Nabi Daud telah
dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Sulaiman. Nabi Daud mendidik dan membimbing Sulaiman agar berkelakukan mulia.
Beliau mengajarkannya tentang tata cara menyembah Allah SWT, berbuat kebaikan,
dan cara bersyukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang telah diberikan.
Sulaiman tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang beriman, pandai, adil, dan
bijaksana. Allah SWT memberikannya kemampuan agar mampu menjadi raja pengganti
Nabi Daud.
Surat Al-Anbiya’ ayat
78-79:
وَدَاوُۥدَ
وَسُلَيۡمَٰنَ إِذۡ يَحۡكُمَانِ فِي ٱلۡحَرۡثِ إِذۡ نَفَشَتۡ فِيهِ غَنَمُ ٱلۡقَوۡمِ
وَكُنَّا لِحُكۡمِهِمۡ شَٰهِدِينَ ٧٨
فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ وَكُلًّا ءَاتَيۡنَا حُكۡمٗا وَعِلۡمٗاۚ
وَسَخَّرۡنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلۡجِبَالَ يُسَبِّحۡنَ وَٱلطَّيۡرَۚ وَكُنَّا
فَٰعِلِينَ ٧٩
78. Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di
waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu
dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan
keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
79. maka Kami
telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat);
dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah
Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud.
Dan kamilah yang melakukannya.
Pada suatu malam,
orang-orang sedang tertidur dengan lelapnya, termasuk para petani dan
penggembala hewan ternak. Saat itu, ada
sekawanan kambing yang keluar dari pekarangan mereka menuju ke kebun milik
orang lain. Mereka memakan tanaman-tanaman itu sehingga kebun menjadi rusak.
Pagi harinya, pemilik
kebun terbangun dan melakukan aktivitas seperti biasa. Dia menuju ke kebunnya
untuk memeriksa. Dia mendengar suara kambing di kebunnya. Setelah masuk ke
kebun, dia melihat tanaman-tanamannya yang rusak telah dimakan sekawanan
kambing yang masih di situ.
Tentu saja si pemilik
kebun marah dan segera menemui pemilik kambing-kambing itu. Dia menyebut bahwa
si pemilik kambing telah membiarkan kambing-kambingnya berkeliaran di kebun
orang lain. Perselisihan terjadi antara kedua orang itu.
Si pemilik kambing
mengajak si pemilik kebun untuk menemui Nabi Daud untuk memutuskan perkara
tersebut. Memang, keduanya tak mengira hal itu akan terjadi. Beberapa saat
kemudian, mereka telah tiba di istana Daud. Keduanya pun mendatangi Nabi Daud yang sedang dalam jadwal memutuskan perkara. Keduanya menjelaskan perkara yang
sedang dihadapi. Setelah Nabi Daud mendengarkan keterangan secara seksama, beliau
memberi keputusan bahwa si pemilik kambing harus menyerahkan kambing-kambingnya
kepada si pemilik kebun untuk mengganti tanaman-tanaman yang telah hancur.
Sulaiman juga mendengar
dan memikirkan perkara tersebut dengan baik-baik. Allah SWT memberi petunjuk
kepada Sulaiman dengan keputusan baru. Sulaiman mengatakan bahwa si pemilik
kambing menyerahkan kambing-kambingnya kepada si pemilik kebun untuk sementara,
sehingga pemilik kebun dapat memperoleh manfaat dari kambing-kambing tersebut
untuk mencukupi kebutuhannya. Pemilik kambing juga harus menanami kembali
tanaman di kebun itu hingga seperti semula, baru setelah itu kambing-kambing
itu menjadi miliknya lagi.
Nabi Daud merasa senang
dengan keputusan anaknya itu. Beliau menyetujui keputusan Sulaiman dan mulai
saat itu rakyat menghormati keputusannya. Dimungkinkan dua keputusan yang
diambil oleh Daud dan Sulaiman telah sesuai dengan syari’at pada saat itu.
Namun keputusan yang diambil Sulaiman lebih tepat. Allah SWT telah memberikan
hikmah dan ilmu kepada Sulaiman sehingga kedudukannya sebagai orang beriman
semakin tinggi.
Referensi:
Referensi:
· As Sayyid, Kamal
dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah
Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
· Katsir, Ibnu dan
Hudzaifah, Lc., Abu (Penerjemah). 2007. Kisah
Para Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka as-Sunnah.
No comments:
Post a Comment