Monday, June 17, 2019

MAKET BETTERPAD-RAY - Membuat Rencana Anggaran Biaya dan Menghitung Kebutuhan Material untuk Masjid


Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat sesuai daftar analisis satuan pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya. Analisis yang dibuat adalah jumlah kebutuhan material dan pekerja untuk masing-masing jenis pekerjaan pada proses pembangunan dengan mengetahui harga tiap-tiap kebutuhan beserta total harga yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan. Total harga pada masing-masing jenis pekerjaan pada daftar analisis satuan pekerjaan adalah nilai angka yang diisikan pada kolom harga satuan untuk membuat daftar Rencana Anggaran Biaya.
Contoh Tabel Daftar Harga Analisis Satuan Pekerjaan (Contohnya hanya untuk satu jenis pekerjaan saja)
Nomor
Uraian Pekerjaan
Koefisien
Satuan
Harga Satuan
Total harga
2
1 m2 – Pembersihan Lokasi

Pekerja
0,02
Orang



Tukang Batu
0,01
Orang



Sapu
0,03
buah



Sekop
0,03
Buah



Jumlah

Penjelasan singkatnya, misalnya tidak mungkin ada 0,02 orang. Maka cara memahami yang tepat adalah bahwa butuh 2 orang pekerja dan 1 tukang batu untuk membersihkan lahan seluas 100 m2.
Insya Allah jika terwujud, proses pembangunan kompleks bangunan berdasarkan desain Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) akan menggunakan Rencana Anggaran Biaya, terutama untuk desain Masjid Syahadat.
Dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya, terdapat lima hal pokok yang harus diperhatikan dalam penghitungan biaya, yaitu sebagai berikut.
1.      Penghitungan material atau bahan yang terkait dengan penghitungan jumlah material yang dipakai, termasuk harganya. Material yang digunakan harus sesuai kebutuhan pembangunan dan tentunya ada material-material utama yang pasti digunakan untuk bangunan (modern), seperti semen, bata, dan pasir. Dalam menghitung jumlah material harus sesuai antara wujud bahannya dengan satuan yang digunakan. Misalnya material berwujud butiran seperti pasir dan tanah menggunakan satuan volume yaitu m3 atau satuan tertentu sesuai wilayahnya atau kesepakatan. Harga material per satuan atau unit juga harus diketahui agar bisa menghitung harga dari sejumlah material yang dibutuhkan dan teliti saat pembelian. Misalkan 1 batako semen berharga 3000 rupiah, maka harga 100 batako semen adalah 300.000 rupiah.
2.      Penghitungan biaya pekerja yang terkait dengan lamanya bekerja para pekerja untuk menyelesakan suatu jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Tujuan para pekerja mau bekerja di suatu pembangunan tentunya agar mendapatkan uang untuk kehidupannya. Sedangkan pemillik atau perencana pembangunan membutuhkan tenaga para pekerja agar bangunan bisa dibuat. Maka yang para pekerja harus mendapatkan upah yang layak sesuai dengan lamanya bekerja. Mungkin dalam sehari bisa 8 jam atau sesuai kebutuhan, yang terpenting tidak wajar dan tidak baik jika pekerjaan dilakukan hingga malam hari. Para pekerja dibagi dalam jenis pekerjaannya masing-masing dan dikoordinasi dengan baik agar pembangunan berjalan secara efektif dan efisien serta setiap pekerja dapat bekerja dengan mantap. Selain itu para pekerja harus mendapatkan makanan dan minuman yang bergizi dan baik untuk memperoleh tenaga. Jika upah dan konsumsi diberikan dengan layak dan baik, maka para pekerja dapat bekerja dengan semangat. Upah atau gaji juga disesuaikan dengan tanggung jawab. Semakin besar tanggung jawabnya, semakin banyak gajinya.
3.      Penghitungan peralatan adalah penghitungan jenis, jumlah, dan lamanya peralatan yang dipakai dan biayanya. Peralatan memang hal yang harus ada dalam pembangunan sesuai kebutuhan. Peralatan membuat suatu pekerjaan bisa dilaksanakan dengan mudah dan lancar. Setiap jenis peralatan sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya sekop untuk semen dan pasir sebagai bahan dinding, obeng dan tang untuk instalasi listrik, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan dalam pembangunan sebaiknya milik perencana atau pemilik pembangunan dengan biaya sendiri agar bisa menghitung pengeluarannya dan mengetahui detail-detail pembangunan dengan baik sesuai peralatannya. Jumlah peralatan dan jumlah pekerja harus sesuai agar semua pekerja memperoleh peralatan sesuai jenis pekerjaannya tanpa berebut atau kekurangan. Sebaiknya jumlah peralatan dilebihkan dari perhitungan sebagai cadangan atau dapat digunakan di lain waktu. Setiap peralatan juga harus diketahui lama penggunaannya dan tingkat keawetannya. Alat-alat yang mudah habis seperti amplas harus disediakan dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk peralatan mesin maka harus dihitung biaya energinya dan lama penggunaannya.
4.      Penghitungan overhead adalah penghitungan biaya-biaya tak terduga yang perlu diantisipasi, baik yang terkait dengan cuaca maupun keuangan. Meskipun sudah ada perencanaan, namun tentu ada-ada hal yang tidak sesuai rencana dalam praktiknya. Maka harus ada biaya tambahan yang dicadangkan jika ada kebutuhan mendadak. Hal-hal yang berhubungan dengan cuaca misalnya ketika turun hujan maka dibutuhkan penutup bangunan (biasanya bangunan setengah jadi dengan lapisan semen yang masih basah) yang dapat terbuat dari terpal dan faktor hujan adalah hal yang biasa. Sedangkan contoh faktor keuangan adalah bahwa harga material-material yang ada tentu bisa naik tanpa diduga. Selain itu penggunaan energi seperti bahan bakar untuk kendaraan pengangkut material atau listrik untuk peralatan mesin bisa menyebabkan timbulnya biaya yang tak terduga, biasanya karena waktu yang lebih lama dari biasanya.
5.      Untuk estimator jasa kontraktor, ada satu faktor tambahan lagi, yaitu keuntungan (profit). Hal ini tidak perlu dilakukan untuk pembangunan yang dikerjakan sendiri.
Insya Allah, penghitungan biaya pembangunan Masjid Syahadat sesuai dengan cara di atas yang benar. Untuk tujuan yang benar, maka harus menggunakan cara yang benar. Karena Masjid adalah tempat suci, maka caranya harus jujur dengan niat tulus.
Setelah semua daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan dijumlahkan, kemudian harga satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume (besaran ukuran) pekerjaan sehingga diperoleh jumlah biaya bangunan.

