Nabi Shalih adalah
keturunan Nabi Nuh. Silsilah beliau adalah Shalih bin 'Ubaid bin ‘Ashif bin
Masih bin ‘Abid bin Hazir bin Tsamud bin 'Amir bin Iram bin Sam bin Nuh. Nabi Shalih
diutus Allah SWT kepada kaum Tsamud yang menempati bekas reruntuhan kaum Ad.
Bangsa Tsamud ternyata lebih pandai dan lebih maju daripada kaum Ad. Mereka
mampu membuat saluran irigasi yang lebih sempurna untuk mengairi lahan
pertanian dan perkebunan mereka. Mereka juga membangun bangunan-bangunan yang
lebih megah di bukit-bukit. Binatang-binatang perahan dan ternak yang
berkembang biak. Kebun-kebun bunga yang indah. Mereka hidup makmur dan berlomba-lomba
dalam kemegahan dan kemewahan.
Kaum Tsamud ternyata juga
menyembah berhala seperti kaum Ad. Mereka juga suka melakukan kejahatan dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, Allah SWT telah mengutus Nabi Shalih kepada mereka. Nabi Shalih
berasal dari keluarga terpandang dan terhormat, terkenal tangkas, cerdik,
pandai, rendah hati, dan pandai bergaul. Nabi Shalih memperingatkan kaum Tsamud
agar menyembah Allah SWT saja dan tidak menyekutukan Allah SWT. Namun kaum
Tsamud tidak mau menerima ajakan Nabi Shalih. Kaum Tsamud bahkan mendustakan
Nabi Shalih dan menganggap Nabi Shalih sebagai pembual belaka.
Dakwah adalah tugas
yang harus dilakukan bagi Nabi Shalih. Ia tidak meminta imbalan dalam
berdakwah. Ia hanya menyampaikan. Nabi Shalih tetap mengajak kaumnya untuk
menyembah Allah SWT dan meninggalkan kekufuran. Hal ini dilakukan dengan sabar,
telaten, dan pantang menyerah. Kisah dakwah Nabi Shalih diterangkan dalam
beberapa ayat kitab suci Al-Qur’an.
Surat Hud ayat 61-63:
۞وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ
ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ
فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ
مُّجِيبٞ ٦١ قَالُواْ يَٰصَٰلِحُ قَدۡ
كُنتَ فِينَا مَرۡجُوّٗا قَبۡلَ هَٰذَآۖ أَتَنۡهَىٰنَآ أَن نَّعۡبُدَ مَا
يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكّٖ مِّمَّا تَدۡعُونَآ إِلَيۡهِ
مُرِيبٖ ٦٢ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ
إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَءَاتَىٰنِي مِنۡهُ رَحۡمَةٗ فَمَن
يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِنۡ عَصَيۡتُهُۥۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيۡرَ
تَخۡسِيرٖ ٦٣
61. Dan kepada Tsamud
(Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".
62. Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh,
sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan,
apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak
kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami".
63. Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana
pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku
rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab)
Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku
selain daripada kerugian.
Surat Asy-Syu’ara ayat
142-152:
إِذۡ
قَالَ لَهُمۡ أَخُوهُمۡ صَٰلِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
١٤٢ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ
١٤٣ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
١٤٤ وَمَآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا
عَلَىٰ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٤٥
أَتُتۡرَكُونَ فِي مَا هَٰهُنَآ ءَامِنِينَ
١٤٦ فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٖ ١٤٧
وَزُرُوعٖ وَنَخۡلٖ طَلۡعُهَا هَضِيمٞ ١٤٨
وَتَنۡحِتُونَ مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا فَٰرِهِينَ ١٤٩ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ١٥٠ وَلَا تُطِيعُوٓاْ أَمۡرَ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ١٥١ ٱلَّذِينَ يُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا
يُصۡلِحُونَ ١٥٢
142. Ketika saudara mereka, Shaleh, berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
143.
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu,
144. maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
145. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam.
146. Adakah
kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman,
147. di dalam
kebun-kebun serta mata air,
148. dan
tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut.
149. Dan kamu
pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin;
150. maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
151. dan janganlah
kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas,
152. yang
membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan".
Jika Nabi Shalih giat
melaksanakan dakwah, maka Kaum Tsamud juga giat berusaha agar dakwah Nabi
Shalih tidak dihiraukan umatnya. Segala upaya dilakukan agar seluruh kaum
Tsamud merendahkan Nabi Shalih.
Pada suatu hari, orang-orang
kafir kaum Tsamud menemui Nabi Shalih. Mereka meminta bukti kebenaran kenabian
Shalih yaitu mendatangkan mukjizat. Nabi Shalih harus mampu menghadapi tuntutan
itu dan memohon kepada Allah SWT agar mendatangkan mukjizat kepadanya.
Allah SWT mengabulkan
do'a Nabi Shalih. Pada suatu hari Nabi Shalih mengajak kaumnya untuk pergi ke kaki
gunung. Orang-orang kafir mengikutinya bukan karena memercayai Nabi Shalih
melainkan berharap bahwa Nabi Shalih tak dapar mengeluarkan mukjizat. Dengan
begitu mereka bisa mengolok-olok Nabi Shalih.
Mereka pun telah sampai
di kaki gunung. Orang-orang kafir kaum Tsamud pun terkejut. Tampak seekor unta betina
keluar dari celah batu. Unta itu besar dan gemuk. Belum pernah mereka melihat
unta sebagus itu. Nabi Shalih berpesan kepada kaumnya bahwa unta itu adalah
sebuah mukjizat. Mereka boleh memerah susunya tetapi unta itu harus bebas
berkeliaran dan jatah minum air sumur untuk unta bergantian dengan penduduk. Kaum
Tsamud menyetujuinya. Unta itu menuju sumur dan meminum airnya. Sedangkan
penduduk segera mengambil air susu unta itu. Mukjizat berupa unta betina ini
diterangkan dalam beberapa ayat kitab suci Al-Qur’an.
Surat Al-A'raaf ayat
73:
وَإِلَىٰ
ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ
إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ قَدۡ جَآءَتۡكُم بَيِّنَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡۖ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ
ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ وَلَا
تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٧٣
73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud
saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti
yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu,
maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang
pedih".
Surat Hud ayat 64:
وَيَٰقَوۡمِ
هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٞ قَرِيبٞ ٦٤
64. Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah,
sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia
makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun
yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat".
Surat Asy-Syu’ara ayat
153-156:
قَالُوٓاْ
إِنَّمَآ أَنتَ مِنَ ٱلۡمُسَحَّرِينَ ١٥٣
مَآ أَنتَ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُنَا فَأۡتِ بَِٔايَةٍ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١٥٤ قَالَ هَٰذِهِۦ نَاقَةٞ لَّهَا شِرۡبٞ
وَلَكُمۡ شِرۡبُ يَوۡمٖ مَّعۡلُومٖ ١٥٥
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابُ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ١٥٦
153. Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu
adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir;
154. Kamu
tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu
mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar".
155. Shaleh
menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan
air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang
tertentu.
156. Dan
janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang
menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar".
No comments:
Post a Comment