Tuesday, June 11, 2019

MAKET BETTERPAD-RAY - Menghitung Ukuran pada Masjid Syahadat (desain)



Masing-masing jenis pekerjaan pada bangunan memiliki cara penghitungan ukuran yang berbeda-beda, sesuai dengan bentuknya. Pada dasarnya rumus dasar yang digunakan pada bangunan tetap sama dengan rumus matematika pada umumnya, seperti pengukuran luas, keliling, dan volume. Untuk jumlah satuan dihitung dengan buah atau unit yang terdiri dari rangkaian material yang sudah menjadi satu kesatuan.
Insya Allah, jika desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) dapat diwujudkan, maka penghitungan ukuran adalah hal yang penting dalam perencanaan dan pembangunan yang tepat.
Ada beberapa cara untuk menghitung ukuran setiap jenis pekerjaan. Secara garis besar, cara penghitungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
§  Ukuran pekerjaan yang memiliki luas dan ketebalan atau memiliki penampang dan panjang dihitung dengan menggunakan satuan m3. Misalnya pada pekerjaan pasangan batu kali (sungai), pasangan batu bata (juga bisa m2), kuda-kuda, dan kusen.
Pondasi adalah hal yang terpenting dalam sebuah bangunan, karena pondasi menopang bangunan di atasnya agar tetap kokoh. Galian tanah pondasi harus diukur dalam besaran volume agar memperoleh ukuran yang tepat agar bisa menopang bangunan dengan kuat dan awet. Urugan pasir dan tanah serta peninggian lantai diukur dengan besaran volume untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan tanah yang tepat. Sebaiknya persediaan pasir dan tanah dilebihkan dari hasil penghitungan, karena sisanya dapat digunakan untuk cadangan atau pekerjaan yang lain.
Pekerjaan beton bertulang adalah yang membentuk struktur atau wujud bangunan sebagai rangkanya. Ukuran beton bertulang diukur dengan volume dan biasanya lebar untuk pekerjaan ini hampir sama untuk setiap bangunan, terutama bangunan sederhana. Lebar beton bertulang ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kekuatan yang diperlukan. Untuk menentukan lebar beton bertulang, harus dengan pemilihan ukuran ring besi yang sesuai. Beton lantai kerja, meskipun cenderung meluas, namun ketebalan adalah hal yang penting meskipun kira-kira hanya sekitar 5 cm. Jadi ukuran beton kerja dihitung dengan besaran volume.
Kusen untuk pintu dan jendela juga dihitung dengan besaran volume, setidaknya untuk mengetahui kekuatan yang dibutuhkan karena kusen juga menahan beban dari dinding.

§  Ukuran pekerjaan yang hanya memiliki luas dan ketebalan yang relatif tipis dihitung dengan menggunakan satuan m2. Contohnya pada pekerjaan plesteran, pasangan lantai, pasangan plafon, pasangan atap, dan pengecatan.
Ketika merencanakan atau hendak membuat bangunan, ukuran luas yang pertama kali dihitung adalah lahan yang akan dibersihkan. Lahan yang digunakan bukan hanya untuk bangunan di atasnya saja, namun juga bisa untuk halaman bangunan, taman, gazebo, kolam, dan sebagainya. Masing-masing bagian tadi juga harus diukur luasnya agar dapat ditata dengan baik dan sesuai kebutuhan.
Ukuran permukaan dinding atau plesteran dihitung dengan besaran luas. Jumlah bata yang hendak digunakan juga dapat diketahui dengan menghitung luas dinding yang hendak dibangun, biasanya luas dinding sudah dikurangi dengan luas pintu dan jendela. Bata dipasang dengan posisi “tidur” dan mengambil posisi terpanjang. Jadi ketebalan bata adalah yang menyusun tinggi dinding dan panjang bata adalah yang menyusun panjang dinding. Jadi ketebalan dinding bangunan dipengaruhi oleh lebar permukaan bata. Ketebalan dan panjang bata adalah yang kira-kira dapat dihitung luasnya untuk menentukan jumlah bata yang dibutuhkan untuk pasangan bata pada dinding.
Kemudian sebagai komponen pelengkap, keramik adalah benda yang dapat dipasang pada lantai dan permukaan dinding. Keramik yang dijual sudah memiliki ukuran-ukuran yang tetap, misalnya 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 20 x 25 cm, dan sebagainya. Luas lantai yang sudah diukur dan direncanakan dapat menjadi acuan untuk menentukan jumlah keramik yang dibutuhkan, hanya dengan membagi antara luas lantai dengan luas keramik per buah.
Plafon untuk membuat langit-langit dalam ruangan bangunan juga diukur dengan besaran luas, baik plafon dalam ruangan maupun teras.
Luas daun pintu dan daun jendela disesuaikan dengan kebutuhan. Yang terpenting, umumnya ukuran pintu lebih besar dari ukuran tubuh manusia, baik panjang maupun lebarnya. Sedangkan ukuran jendela pada dasarnya sesuai kebutuhan. Jika sekadar agar cahaya dapat masuk, maka hanya berukuran kecil dan posisi di atas. Jika untuk dapat melihat pemandangan di luar bangunan, maka lebih besar lagi, kira-kira dari pinggang manusia dewasa hingga lebih tinggi dari kepala manusia dewasa (sebaiknya minimal 2 meter dari permukaan lantai). Ukuran ventilasi udara juga dihitung berdasarkan luasnya.
Besaran luas juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah kaso, reng, atap genteng dan luas pengecatan.

§  Ukuran pekerjaan yang cenderung memanjang (ukuran panjang lebih dominan daripada lebarnya) dihitung dengan menggunakan satuan m. Misalnya pada pekerjaan lisplang, lisplafon, instalasi pipa, kabel, dan bubungan genteng.
Meskipun lisplang dan lisplafon memiliki ukuran lebar dan ketebalan, namun besaran panjang adalah hal yang harus dihitung agar sesuai dengan panjang sisi-sisi pada keliling bangunan atau ruangan. Sedangkan lebar dan ketebalan pada lisplang dan lisplafon cenderung pada unsur proporsi, kepatutan, dan estetika.
Bubungan atap adalah penutup sisi teratas dari tampilan atap, sehingga cukup diukur total panjangnya saja.

§  Penghitungan jumlah bahan-bahan satuan menggunakan satuan ukuran buah. Misalnya lampu, stopkontak, saklar, engsel, kunci, kloset, dan keran air. Jumlah komponen pintu dan jendela seperti engsel, kunci, dan sebagainya disesuikan dengan jumlah pintu dan jendela yang ada. Misalnya, untuk satu daun pintu, maka dibutuhkan tiga buah engsel. Lalu jumlah saklar juga disesuaikan dengan jumlah lampu. Untuk menghemat jumlah tempat saklar, sebaiknya menggunakan saklar dengan dua atau tiga tombol, terlebih jika ada yang lebih. Sedangkan jumlah keran air disesuaikan dengan jumlah orang-orang yang ada. Untuk tempat wudhu, khususnya desain Masjid Syahadat di Betterpad-Ray, tentu jumlah harus banyak. Jumlah keran air juga disesuaikan dengan jumlah bak mandi yang ada.

§  Penghitungan jumlah bahan satuan yang terdiri dari beberapa komponen bahan yang dirakit menjadi menjadi satu menggunakan satuan unit. Misalnya meja dapur atau cuci, instalasi air bersih dan air kotor, instalasi titik lampu, instalasi titik daya, dan sebagainya.


Demikian artikel dari saya ini. Semoga desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya) dapat memberikan inspirasi dan dapat diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan terutama di artikel ini.


Referensi:
·         Susanta, Gatut, dkk. Membangun Masjid & Mushola. 2007. Depok: Penebar Swadaya. (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1048_Membangun%20Masjid%20dan%20Mushola#mode/2up)

(Hobi Arsitektur)





No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts