Suatu hari, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya yang terdiri dari
kumpulan manusia, para jin, dan burung-burung untuk berkumpul di hadapannya.
Nabi Sulaiman sedang mengadakan apel besar dan memeriksa kehadiran setiap
kelompok. Beliau tidak melihat kehadiran burung hud-hud. Padahal semua burung
telah hadir kecuali burung hud-hud. Nabi Sulaiman bertanya tentang keberadaan
burung hud-hud. Ketidak hadirannya adalah suatu kesalahan yang besar dan
tindakan tidak disiplin. Nabi Sulaiman berniat menghukumnya dan bahkan
menyembelihnya, kecuali jika dia memberikan alasan yang jelas.
Surat An-Naml ayat
20-21:
وَتَفَقَّدَ
ٱلطَّيۡرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ كَانَ مِنَ ٱلۡغَآئِبِينَ ٢٠ لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابٗا شَدِيدًا أَوۡ
لَأَاْذۡبَحَنَّهُۥٓ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّي بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ٢١
20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata:
"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
21. Sungguh
aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar
menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang
terang".
Burung hud-hud adalah burung yang bertugas mencari dan menemukan sumber
air bagi pasukan Nabi Sulaiman. Ketika burung hud-hud hinggap di atas tanah
yang terdapat sumber air, pasukan bergerak menuju ke tempat tersebut dan mulai
menggali tanah hingga keluar air.
Beberapa saat kemudian, burung hud-hud telah tiba di tempat Nabi Sulaiman.
Burung itu segera menjelaskan apa yang dialaminya sehingga membuatnya terlambat. Dia membawa kabar penting yang belum
diketahui oleh Nabi Sulaiman sebelumnya. Burung itu mengatakan bahwa dia telah
terbang hingga sampai di suatu negeri yang besar bernama kerajaan Saba, sekarang wilayah Yaman. Negeri itu
dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Balqis.
Ratu itu duduk di atas singgasana yang besar dan mewah. Sayangnya, ratu Balqis
dan rakyatnya adalah penyembah matahari. Mereka telah diarahkan oleh setan agar
berpikir bahwa matahari adalah sumber kehidupan yang harus disembah. Penduduk
Saba' menganggap bahwa tindakan itu adalah suatu kebiasaan yang lazim.
Surat An-Naml ayat
22-26:
فَمَكَثَ
غَيۡرَ بَعِيدٖ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ وَجِئۡتُكَ مِن سَبَإِۢ
بِنَبَإٖ يَقِينٍ ٢٢ إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ
تَمۡلِكُهُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ ٢٣ وَجَدتُّهَا وَقَوۡمَهَا يَسۡجُدُونَ
لِلشَّمۡسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ
فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمۡ لَا يَهۡتَدُونَ ٢٤ أَلَّاۤ يَسۡجُدُواْۤ لِلَّهِ ٱلَّذِي
يُخۡرِجُ ٱلۡخَبۡءَ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَيَعۡلَمُ مَا تُخۡفُونَ وَمَا
تُعۡلِنُونَ ٢٥ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ۩
٢٦
22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud),
lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang
diyakini.
23.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan
dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
24. Aku
mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
25. agar
mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan
di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
nyatakan.
26. Allah,
tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang
besar".
Penduduk Saba' tidak menyadari bahwa segala kenikmatan yang mereka peroleh
berasal dari karunia Allah SWT. Sudah seharusnya bahwa manusia hanya menyembah
Allah SWT. Dia telah menghendaki agar awan-awan menurunkan hujan di negeri
tersebut, sehingga tanaman-tanaman tumbuh subur dan berbagi kebutuhan hidup tercukupi.
Tanaman-tanaman telah tumbuh dari tanah subur yang menghasilkan persediaan pangan
yang mencukupi kebutuhan manusia. Allah SWT mengetahui apa yang mereka lakukan
kapan pun dan di mana pun, segala yang terlihat dari luar maupun tersembunyi di
dalam hati.
Nabi Sulaiman telah
mendengarkan cerita tersebut dengan seksama, namun beliau atetap ingin
meyakinkan apakah yang dikatakan burung hud-hud itu benar. Nabi Sulaiman menulis
surat kepada Ratu Saba’. Burung hud-hud tidak menerima hukuman dan meminta izin
untuk beristirahat setelah perjalanan panjang. Setelah beristirahat, burung
hud-hud kembali menghadap Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman meletakkan surat itu ke
dalam amplop yang mewah dan menutupnya. Beliau memerintahkan burung hud-hud untuk
mengirim surat itu kepada Ratu Balqis. Lalu burung hud-hud terbang tinggi di
langit melakukan sebuah perjalanan yang panjang dari Palestina ke Yaman.
Surat An-Naml ayat
27-28:
۞قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٢٧ ٱذۡهَب بِّكِتَٰبِي هَٰذَا فَأَلۡقِهۡ
إِلَيۡهِمۡ ثُمَّ تَوَلَّ عَنۡهُمۡ فَٱنظُرۡ مَاذَا يَرۡجِعُونَ ٢٨
27. Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa
kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.
28. Pergilah
dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
Setelah menempuh jarak
yang panjang, burung hud-hud tiba di kerajaan Saba’ dan menjatuhkan surat itu
di lingkungan istana. Ratu Balqis telah mengambil surat itu. Ia terkejut
melihat surat yang indah itu. Maka Ratu Balqis memanggil para menteri dan
petinggi lainnya untuk berkumpul. Para petinggi penasaran tentang apa yang akan
diberitahukan oleh Ratu mereka. Setelah semuanya berkumpul, Ratu Balqis
memegang surat yang diterimanya dan mengatakan bahwa surat yang mulia itu
dikirimkan untuknya dari Raja Sulaiman. Burung hud-hud memperhatikan mereka
secara diam-diam. Isi surat tersebut terdapat dalam surat An-Naml ayat 29-31:
قَالَتۡ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ ٢٩ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسۡمِ
ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣٠
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ
٣١
29. Berkata ia (Balqis): "Hai
pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang
mulia.
30.
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
31. Bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri".
Seisi ruangan memikirkan
maksud surat tersebut, Raja Sulaiman secara tidak langsung telah memerintahkan
mereka untuk tidak menyembah matahari dan berserah diri kepada Allah SWT. Ratu
Balqis meminta nasihat para petinggi dalam urusan tersebut karena dia tidak
akan memutuskan sebuah urusan sebelum mereka hadir.
Mereka mengatakan
dengan semangat bahwa kerajaan mereka memiliki kekuatan militer yang sangat
kuat yang dianggap mampu mempertahankan negeri mereka. Ternyata para pemimpin
militer itu ingin dan berani untuk berperang. Namun mereka dan petinggi lainnya
tetap menyerahkan keputusan kepada Ratu Balqis. Dia berpikir terlebih dahulu
sebelum mengambil keputusan. Dia ingin mengetahui siapakah Raja Sulaiman itu
sebenarnya dan apa yang diinginkannya.
Surat An-Naml ayat
32-33:
قَالَتۡ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِي فِيٓ أَمۡرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا
حَتَّىٰ تَشۡهَدُونِ ٣٢ قَالُواْ نَحۡنُ
أُوْلُواْ قُوَّةٖ وَأُوْلُواْ بَأۡسٖ شَدِيدٖ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ فَٱنظُرِي
مَاذَا تَأۡمُرِينَ ٣٣
32. Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar
berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
33. Mereka
menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga)
memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada
ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
Ratu Balqis siap
menjalin hubungan dengan Raja Sulaiman. Dia memutuskan untuk mengirim
hadiah-hadiah melalui para utusannya ke Raja Sulaiman. Dia ingin menguji Raja
Sulaiman dengan hadiah-hadiah itu. Para utusan juga diperintahkan untuk melihat
kerajaan Nabi Sulaiman dan membawa kabar tersebut kepada Ratu Balqis. Para
petinggi menyetujui pendapat Ratu tersebut. Maka mulailah para pegawai mereka
membawa bermacam-macam hadiah menuju Palestina.
Surat An-Naml ayat
34-35:
قَالَتۡ
إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ
أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ
٣٤ وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ٣٥
34. Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja
apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan
penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka
perbuat.
35. Dan
sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan
(aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Burung hud-hud segera
kembali ke Palestina dan memberitahukan kabar tersebut kepada Nabi Sulaiman
bahwa akan datang rombongan dari kerajaan Saba’. Nabi Sulaiman memikirkan
rencana untuk menerima tamu-tamunya tersebut agar kerajaan mereka mau beriman
kepada Allah SWT.
Referensi:
· As Sayyid, Kamal
dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah
Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
No comments:
Post a Comment