Rombongan dari kerajaan
Saba' yang membawa berbagai barang mewah dan mahal telah tiba di Palestina.
Nabi Sulaiman menerima kedatangan mereka dengan baik. Para utusan kerajaan
Saba' merasa kagum melihat kehebatan dan kebesaran kerajaan Nabi Sulaiman yang
melebihi kerajaan Saba', sedangkan Nabi Sulaiman tetap rendah hati dan berlaku
baik kepada mereka. Mereka juga heran saat melihat istana Nabi Sulaiman yang
sangat mewah, terlebih para pengawal dan pasukan Nabi Sulaiman tidak hanya
terdiri dari manusia, tetapi juga burung-burung serta makhluk lainnya.
Para utusan kerajaan
Saba' memasuki istana Nabi Sulaiman sambil membawakan hadiah-hadiah. Sebenarnya
berbagai hadiah yang mereka bawa terlihat tak berharga dengan kemuliaan Nabi
Sulaiman yang tinggi. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan mereka. Nabi
Sulaiman menolak berbagai hadiah tersebut karena beliau paham bahwa mereka
mengirim hadiah-hadiah itu bukanlah untuk mengadakan hubungan baik antara kedua
kerajaan atau sebagai tanda kebaikan mereka, tetapi sebagai suap agar Nabi
Sulaiman tidak menyuruh mereka untuk meninggalkan penyembahan terhadap
matahari.
Dengan tegas dan benar,
Nabi Sulaiman mengatakan bahwa mereka tidak pantas memberi harta kepadanya.
Sudah jelas bahwa Allah SWT memberikan kekayaan kepada Nabi Sulaiman yang lebih
baik dari pada yang Allah SWT berikan kepada kerajaan Saba'. Tetapi kerajaan
Saba' merasa sombong dan tidak mau bersyukur. Para utusan merasa bangga dengan
barang-barang yang mereka bawa sebelum menyadari bahwa ada kerajaan lain yang
lebih kaya.
Nabi Sulaiman menyuruh
mereka agar segera kembali. Beliau telah mengancan mereka dengan perang. Beliau
tak menginginkan benda-benda berharga dari kerajaan Saba', yang beliau inginkan
hanyalah supaya mereka beriman kepada Allah Yang Maha Esa. Selain sebagai raja,
beliau adalah seorang nabi yang berdakwah kepada berbagai umat agar menjalankan
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Surat An-Naml ayat
36-37:
فَلَمَّا
جَآءَ سُلَيۡمَٰنَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٖ فَمَآ ءَاتَىٰنِۦَ ٱللَّهُ
خَيۡرٞ مِّمَّآ ءَاتَىٰكُمۚ بَلۡ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمۡ تَفۡرَحُونَ ٣٦ ٱرۡجِعۡ إِلَيۡهِمۡ فَلَنَأۡتِيَنَّهُم
بِجُنُودٖ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا وَلَنُخۡرِجَنَّهُم مِّنۡهَآ أَذِلَّةٗ وَهُمۡ
صَٰغِرُونَ ٣٧
36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada
Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan
harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
37.
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan
balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir
mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan)
yang hina dina".
Para utusan itu segera
kembali ke kerajaan Saba' sambil membawa hadiah-hadiah yang ditolak tersebut.
Sampai di kerajaan Saba', para utusan melapor kepada Ratu Balqis tentang sikap
Nabi Sulaiman dan kerajaannya. Ratu Balqis berpikir bahwa jika dirinya tetap
bersikeras, perang pasti akan terjadi. Sedangkan kekuatan militer kerajaan Nabi
Sulaiman lebih besar dan lebih kuat. Dia berpikir bahwa kemungkinan Raja
Sulaiman adalah seorang Nabi. Maka dia harus pergi menemuinya. Dengan begitu,
hubungan baik dapat terjalin dan perang dapat dihindari. Ratu Balqis telah
memikirkan urusan tersebut bahwa keputusannya itu adalah jalan terbaik. Dia
telah bersikap berani dan bijaksana. Maka Ratu Balqis bersama para prajuritnya
mulai berangkat ke Palestina.
Sementara Nabi Sulaiman
sedang bertemu dengan para petinggi kerajaan. Tujuannya adalah meyakinkan Ratu
Balqis agar beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan penyembahan terhadap
matahari. Cara yang dilakukan adalah membuat Ratu tersebut menyadari kesalahan
prinsipnya tersebut. Nabi Sulaiman mempunyai ide yaitu membawa singgasana Ratu
Balqis ke istananya sebelum Ratu tersebut datang.
Surat An-Naml ayat 38:
قَالَ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِي بِعَرۡشِهَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِي
مُسۡلِمِينَ ٣٨
38. Berkata Sulaiman: "Hai
pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri".
Nabi Sulaiman
memerintahkan hal tersebut kepada semua yang hadir. Salah satu jin yaitu 'Ifrit
mengatakan bahwa dia sanggup membawa singgasana tersebut sebelum Nabi Sulaiman
berdiri dari singgasananya. Lalu ada orang yang beriman yang menurut riwayat
bernama Asif bin Barkhiya yang mengatakan bahwa dia sanggup membawakan
singgasana tersebut dalam satu kedipan mata dan Nabi Sulaiman akan melihat
singgasananya. Orang-orang mengetahui bahwa Asif adalah orang yang beriman dan
setia kepada Allah SWT. Tiba-tiba singgasana Ratu Balqis telah tiba di istana
Nabi Sulaiman. Semua kagum melihat keajaiban itu.
Surat An-Naml ayat
39-40:
قَالَ
عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن
مَّقَامِكَۖ وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ
٣٩ قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ
قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ
قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن
شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ
كَرِيمٞ ٤٠
39. Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan
jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu
sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat
untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
40.
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:
"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya
dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar,
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Singgasana Ratu Balqis
sangat indah, dihiasi berbagai emas, perak, dan batu-batu mengkilap. Nabi
Sulaiman memerintahkan para pegawainya untuk membuat beberapa perubahan pada
singgasana tersebut untuk menguji Ratu Balqis. Beliau ingin tahu bagaimana
sikap Ratu Balqis saat melihat benda tersebut.
Surat An-Naml ayat 41:
قَالَ
نَكِّرُواْ لَهَا عَرۡشَهَا نَنظُرۡ أَتَهۡتَدِيٓ أَمۡ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا
يَهۡتَدُونَ ٤١
41. Dia berkata: "Rubahlah baginya
singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk
orang-orang yang tidak mengenal(nya)".
Ratu Balqis sudah
hampir sampai di Palestina. Singgasana Ratu Balqis sudah diubah sedemikian rupa
dan seluruh istana telah dihias agar semakin indah. Singgasana ratu sudah
diletakkan di tempat pertemuan. Ratu Balqis dan para prajuritnya telah tiba di
Palestina dan masuk ke dalam lingkungan istana Sulaiman. Nabi Sulaiman dan para
pegawainya menyambut mereka dengan baik. Nabi Sulaiman bertanya kepada Ratu
Balqis bahwa apakah singgasana yang ditunjuk serupa dengan singgasana sang
Ratu. Ratu Balqis mengamatinya sambil berpikir. Ratu itu menjawab bahwa
singgasana itu memang mirip dengan miliknya.
Surat An-Naml ayat
42-43:
فَلَمَّا
جَآءَتۡ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرۡشُكِۖ قَالَتۡ كَأَنَّهُۥ هُوَۚ وَأُوتِينَا ٱلۡعِلۡمَ
مِن قَبۡلِهَا وَكُنَّا مُسۡلِمِينَ ٤٢
وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعۡبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ إِنَّهَا كَانَتۡ مِن قَوۡمٖ
كَٰفِرِينَ ٤٣
42. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah
kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami
adalah orang-orang yang berserah diri".
43. Dan apa
yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang
kafir.
Ratu Balqis telah
mengerti bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi yang sopan, rendah hati, dan
beriman. Di hatinya, timbul keimanan kepada Allah SWT. Dia telah sadar bahwa
matahari tidak pantas disembah, sebab matahari sudah tidak terlihat di malam
hari, dan Tuhan pasti selalu ada dan yang menciptakan semuanya. Maka Ratu
Balqis dan para prajuritnya menyatakan beriman kepada Allah SWT. Mereka paham
bahwa setanlah yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah SWT.
Kemudian Ratu Balqis
diajak Nabi Sulaiman dan para pengawalnya untuk masuk ke dalam ruangan istana.
Ruangan itu luas sekali. Saat itu Ratu Balqis melihat lantai istana itu yang
dikira kolam air yang besar, maka dia menyingkapkan gamisnya hingga ke atas
kedua betisnya dengan maksud agar gamisnya tidak basah. Nabi Sulaiman
menjelaskan bahwa sesungguhnya lantai itu terbuat dari kaca. Pantulan cahayanya
memang seperti kolam yang penuh dengan air. Keyakinan Ratu Balqis kepada Allah
SWT semakin bertambah dan dia telah mengetahui kebenaran. Ratu Balqis telah
sadar bahwa dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Dia menyatakan
berserah diri bersama Nabi Sulaiman kepada Allah SWT, Tuhan seluruh alam.
Surat An-Naml ayat 44:
قِيلَ
لَهَا ٱدۡخُلِي ٱلصَّرۡحَۖ فَلَمَّا رَأَتۡهُ حَسِبَتۡهُ لُجَّةٗ وَكَشَفَتۡ عَن
سَاقَيۡهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ صَرۡحٞ مُّمَرَّدٞ مِّن قَوَارِيرَۗ قَالَتۡ رَبِّ
إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي وَأَسۡلَمۡتُ مَعَ سُلَيۡمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٤٤
44. Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam
istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air
yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman:
"Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah
Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku
dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Akhirnya Nabi Sulaiman
telah berhasil menyadarkan Ratu Balqis dan penduduk Saba' untuk beriman kepada
Allah SWT, sehingga mereka telah berada di jalan yang benar.
Referensi:
· As Sayyid, Kamal
dan Anis, Selma (Penerjemah). 2005. Kisah-kisah
Terbaik Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra.
No comments:
Post a Comment