Sebagai raja, Nabi Daud
sangat sibuk melakukan berbagai aktivitas yang banyak sekali. Beliau sering
memutuskan berbagai perkara dari orang-orang yang bermasalah. Selesai
memutuskan perkara, Daud beristirahat untuk memulihkan pikiran dan tenaganya.
Beliau mengisi waktunya dengan beribadah dan bertasbih kepada Allah.
Nabi Daud tinggal dan
beristirahat di dalam istana. Beliau memerintahkan para pengawalnya untuk berjaga
di depan pintu ruangannya. Pintu ditutup rapat dan orang-orang tidak diizinkan
memasuki ruangannya saat beliau sedang beribadah karena dapat mengganggu.
Pada suatu hari, Nabi
Daud sedang berada di mihrabnya. Di luar, ada dua orang yang terlihat aneh
sedang memanjat tembok istana. Mereka bergerak menuju ke ruangan Nabi Daud.
Mereka berhasil masuk ke dalam istana dan segera menemui Nabi Daud. Nabi Daud
merasa terkejut dan takut melihat kedatangan mereka. Aneh sekali karena mereka
bisa masuk melewati penjagaan para pengawal istana.
Surat Shad ayat 21:
۞وَهَلۡ أَتَىٰكَ نَبَؤُاْ ٱلۡخَصۡمِ إِذۡ تَسَوَّرُواْ ٱلۡمِحۡرَابَ ٢١
21. Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang
yang berperkara ketika mereka memanjat pagar?
Keduanya menjelaskan
bahwa kedatangan mereka secara tiba-tiba hanyalah untuk menyelesaikan perkara
mereka kepada Nabi Daud. Nabi Daud merasa lega bahwa ternyata mereka hanya
sekadar meminta keputusannya, meskipun saat itu adalah waktu beribadah, bukan
waktu untuk memutuskan perkara. Nabi Daud bertanya perihal masalah mereka.
Salah satu dari mereka mengadu bahwa saudaranya yang bersamanya itu mempunyai
sembilan puluh sembilan ekor kambing betina, dan dia hanya memiliki satu ekor
kambing saja. Namun saudaranya memaksanya untuk menyerahkan seekor kambingnya
kepada saudaranya sehingga jumlahnya genap seratus ekor. Dia kalah dalam
berdebat dengan saudaranya.
Surat Shad ayat 22-23:
إِذۡ
دَخَلُواْ عَلَىٰ دَاوُۥدَ فَفَزِعَ مِنۡهُمۡۖ قَالُواْ لَا تَخَفۡۖ خَصۡمَانِ
بَغَىٰ بَعۡضُنَا عَلَىٰ بَعۡضٖ فَٱحۡكُم بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ وَلَا تُشۡطِطۡ وَٱهۡدِنَآ
إِلَىٰ سَوَآءِ ٱلصِّرَٰطِ ٢٢ إِنَّ
هَٰذَآ أَخِي لَهُۥ تِسۡعٞ وَتِسۡعُونَ نَعۡجَةٗ وَلِيَ نَعۡجَةٞ وَٰحِدَةٞ
فَقَالَ أَكۡفِلۡنِيهَا وَعَزَّنِي فِي ٱلۡخِطَابِ ٢٣
22. Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia
terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa
takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat
zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan
janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang
lurus.
23.
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor
kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata:
"Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam
perdebatan".
Mendengar hal itu, Nabi
Daud langsung memarahi orang yang satunya dan menyatakan bahwa orang itu telah
berbuat kezaliman. Perbuatan itu dianggap tidak adil, orang yang sudah memiliki
banyak kambing justru meminta satu-satunya kambing milik orang lain.
Namun Nabi Daud
mengambil keputusan terlalu tergesa-gesa, karena beliau tidak meminta
keterangan terlebih dahulu dari orang yang satunya. Seharusnya beliau bertanya
kepadanya. Konon, kedua saudara tersebut tiba-tiba menghilang (malaikat yang
menyamar), Wallahu a’lam. Nabi Daud menduga bahwa peristiwa tadi adalah ujian
dari Allah SWT. Nabi Daud sadar bahwa seharusnya beliau mendengarkan keterangan
dari kedua belah pihak yang berselisih sebelum memberi keputusan.
Nabi Daud memohon ampun
kepada Allah SWT sambil bersujud karena telah terburu-buru dalam bertindak.
Maka Allah SWT menganpuni kesalahannya.
Surat Shad ayat 24-25:
قَالَ
لَقَدۡ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعۡجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِۦۖ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡخُلَطَآءِ
لَيَبۡغِي بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَقَلِيلٞ مَّا هُمۡۗ وَظَنَّ دَاوُۥدُ أَنَّمَا فَتَنَّٰهُ فَٱسۡتَغۡفَرَ رَبَّهُۥ
وَخَرَّۤ رَاكِعٗاۤ وَأَنَابَ۩ ٢٤
فَغَفَرۡنَا لَهُۥ ذَٰلِكَۖ وَإِنَّ لَهُۥ عِندَنَا لَزُلۡفَىٰ وَحُسۡنَ مََٔابٖ ٢٥
24. Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah
berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah
mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta
ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
25. Maka Kami
ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat
pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.
Allah SWT berfirman
kepada Nabi Daud dan tentunya pelajaran bagi kita semua bahwa sebagai pemimpin,
hakim, ketua, dan siapapun kita ketika memutuskan perkara, maka kita harus
memberi keputusan secara adil dan tidak mengikuti hawa nafsu kita. Berpikirlah secara
tenang dan selalu meminta petunjuk kepada Allah SWT agar kita dapat mengambil
keputusan yang baik, benar, dan adil.
Surat Shad ayat 26:
يَٰدَاوُۥدُ
إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ
وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦
26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.
Sebagai tambahan, ada
beberapa penafsiran ayat di atas yang merujuk kepada kisah-kisah Israiliyat. Berikut
kisahnya:
Nabi Daud memiliki
sembilan puluh sembilan isteri. Nabi Daud ingin menggenapkan jumlah isterinya
menjadi seratus orang. Pada suatu hari datanglah dua orang yang berperkara
kepada beliau seperti cerita tadi. Sembilan puluh sembilan ekor kambing betina
ditafsirkan sebagai sembilan puluh sembilan isteri, sedangkan satu ekor kambing
ditafsirkan sebagai seorang istri yang dipersunting Nabi Daud yang sebenarnya
sudah menikah dengan seorang perwira dari kerajaannya sendiri. Hal itu dianggap
sebagai peringatan Allah SWT melalui dua malaikat agar Nabi Daud sadar.
Saya sendiri lebih
percaya kepada kisah yang pertama saya tulis di sini.
Referensi:
·
As Sayyid, Kamal
dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah
Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·
https://bahasawaktu.wordpress.com/2016/05/21/nabi-daud-99-fitnah/
No comments:
Post a Comment