Thursday, April 4, 2019

KISAH NABI MUHAMMAD SAW - Berlangsungnya Perang Badar

Peta Perang Badar

Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=Ry_vKTvWxq4

Pada suatu hari Nabi Muhammad memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’id bin Zaid pergi ke arah utara (dari Madinah) untuk melakukan pengintaian. Mereka mendapat informasi bahwa rombongan dagang Abu Sufyan dengan hasil dagangan yang sangat banyak sedang pulang dari Syam ke Mekkah. Hal itu disampaikan kepada Nabi Muhammad. Beliau mengumumkan kepada para sahabat bahwa bagi siapa saja yang bersedia untuk menghadang rombongan dagang Quraisy. Tidak semua sahabat menyambutnya karena mereka mengira hal itu hanya memerlukan pasukan kecil seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya dalam menguasai jalur perdagangan untuk menghambat perdagangan Quraisy. Lalu terkumpul 314 orang pasukan Muslimin dengan persenjataan yang kurang lengkap.

Abu Sufyan mengira bahwa akan terjadi sesuatu pada dirinya. Lalu dia menyewa Dhomdhom bin Amr Al Ghifari untuk meminta bantuan ke Mekkah. Penduduk Mekkah termasuk para pemimpinnya segera bersiap-siap membentuk pasukan untuk menyelamatkan kafilah dagang Abu Sufyan. Semua pemuka Quraisy iku berperang kecuali Abu Lahab. Sebagai ganti dirinya, dia mengutus Al Ashi bin Hisyam bin Al Mughirah. Al Ashi memiliki hutang sebesar 4000 dirham kepada Abu Lahab untuk berdagang, namun bangkrut. Akhirnya dia harus mewakili Abu Lahab. Maka terkumpul pasukan dengan persenjataan lengkap yang terdiri dari 1300 orang, 100 kuda, 600 baju besi, dan unta yang banyak. Abu Jahal bin Hisyam memimpin pasukan sebagai panglima perang.


Lalu pasukan kafir Quraisy berangkat menuju arah kota Madinah. Namun di tengah perjalanan, mereka kembali menerima surat dari Abu Sufyan bahwa rombongannya telah berhasil lolos dari penghadangan kaum Muslimin. Karena itu dia meminta pasukan Quraisy pulang ke Mekkah.

Namun dengan sombongnya, Abu Jahal menolak kembali ke Mekkah. Dia tetap bersikeras mengerahkan pasukannya ke Badar. Namun ada sebagian pasukan yang memutuskan pulang ke Mekkah dengan jumlah 300 orang dan tidak ikut dalam perang Badar. Maka pasukan kafir Quraisy tinggal berjumlah 1000 orang.


Pada hari Jum’at, tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah di Badar, selatan kota Madinah, terjadi perang Badar Kubro antara pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal. Pasukan muslimin yang berkekuatan 314 orang melawan pasukan Quraisy yang berkekuatan 1000 orang. Nabi Muhammad segera menyiapkan pasukan perangnya dan berpesan agar mereka tidak memulai peperangan tanpa ada komando khusus dari beliau.

Para pemuka Quraisy ikut dalam pasukan musyrikin dan dikhawatirkan jika mereka mati, maka Mekkah akan kehilangan tokoh-tokoh penting. Namun mereka masih takut jika disebut penakut oleh Abu Jahal. Kemudian Utbah bin Rabi’ah maju ke depan dan berkata, “Hai saudaraku, orang-orang Quraisy, demi Allah, kalian tidak sanggup mengerjakan apa-apa jika menghadapi Muhammad dan para sahabatnya. Demi Allah, jika kalian bisa mengalahkannya, dia tetap melihat wajah orang lain dengan wajah tidak suka. Dia telah membunuh saudara sepupunya atau anggota keluarganya. Pulanglah dan biarkan Muhammad dengan seluruh orang-orang Arab. Jika kalian berhasil mengalahkannya, itulah yang kalian harapkan. Jika tidak terjadi, artinya dia mengalahkan kalian, dan kalian tidak berhasil mewujudkan apa yang kalian inginkan”.

Abu Jahal marah mendengar kata-kata itu dan memanggil Amir bin Al Hadzrami dengan mengatakan: Sekutumu ini ingin supaya orang pulang. Kau sudah melihat sendiri tentang siapa yang harus dituntut balas. Sekarang, tuntutlah pembunuhan terhadap saudaramu!”. Lalu Amr berteriak “Hai saudaraku, tak ada jalan selain perang!”. Lalu Utbah mencari topi baja untuk pelindung kepalanya, namun tidak mendapatkan ukuran yang sesuai. Maka dia menggunakan kain sebagai sorban di kepalanya.

Aswad bin Abdul Asad Al Makhzumi segera keluar dari barisan pasukan musyrikin dan menyerang pasukan muslimin dengan maksud menghancurkan kolam minum pasukan muslimin. Dia adalah seorang manusia yang ganas dan berperilaku buruk. Hamzah bin Abdul Muththalib juga keluar utnuk menghadapinya. Hamzah memukul Aswad dan memotong kakinya hingga separuh betis saat menuju kolam. Aswad jatuh tersungkur dengan kaki berlumuran darah. Saat dia merayap ke kolam, Hamzah memukulnya lagi hingga ia tewas di belakang kolam itu.

Setelah itu, pasukan kafir Quraisy mengerahkan tiga prajuritnya untuk melakukan adu tanding terhadap pasukan muslimin. Mereka adalah Utbah bersama saudaranya yaitu Syaibah bin Rabiah serta Walid bin ‘Utbah.

Untuk menghadapi mereka, pasukan muslimin mengerahkan tiga orang prajurit dari kalangan Anshar. Namun ketiga prajurit Quraisy malah menolak mereka dengan sombongnya. Mereka meminta lawan yang sebanding dari suku mereka sendiri. Maka Rasulullah memerintahkan Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul Muththalib, serta Ali bin Ali Thalib untuk melawan mereka. Ubadiah yang masih sangat muda melawan ‘Utbah bin Rabi’ah, sedangkan Hamzah melawan Syaibah dan Ali melawan Walid bin ‘Utbah.

Tidak butuh waktu lama bagi Hamzah dan Ali untuk mengalahkan dan membunuh musuhnya, sementara Ubaidah dapat mengalahkan musuh setelah dibantu oleh Hamzah dan Ali. Ubaidah mengalami luka parah dan meninggal seusai perang Badar.

Setelah adu tanding selesai, pasukan musyrikin yang dipimpin para komandannya segera menyerbu pasukan muslimin secara brutal. Kaum muslimin mampu bertahan menghadapi gempuran kaum musyrikin dengan penuh kesabaran, keteguhan, dan selalu berdoa kepada Allah.

Rasulullah yang menyaksikan pertempuran tersebut di dalam panggung terus berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT agar pasukan beliau memeproleh pertolongan dan kemenangan, bahkan selendang beliau sampai jatuh dari pundak karena keseriusan dalam berdoa. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah, jika pasukan ini kalah hari ini, maka Engkau tidak sembah, Ya Allah, jika Engkau kehendaki, Engkau tidak disembah lagi hari ini”.

Abu Bakar mengembalikan selendang tersebut kepada Rasulullah seraya berkata, “Cukup ya Rasulullah, engkau telah memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhanmu”.

Lalu turun firman Allah,
Surat Al Anfal ayat 12:

إِذۡ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ سَأُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡهُمۡ كُلَّ بَنَانٖ  ١٢

12.  (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

Surat Al Anfal ayat 9:

إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ  ٩

9.  (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".

Maka setelah itu, Allah SWT memberi bantuan berupa para malaikat yang datang dengan berbaris. Rasulullah yang mengetahui hal tersebut merasa sangat gembira dan memberitahukan hal itu kepada Abu Bakar yang berada di samping beliau.

Pasukan musyrikin Quraisy terus menggempur dalam waktu yang lama, sedangkan pasukan muslimin terus bertahan dengan kuat dan tidak dapat dilumpuhkan, bahkan banyak pasukan kaum musyrikin yang tewas dalam bertempur. Tentunya mental kaum musyrikin menjadi menurun karena hal tersebut.

Pada situasi tersebut, Rasulullah memberikan perintah untuk melalukan serangan balik terhadap kaum pasukan musyrikin. Maka pasukan kaum muslimin balik menggempur pasukan musyrikin yang semangatnya sudah lemah. Para prajurit muslimin menumbangkan lawan-lawannya dengan semangat yang membara. Kekuatan kaum muslimin semakin besar dengan bantuan para malaikat, sehingga banyak prajurit Quraisy yang tewas dan tidak diketahui siapa yang membunuhnya.

Akhirnya, kekalahan kaum musyrikin semakin jelas dan perang Badar sudah hampir selesai. Para prajurit musyrikin banyak yang lari dan dikejar oleh pasukan muslimin.

Tinggal Abu Jahal dan beberapa orang pasukannya yang melindunginya yang tetap bertahan dengan penuh kesombongan. Namun serangan pasukan muslimin yang terus berdatangan membuat mereka kewalahan dan kalah, dan akhirnya Abu Jahal terbunuh oleh dua anak muda yang bernama Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin Afra’.

Setelah Abu Jahal tewas, perang Badar berakhir dengan kekalahan besar di pihak pasukan musyrikin. 70 orang terbunuh di pihak mereka yang sebagian besar adalah para panglima perang dan pemuka-pemuka Quraisy dan 70 orang lainnya tertawan. Sedangkan di pihak kaum muslimin terdapat 14 orang yang mati syahid.

Pasukan muslimin pulang ke Madinah dengan membawa kemenangan. Sedangkan pihak musyrikin di Mekkah mengalami kesedihan yang mendalam.




Referensi:
·         Mubarakfuri, Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah. Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·         Haekal, Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·         Al-Mubarakfuriyy, Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah, Al-Raheeq Al-Makhtum.
·         Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts