Nabi Sulaiman adalah
manusia yang mampu memaksa para jin untuk bekerja di kerajaannya, sehingga para
jin takut dan patuh kepadanya. Mereka telah diperintahkan untuk menbangun
tempat-tempat ibadah, gedung-gedung, patung-patung, dan mencari mutiara di
dasar laut. Karena mampu mengerjakan sesuatu di luar nalar manusia, para jin
merasa lebih kuat daripada manusia.
Surat Saba' ayat 13:
يَعۡمَلُونَ
لَهُۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَٰرِيبَ وَتَمَٰثِيلَ وَجِفَانٖ كَٱلۡجَوَابِ
وَقُدُورٖ رَّاسِيَٰتٍۚ ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكۡرٗاۚ وَقَلِيلٞ مِّنۡ
عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ ١٣
13. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan
piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di
atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan
sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.
Hal tersebut ternyata
dapat dibantah. Saat persaingan untuk mendatangkan singgasana Ratu Balqis dari
Yaman ke Palestina, justru manusia yang beriman yang memenangkannya, ia mampu
membawanya dalam jarak tersebut hanya dalam waktu satu kedipan mata.
Para jin mengira bahwa
mereka lebih mulia dan lebih baik daripada manusia. Mereka berpikir bahwa ilmu
pengetahuan mereka lebih banyak daripada manusia. Namun Allah SWT telah
menunjukkan pada jin bahwa mereka tidak mengetahui apa-apa kecuali yang telah
Dia ajarkan kepada mereka.
Suatu hari, Nabi
Sulaiman telah selesai beribadah dan pergi ke tempat para jin bekerja. Nabi
Sulaiman bersandar pada tongkatnya sambil mengawasi para jin yang sedang
bekerja di istananya. Para jin sibuk mengerjakan berbagai hal. Ketika mereka
melihat Nabi Sulaiman, mereka semakin takut dan bekerja semakin baik. Saat itu,
, Allah SWT mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawa Nabi Sulaiman. Nabi
Sulaiman pun wafat, rohnya sudah tidak ada di jasadnya. Beliau sudah
beristirahat dari kehidupan dunia untuk selamanya. Namun jasad Nabi Sulaiman
masih tetap bersandar pada tongkatnya dalam waktu yang lama.
Sekali-kali para jin
melihat Nabi Sulaiman yang masih bersandar pada tongkatnya, maka mereka pergi
untuk mengerjakan tugas mereka yang lain. Tak ada seorang pun yang tahu bahwa
Nabi Sulaiman telah wafat, karena posisi beliau terlihat seperti orang yang
masih hidup.
Allah SWT ingin membuat
hamba-hamba-Nya, yaitu para manusia dan para jin mengerti bahwa mereka tidak
mengetahui yang gaib. Allah SWT ingin menunjukkan kebenarannya melalui hewan
yang kecil yaitu rayap. Rayap-rayap mulai berjalan di atas lantai istana.
Mereka berjalan menuju tongkat Nabi Sulaiman dan mulai memakannya. Nabi
Sulaiman masih bersandar pada tongkatnya. Jadi, rayap-rayap menggerogoti
tongkat Nabi Sulaiman dan para jin masih sibuk bekerja.
Dalam waktu yang lama,
sebagian tongkat itu telah dimakan rayap-rayap sehingga tak kuat menopang badan
Nabi Sulaiman. Tiba-tiba badan Nabi Sulaiman jatuh ke lantai. Orang-orang dan
para jin terkejut melihat peristiwa tersebut. Akhirnya mereka paham bahwa Nabi
Sulaiman telah wafat. Ternyata para jin tidak mengetahui yang gaib tentang
wafatnya Nabi Sulaiman. Jika bukan karena rayap-rayap itu, para jin akan terus
merasa tersiksa karena bekerja terus-menerus.
Surat Saba' ayat 14:
فَلَمَّا
قَضَيۡنَا عَلَيۡهِ ٱلۡمَوۡتَ مَا دَلَّهُمۡ عَلَىٰ مَوۡتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلۡأَرۡضِ
تَأۡكُلُ مِنسَأَتَهُۥۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلۡجِنُّ أَن لَّوۡ كَانُواْ
يَعۡلَمُونَ ٱلۡغَيۡبَ مَا لَبِثُواْ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ ١٤
14. Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali
rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin
itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak
akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
Orang-orang beriman
bersedih atas wafatnya putra Nabi Daud tersebut. Sedangkan para jin bergembira
ria atas wafatnya beliau, karena mereka tidak usah bekerja lagi kepada manusia.
Nabi Sulaiman pernah
berdoa kepada Allah SWT agar setelah dia tidak ada seorang pun yang memiliki
kerajaan yang hebat seperti kerajaannya. Hingga kini, tidak ada kerajaan yang
mampu memiliki pasukan dari hewan-hewan dan kalangan jin. Meskipun kaya raya
dan memiliki banyak keistimewaan, Nabi Sulaiman tetap rendah hati dan tunduk
serta patuh kepada Allah SWT.
Surat Shad ayat 35:
قَالَ
رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلۡكٗا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِيٓۖ
إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ٣٥
35. Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku
dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".
Inilah akhir dari kisah
Nabi Sulaiman yang menguasai kerajaan yang sangat hebat. Semoga keselamatan
selalu dilimpahkan kepada beliau.
Referensi:
·
As Sayyid, Kamal
dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah
Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
·
AR., MB.
Rahimsyah. Sejarah Islam Kisah 25 Nabi
dan Rasul. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.
No comments:
Post a Comment