat menuju Syam. Perjalanan dagang ini yang ingin dicegat oleh kaum Muslimin ketika Nabi Muhammad sedang berada di suatu tempat, yaitu ‘Usyaira ketika sedang dalam usaha perjanjian dengan daerah tersebut. Namun rombongan Abu Sufyan sudah dua hari lebih dulu melewati tempat pencegatan. Maka kaum Muslimin berniat untuk menunggu mereka kembali.

Lalu, Nabi Muhammad memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’id bin Zaid berangkat ke arah utara untuk melakukan pengintaian. Saat mereka sampai di sebuah tempat di Haura’ dan menetap beberapa lama di sana, lalu mereka memperoleh kabar terpercaya bahwa rombongan dagang Abu Sufyan yang membawa hasil dagangan sangat banyak sedang dalam perjalanan pulang ke Mekkah dari negeri Syam. Kemudian mereka kembali ke Madinah dan menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad. Konon, diketahui bahwa rombongan dagang Abu Sufyan sangat besar dengan seribu ekor unta yang penuh dengan muatan dan harta benda dengan pengawal hanya empat puluh orang saja. Seluruh penduduk Mekkah punya saham di situ. Konon, seluruhnya mencapai jumlah 50.000 dinar.

Bagi Nabi Muhammad, hal ini menjadi kesempatan besar untuk membuat kaum Quraisy harus tunduk kepada kaum Muslimin, baik dari segi militer, politik, maupun ekonomi. Beliau segera mengumumkan kepada para sahabat, bagi siapa yang bersedia, maka hendaknya bersiap-siap menghadang rombongan dagang Quraisy. Beliau bersabda, “Inilah kafilah dagang Quraisy. Di dalamnya terdapat harta kekayaan mereka. Oleh karena itu, pergilah kalian menuju mereka! Mudah-mudahan Allah memberikan kekayaan mereka kepada kalian”.

Namun Nabi Muhammad tidak mewajibkan hal tersebut dan menyerahkan keputusan kepada para sahabat. Karena itu, waktu itu tidak semua sahabat menyambut seruan beliau, mereka mengira bahwa hal tersebut sama seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya yang hanya membutuhkan pasukan kecil dan tidak mengira bahwa perang besar akan terjadi. Sebagian kaum Muslimin berangkat dengan penuh semangat dan sebagian lagi merasa berat untuk berangkat. Ada juga orang-orang yang belum masuk Islam yang ingin bergabung karena mereka hanya ingin memperoleh harta rampasan saja. Namun Nabi Muhammad menolak keinginan mereka sebelum beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Maka terkumpul 314 orang sahabat saja yang bersedia melakukan tugas tersebut. Itupun mereka tidak melakukan persiapan secara maksimal seperti dalam menghadapi perang sungguhan. Pasukan penunggang kuda hanya dua orang, sedangkan unta yang tersedia berjumlah 70 yang dinaiki oleh dua atau tiga orang secara bergantian. Lalu mereka berangkat dari Madinah menuju Badar.

Di lain tempat, Abu Sufyan yang memimpin rombongan dagangnya itu dengan kecerdikannya sudah mengira bahwa akan terjadi hal yang tidak diinginkannya. Dia khawatir jika kaum Muslimin akan menghadangnya lagi. Maka dengan kewaspadaanya dia selalu dijaga. Setelah mencari informasi ke berbagai tempat, akhirnya dia dapat memastikan bahwa Rasulullah dan para sahabatnya akan menghadangnya. Saat itu juga dia menyewa Dhomdhom bin Amr Al-Ghifari untuk meminta bantuan ke Mekkah.

 Saat Dhomdhom sampai di Mekkah, dia berteriak dengan keras meminta kaum Quraisy untuk membela Abu Sufyan yang akan disergap pasukan Muslimin. Abu Jahal yang mendengar hal ini segera memanggil orang-orang di sekitar Ka’bah. Mereka dikerahkan. Abu Jahal adalah seorang laki-laki berbadan kecil, berwajah keras dengan lidah dan pandangan mata yang tajam. Sebenarnya orang-orang Quraisy tidak perlu dikerahkan karena setiap orang memiliki saham sendiri-sendiri dalam rombongan dagang tersebut.

Maka dari pihak Quraisy terkumpul pasukan dengan senjata lengkap yang berjumlah 1300 orang, 100 kuda, 600 baju besi, dan unta yang banyak. Panglima perangnya adalah Abu Jahal bin Hisyam. Lalu pasukan mereka segera berangkat ke Madinah. Di tengah perjalanan, mereka menerima surat dari Abu Sufyan bahwa rombongannya berhasil menghindari sergapan kaum Muslimin dan meminta pasukan Abu Jahal kembali ke Mekkah. Namun, Abu Jahal tetap meneruskan perjalanan dengan pasukan yang berjumlah 1000 orang, karena 300 orang lainnya memutuskan untuk pulang.

Pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, pasukan Muslimin Rasulullah telah berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy. Maka peperangan kedua pihak pun dimulai. Allah SWT mendatangkan bantuan bagi kaum Muslimin berupa barisan malaikat yang turut mengalahkan pasukan Quraisy. Meskipun pasukan kafir Quraisy terus menyerbu, kaum Muslimin mampu bertahan dan dengan semangat membara, pasukan Muslimin mampu menyerang kaum musyrikin yang semangatnya semakin melemah. Banyak pasukan Quraisy yang tewas. Sedangkan Abu Jahal dibunuh oleh dua orang anak muda yaitu Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin Afra’. Maka perang Badr berakhir dengan kemenangan besar di tangan pasukan Muslimin.


Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts