Surat Ash-Shaffat ayat
100-101:
رَبِّ
هَبۡ لِي مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٠٠
فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٖ ١٠١
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang
anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka
Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
Sudah lama Nabi Ibrahim
tidak bertemu dengan Hajar dan Ismail. Terakhir kali mereka berpisah di padang
pasir yang tandus, Hajar dan Ismail ditinggalkan di sana. Nabi Ibrahim merasa
rindu.
Setiap kali ia mengirim
utusan untuk melihat kondisi Hajar dan Ismail, Nabi Ibrahim merasa lega. Para
utusan memberi kabar bahwa ternyata Hajar dan Ismail dalam keadaan baik-baik
saja. Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik dan pemimpin di Mekkah, karena
merekalah yang pertama kali menemukan sumber air dan menetap di sana.
Nabi Ibrahim ingin
sekali bertemu dengan Hajar dan Ismail. Akhirnya Nabi Ibrahim berangkat ke
Mekkah dan bertemu dengan Hajar dan Ismail di padang Arafah. Anak dan isterinya
sedang menggembalakan hewan ternak yang cukup banyak. Nabi Ibrahim merasa
senang dan bersyukur, ternyata Hajar dan Ismail hidup dengan baik dan cukup.
Dalam perjalanan menuju
ke Mekkah, ketiga orang itu beristirahat dahulu di Muzdalifah karena kelelahan.
Nabi Ibrahim lelah setelah menempuh jarak jauh dari Palestina ke Mekkah. Nabi
Ibrahim pun tidur pulas. Dalam tidurnya Nabi Ibrahim mendapat wahyu melalui
mimpi. Beliau mendapat perintah dari Allah SWT agar menyembelih putranya yaitu
Ismail. Ismail harus dikorbankan sebagai bukti ketaatan Nabi Ibrahim terhadap
Allah SWT.
Saat terbangun Nabi
Ibrahim memikirkan mimpinya itu. Ujian kali ini benar-benar berat. Nabi Ibrahim
harus melakukan hal itu kepada Ismail yang sangat disayanginya, namun Nabi
Ibrahim harus melakukan perintah itu karena kecintaannya terhadap Allah SWT.
Nabi Ibrahim menguatkan hatinya dan memberitahukan mimpinya itu kepada Ismail
bahwa beliau diperintah Allah SWT agar menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim meminta
pendapat Ismail. Dengan mantap Ismail menjawab bahwa ayahnya harus mengerjakan
perintah Allah tersebut dan Ismail menyatakan bahwa dirinya ikhlas.
Surat
Ash-Shaffat ayat 102:
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ
أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ
سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٠٢
102. Maka tatkala anak
itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar".
Dikisahkan bahwa Iblis
berulang kali membujuk Nabi Ibrahim dan Ismail agar tidak melaksanakan perintah
tersebut. Iblis mencoba membujuk mereka selama tiga kali, namun Nabi Ibrahim
(dan Ismail) mengambil batu kerikil dari tanah dan melemparnya ke arah Iblis
itu setiap kali bujukan. Iblis pun pergi dan inilah asal mula lempar jumroh
dalam ibadah haji. Nabi Ibrahim dan Ismail tetap menaati perintah Allah SWT.
Iblis tidak mampu membujuk mereka.
Nabi Ibrahim membawa
Ismail ke atas bukit. Sebuah pedang tajam sudah disiapkan. Pedang diarahkan ke
leher Ismail. Ketika pedang hampir menyentuh leher Ismail, tiba-tiba tubuh
Ismail diganti dengan seekor kambing yang gemuk dan besar. Hal ini memang
merupakan kehendak dan kuasa Allah SWT dan Malaikat Jibril yang melakukannya.
Ismail tidak jadi disembelih dan selamat.
Surat Ash-Shaffat ayat
103-107:
فَلَمَّآ
أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ ١٠٣
وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ ١٠٤
قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٠٥ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ١٠٦ وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
104. Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105.
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Peristiwa itu terjadi
pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina. Tanggal peristiwa itu dijadikan sebagai
hari raya Qurban/Idul Adha bagi umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam yang
melaksanakan ibadah haji juga melakukan qurban di Mina sebagai penghormatan
terhadap Nabi Ibrahim.
Surat Ash-Shaffat ayat
108-111:
وَتَرَكۡنَا
عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ١٠٨ سَلَٰمٌ
عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ ١٠٩ كَذَٰلِكَ
نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١١٠ إِنَّهُۥ مِنۡ
عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١١١
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang
baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
109.
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111.
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Referensi
Kisah 25 Nabi dan Rasul, penulis: MB. Rahimsyah AR.
Nabi Ibrahim a.s. – Wikipedia Bahasa Melayu
No comments:
Post a Comment