Sunday, June 9, 2019

MAKET BETTERPAD-RAY - Wujud dan Struktur Bangunan sebagai Cermin Tingkat Teknologi



Arsitektur rumah tradisional baik struktur maupun bahannya menunjukkan kondisi lingkungan serta sumber bahan bangunan yang ada. Penduduk di daerah beriklim tropis umumnya banyak menggunakan bambu atau kayu dalam membangun rumah. Sebaliknya kayu dan bambu membatasi variasi bentuk/struktur bangunan, terutama jika dikerjakan dengan teknologi sederhana. Bentuk dan struktur bangunan juga dipengaruhi oleh iklim. Sudah seharusnya penduduk di daerah hujan tropis membuat rumah yang beratap curam untuk memperlancar jatuhnya air. Penduduk yang hidup di hutan yang banyak terdapat hewan buas harus membangun rumah di atas tiang-tiang yang tinggi yang disebut rumah panggung (beberapa daerah di Sumatera). Sedangkan penduduk yang hidup di daerah rawa-rawa, misalnya suku di sebagian wilayah Papua harus membuat rumah di atas tiang-tiang yang cukup tinggi untuk menghindari pasang-surutnya air payau. Sedangkan di beberapa daerah pegunungan di Jawa Barat yang bersuhu dingin, penduduknya membuat rumah panggung yang sekadar menghimpun udara hangat sebagai pemisah antara lantai dan tanah.
Keterbatasan variasi tersebut tentunya sudah tidak berlaku untuk masyarakat modern yang teknologinya sudah maju. Dengan mudahnya, masyarakat modern dapat membuat bangunan yang bisa memberikan kenyamanan tanpa pengaruh langsung iklim maupun bahan yang tersedia di sekitarnya. Contoh dari hal tersebut adalah kecenderungan masyarakat modern untuk membuat bangunan dengan langit-langit yang disesuaikan dengan teknologi air conditioner. Masyarakat sekarang menjinakkan iklim di luar dan memanfaatkan kemampuan teknologi.
Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) adalah desain bangunan yang menggunakan teknologi arsitektur tradisional dan modern. Tujuan penggunaan teknologi tradisional adalah untuk melestarikan budaya Nusantara Indonesia dan mengenalkan teknologi tradisional kepada generasi modern agar mereka tahu bahwa teknologi tradisional memiliki kehebatan yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Seringkali orang-orang modern menganggap bahwa teknologi tradisional adalah sesuatu yang terbelakang, sulit, belum praktis, dan sebagainya dan teknologi modern adalah yang mampu meringankan pekerjaan manusia, cepat, dan sesuai zaman. Namun perlu diketahui bahwa para pendahulu orang-orang Indonesia modern adalah orang-orang yang mengenal nilai-nilai luhur, selalu berpikir dan peka terhadap kondisi alam, dan selalu sopan santun. Hal ini berbeda dengan generasi sekarang yang sebenarnya terlalu mengandalkan teknologi modern tanpa peka terhadap kondisi sekitar. Karena itu, dibuatlah desain Maket Betterpad-Ray yang setidaknya agar generasi sekarang tahu bahwa teknologi arsitektur tradisional memang berguna bagi manusia. Sedangkan adanya penggunaan teknologi modern pada Maket Betterpad-Ray jika dapat diwujudkan nantinya, Insya Allah, adalah agar tetap sesuai dengan kondisi zaman sekarang yang semuanya serba cepat dan praktis, dan itupun yang bermanfaat bagi manusia dan sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contoh paling mudah adalah penggunaan energi listrik.
Pendapa Peradaban adalah contoh bangunan tradisional yang paling jelas terlihat di dalam Maket Betterpad-Ray. Pada dasarnya desain pendapa Peradaban merupakan pendapa yang dapat dijumpai di Jawa, namun desainnya diusahakan agar dapat memiliki sebagian unsur-unsur bangunan yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Pendapa Peradaban memiliki keunikan yaitu adanya balkon yang tidak lazim ditemui di pendapa-pendapa lain. Pagar pembatas balkon dapat didesain agar mirip dengan arsitektur di luar Jawa, misalnya di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, atau Maluku. Sebenarnya akan diusahakan adanya unsur atap rumah Honai (Papua) di sebagian atap Pendapa Peradaban, yang jelas semuanya ini perlu pendapat dari para ahli atau budayawan seluruh Indonesia, termasuk dari Bali dan Nusa Tenggara. Namun setidaknya dapat diberi ukiran rumah adat beserta daerah asalnya di bagian tiang pendapa untuk pengetahuan bagi para pengunjung. Tiang-tiang pendapa adalah salah satu bentuk teknologi tradisional, terutama tiang utama (soko guru) yang menopang atap paling atas atau paling pusat. Posisi atap pusat yang bentukya tinggi dan curam membuat tinggi bangunan pendapa semakin besar. Hal ini berguna untuk tempat udara berkumpul sehingga menyejukkan udara di dalamnya. Tidak adanya dinding-dinding pembatas di pendapa juga berguna agar memperlancar sirkulasi udara. Sebagai ruang publik untuk pertemuan dan tidak adanya privasi, keberadaan dinding pembatas memang tidak diperlukan untuk pendapa. Teknologi modern yang dapat digunakan di pendapa yang dapat menunjang aktivitas di dalamnya antara lain adalah lampu dan proyektor. Proyektor berguna untuk menampilkan layar presentasi jika pendapa digunakan untuk rapat atau sejenis seminar, dan sudah sebaiknya jika pendapa-pendapa (terutama pemerintahan) memakai proyektor. Untuk keamanan, kamera pengawas juga perlu dipasang. Karena sirkulasi udara sudah lancar, maka pendapa-pendapa termasuk Pendapa Peradaban tidak membutuhkan Air Conditioner lagi.
Jika melihat bangunan-bangunan di berbagai belahan dunia dan jika sudah mengetahui karakteristik masing-masing, setidaknya dari luarnya saja dan walaupun hanya melalui buku atau televisi atau internet, maka dapat dibuat perbandingan tentang unsur-unsur bangunannya, seperti bahan, bentuk, ukuran, dan sebagainya. Terkadang ada pandangan bahwa bangunan dengan bahan kayu atau bambu adalah bangunan kuno dan bangunan dengan bahan semen adalah bangunan modern. Namun sesuai penjelasan tadi, sebenarnya bahan-bahan tersebut memang digunakan karena memang hanya sesuai dengan iklim dan ketersediaannya. Umumnya bangunan-bangunan di belahan bumi bagian timur menggunakan bahan dasar dari kayu, termasuk peradaban besar China. Bahan-bahan seperti kayu memang banyak ditemukan di belahan bumi timur atau Asia bagian timur dan tenggara. Sedangkan bangunan-bangunan di Timur Tengah, India, dan belahan bumi barat (Mesir, Eropa, juga Benua Amerika) menggunakan bahan semen atau pasir atau batu, yang keras dan bukan berasal dari tumbuhan. Hal ini karena bahan yang tersedia memang benda-benda seperti itu dan berbeda dengan Indonesia yang sudah diakui oleh dunia dengan keanekaragaman sumber daya alamnya, serta umumnya mereka berada di daerah musim panas dan musim dingin yang signifikan. Suku-suku di Afrika, Australia Aborigin, Indian, dan Oseania yang hidup di hutan atau alam bebas hanya memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya dan rumahnya hanya sederhana saja karena mereka bersahabat dengan alam dan alam pun sudah mencukupi kebutuhan mereka tanpa harus bersusah payah. Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan berbagai suku-suku dan bangsa-bangsa di dunia ini dengan karakteristik masing-masing dan apa yang dibutuhkan oleh mereka. Yang terpenting, sudah seharusnya mereka saling mengenal dan saling menghargai, karena suku dan ras adalah ketetapan Tuhan untuk menguji manusia agar saling mengenal. Coba dibayangkan jika hanya ada satu ras atau bangsa di dunia ini, manusia sebagai makhluk berakal dan punya nafsu tentu akan merasa bosan. Dan tidak akan ada keanekaragaman arsitektur yang membuat manusia “asyik” atau “suka” untuk mempelajari keanekaragamannya.
Masjid Syahadat

Pendapa Peradaban

Bangunan Utama Betterpad-Ray

Demikianlah penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan terutama di artikel ini.

Referensi:
·         Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. Jati Diri Arsitektur Indonesia. 1997. Bandung: Penerbit Alumni.  *Termasuk oleh: Prof. Dr. S. Budhisantoso, seperti yang tercantum dalam buku referensi.  (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1140_Jati%20Diri%20Arsitektur%20Indonesia#page/n1/mode/2up)

No comments:

Post a Comment

BETTERPAD-RAY MOCKUP - Materiaal van de muur van de Shahada-moskee (Masjid Syahadat)

"Sorry If There Is A Deficiency / Error In Translation From Indonesian To Related Languages, Because It Only Uses Google Translate"...

Popular posts