Contoh Tabel Daftar Rencana Anggaran Biaya. Contoh ini hanya untuk beberapa jenis pekerjaan saja.
Nomor
Uraian Pekerjaan
 Ukuran / Jumlah
Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Harga
(Rp)
A.    Pekerjaan Persiapan, Galian, dan Urugan
1
Pembersihan lokasi

m2


2
Pengukuran dan pasangan bouwplank

m


3
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi

m3


4
Urugan tanah kembali di sisi pondasi

m3


5
Urugan tanah untuk peninggian lantai

m3


6
Urugan pasir di bawah pondasi

m3


7
Urugan pasir di bawah lantai

m3



Jumlah

II. Pekerjaan Plafon
1
Rangka plafon kayu

m2


2
Triplek 4mm ukuran 60 cm x 120 cm

m2


3
Lisplafon dalam ruangan

m


4
Lisplafon luar ruangan

m


Jumlah

III. Sanitasi
1
Bak mandi

buah


2
Kloset jongkok

buah


3
Keran air kamar mandi

buah


4
Keran air tempat wudhu

buah


5
Ubin kamar mandi

buah


Jumlah

IV. Pengecatan
1
Dinding dengan cat tembok

m2


2
Plafon dan lis dengan cat tembok

m2


3
Lisplank dengan cat minyak

m2


4
Kusen dengan cat minyak

m2


5
Daun pintu dengan cat minyak

m2


6
Daun jendela dengan cat minyak

m2


Jumlah

Tabel Rekapitulasi Keseluruhan Biaya
Nomor
Uraian Pekerjaan
Jumlah Harga (Rp)
I
Pembersihan, galian, dan urugan

II
Pondasi dan beton

III
Pasangan dinding dan plesteran

IV
Lantai dan dinding

V
Atap

VI
Plafon

VII
Kusen, pintu, dan jendela

VIII
Perlengkapan pintu dan jendela

IX
Sanitasi

X
Instalasi air

XI
Instalasi listrik

XII
Pengecatan

XIII
Pembersihan


Jumlah


Dibulatkan

Cara menghitung kebutuhan material adalah dengan mengalikan volume pada masing-masing komponen bangunan dengan koefisien pada analisis pekerjaan. Lalu dibuat pengelompokan berdasarkan material yang sejenis dan akan diperoleh total kebutuhan material untuk masing-masing jenis material. Misalnya kebutuhan pasir pasang pada pondasi ditambah kebutuhan pasir pasang pada pekerjaan pasangan bata, pekerjaan plesteran, dan pekerjaan pemasangan lantai, maka akan diperoleh total kebutuhan material pasir pasang. Cara yang sama juga digunakan untuk kebutuhan material semen, pasir beton, dan material lainnya.

Contoh Penghitungan Kebutuhan Material
Nomor
Uraian Pekerjaan
Koefisien
Volume /  Luas
Kebutuhan Bahan
1
1 m2 – Pasangan Dinding 1 PC : 3 Pasir

Bata merah
70 buah
100
7000 buah

PC
0,29 sak
100
29 sak

Pasir pasang
0,043 m3
100
4,3 m3
2
1 m2 – Pasangan Dinding 1 PC : 5 Pasir

Bata merah
70 buah
220
15400 buah

PC
0,19 sak
220
41,8 sak

Pasir pasang
0,048 m3
220
10,56 m3
3
1 m3 – Plesteran Dinding 1 PC : 3 Pasir dan Acian

PC
0,22 sak
200
44 sak

Pasir pasang
0,028 m3
200
5,6 m3
4
1 m3 – Plesteran Dinding 1 PC : 5 Pasir dan Acian

PC
0,15 sak
400
60 sak

Pasir pasang
0,031 m3
400
12,4 m3

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diperoleh jumlah dari masing-masing material sebagai berikut:
§  Jumlah semen PC = 29 + 41,8 + 44 + 60 = 174.8 sak, dibulatkan menjadi 175 sak.
§  Jumlah pasir pasang = 4,3 + 10,56 + 5,6 + 12,4 = 32,86 m3.
§  Jumlah bata merah = 7000 + 15400 = 22400 buah.



Demikian artikel dari saya ini. Semoga desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya) dapat memberikan inspirasi dan dapat diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan terutama di artikel ini.


Referensi:
·         Susanta, Gatut, dkk. Membangun Masjid & Mushola. 2007. Depok: Penebar Swadaya. (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1048_Membangun%20Masjid%20dan%20Mushola#mode/2up)

(Hobi Arsitektur)


No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts