Pada bulan Dzulqaidah
tahun ke-10 kenabian, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dan sudah siap untuk
berdakwah mengenai Islam kepada tiap-tiap suku dan orang-orang, karena sebentar
lagi musim haji akan tiba di saat banyak orang yang mengunjungi kota Mekkah
dari berbagai wilayah untuk menunaikan haji. Kepada kabilah-kabilah Arab pada
musim haji, Rasulullah memperkenalkan diri dan mengajak mereka untuk mengenal
arti kebenaran. Beliau memberitahu mereka bahwa beliau adalah Nabi yang diutus
oleh Allah SWT. Namun, Abu Lahab, paman Rasulullah, tidak membiarkan dakwah
Rasulullah berjalan lancar, bahkan selalu membuntuti Rasulullah. Abu Lahab
menghasut orang-orang agar tidak mau mendengarkan dakwah Rasulullah.
Dakwah Nabi Muhammad
SAW kepada setiap suku mengalami penolakan total. Berikut ini adalah suku-suku yang
didatangi Rasulullah saat berdakwah (hal ini menurut Ibnu Ishaq), di antaranya:
a. Bani Kindah
Rasulullah
mendatangi pemukiman Bani Kindah. Bani Kindah mempunyai pemimpin yang bernama
Malih. Rasulullah mengajak Malih untuk menganut agama Allah Azza wa Jalla
(agama Islam) dan memperkenalkan diri beliau kepada mereka. Namun tidak ada
tanggapan dari mereka.
b. Bani Abdullah, sebuah kabilah dari Bani Kalb
Rasulullah
datang ke kabilah Bani Kalb di pemukiman mereka, tepatnya salah satu dari
kabilah mereka yaitu Bani Abdullah. Rasulullah mengajak mereka untuk menganut
agama Islam dan memperkenalkan diri beliau kepada mereka. Beliau juga bersabda,
“Hai Bani Si Fulan, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan nama yang
baik kepada nenek moyang kalian”(Abdullah berarti hamba Allah). Namun mereka
tidak menerima tawaran beliau.
c. Bani Hanifah
Rasulullah
mendatangi mereka di pemukiman mereka dan mengajak mereka untuk menganut agama
Islam dan memperkenalkan diri kepada mereka. Namun beliau mendapat tanggapan
yang paling buruk dari semua tanggapan yang pernah dilakukan bangsa Arab.
d. Bani Amir bin Sha’sha’ah
Rasulullah
mendatangi mereka untuk menganut agam Islam dan memperkenalkan diri beliau
kepada mereka. Salah seorang dari mereka yang bernama Biharah bin Firas (menurut
Ibnu Hisyam adalah Biharah bin Firas bin Abdullah bin Salamah bin Qusyair bin Ka’ab
bin Rabi’ah bin Amir bin Sha’sha’ah) berkata, “Demi Allah, jika aku mengambil
pemuda ini dari orang-orang Quraisy, aku pasti ditelan orang-orang Arab”.
Biharah bin Firas berkata kepada Rasulullah SAW, “Bagaimana pendapatmu jika
kami mengikuti agamamu, lalu Allah memenangkanmu atas orang-orang yang
menentangmu, apakah setelah itu urusan ini menjadi milik kami?”. Rasulullah
bersabda, “Semua urusan itu milik Allah”. Biharah bin Firas berkata lagi,
“Apakah engkau akan mengarahkan leher-leher kami kepada orang-orang Arab hanya
karena membelamu, kemudian jika Allah memenangkanmu, maka urusan ini menjadi
milik orang lain selain kami? Kami tidak butuh urusanmu”. Intinya, mereka menolak
dakwah Rasulullah.
Setelah menyelesaikan ibadah haji, para jamaah haji
pulang ke negerinya masing-masing, termasuk Bani Amir. Mereka pulang menemui
orang tua mereka yang sudah sangat tua dan tak mampu ikut berhaji bersama
mereka. Biasanya saat bertemu kembali dengan orang tua, mereka bercerita
tentang berbagai peristiwa selama musim haji. Saat mereka pulang dari musim
haji tahun tersebut dan bertemu orang tua, orang tua tersebut bertanya kepada
mereka tentang berbagai peristiwa pada musim haji tersebut. Mereka menjawab,
“Seorang pemuda dari Quraisy, tepatnya dari Bani Abdul Muththalib mendatangi
kami. Ia mengaku sebagai nabi dan mengajak kita melindunginya, memihaknya dan
memboyongnya ke negeri kita”.
Orang tua
tersebut meletakkan kedua tangan di atas kepalanya dan berkata, “Hai Bani Amir,
apakah dia masih bisa dicari? Apakah kalian bisa mengambil apa yang telah
hilang dari kalian? Demi Dzat yang jiwa Si Fulan berada di Tangan-Nya,
sesungguhnya anak keturunan Ismail tidak pernah sekalipun mengada-ngada dalam
ucapannya. Ucapannya benar. Mana kecerdasan kalian yang tadinya kalian
miliki?”.
Ibnu Ishaq
berkata, “Itulah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jika
manusia berkumpul untuk menunaikan ibadah haji, beliau mendatangi mereka. Beliau
ajak kabilah-kabilah kepada agama Allah dan Islam, beliau menawarkan diri
beliau kepada mereka petunjuk dan rahmat yang beliau bawa dari Allah. Jika
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendengar kedatangan orang-orang Arab
yang terhormat ke Mekkah, beliau segera menemui mereka, mengajak mereka kepada
agama Allah dan menawarkan apa yang beliau miliki kepada mereka”.
Referensi:
·
Mubarakfuri,
Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah.
Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·
Haekal, Muhammad
Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah
Hidup Muhammad.
·
Al-Mubarakfuriyy,
Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah,
Al-Raheeq Al-Makhtum.
·
Abu Muhammad
Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah
Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.
No comments:
Post a Comment