Ibrahim yang masih bayi
tumbuh dan berkembang dengan pesat. Setelah Ibrahim sudah cukup besar dan
perintah untuk membunuh bayi laki-laki sudah sirna, maka kedua orang tuanya
sudah berani membawa Ibrahim pulang ke rumah.
Pada masa Nabi Ibrahim,
sebagian besar penduduk Mesopotamia kuno beragama politeisme atau menyembah
lebih dari satu Tuhan. Dewa bulan atau Sin adalah salah satu berhala yang
paling penting. Objek penyembahan utama mereka adalah bintang, bulan, dan
matahari. Karena itu, bidang astronomi adalah hal penting dalam kehidupan
mereka. Ayah Nabi Ibrahim yang bernama Aazar adalah seorang pembuat
berhala-berhala perwujudan simbol tersebut untuk disembah. Berhala-berhala itu
dijual kepada masyarakat sekitar.
Pada saat ayahnya
Ibrahim sedang membuat patung-patung, Ibrahim melihat patung-patung itu dibuat
dari batu atau kayu yang merupakan benda mati. Ibrahim bertanya kepada ayahnya
mengapa patung-patung itu tidak bisa bergerak atau merespon berbagai pertanyaan.
Menurut Ibrahim apakah pantas patung-patung itu dijadikan sebagai Tuhan?
Patung-patung itu tidak bisa menolong manusia dan juga tidak bisa melukai
manusia. Respon ayah Ibrahim tidak membuat perasaan Ibrahim menjadi puas.
Ibrahim merasa heran melihat orang-orang sekitarnya melakukan penyembahan terhadap
berhala. Mereka selalu memberikan makanan kepada patung-patung itu dan mereka
menangis serta berdoa kepada patung-patung tersebut. Ibrahim berpikir bahwa
masyarakat sekitarnya berada dalam kesesatan yang nyata. Kemudian Ibrahim
mencari kebenaran tentang Tuhan yang sebenarnya.
Surat Al-An’am ayat 74:
۞وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ
أَصۡنَامًا ءَالِهَةً إِنِّيٓ أَرَىٰكَ وَقَوۡمَكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٧٤
74. Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata
kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang
nyata".
Ibrahim pun melihat
keadaan alam yang ada di sekitarnya. Ada berbagai tumbuhan, hewan, tanah,
langit, dan sebagainya. Ketika malam tiba, Ibrahim melihat bintang yang
bersinar, namun kemudian bintang itu terbenam. Lalu Ibrahim melihat bulan
terbit bercahaya, dan bulan itu terbenam tak nampak lagi. Kemudian Ibrahim
melihat matahari terbit sedang bersinar, dan akhirnya matahari itu terbenam
lagi.
Surat Al-An’am ayat
75-78:
وَكَذَٰلِكَ
نُرِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ ٧٥ فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا
كَوۡكَبٗاۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ ٧٦ فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا قَالَ
هَٰذَا رَبِّيۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ
مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ ٧٧ فَلَمَّا
رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ
أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ٧٨
75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada
Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami
memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
76. Ketika
malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya
tidak suka kepada yang tenggelam".
77. Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku".
Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku
tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat".
78. Kemudian
tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang
lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Akhirnya Ibrahim
memperoleh kesimpulan. Akal pikiran dan hati Ibrahim yang suci bersih itu
memutuskan bahwa Tuhan adalah Yang Menciptakan alam semesta ini. Inilah daya
pikir yang dianugerahkan kepada beliau dalam menolak penyembahan terhadap
berhala serta mampu mengetahui Tuhan yang sebenarnya.
Surat Al-An’am ayat 79:
إِنِّي
وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ
أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٧٩
79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada
Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
No comments:
Post a Comment