Sungai adalah air tawar
yang mengalir dari sumbernya menuju atau bermuara di laut, danau, atau sungai
yang lebih besar. Sungai-sungai tersebut mengangkat berbagai material dan terus
diendapkan. Akibat dari proses ini maka terbentuklah lembah sungai, yaitu
suatu bentuk permukaan yang lebih rendah
daripada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air atau erosi sungai.
Lembah sungai di Grand Canyon
Sumber objek: https://www.youtube.com/watch?v=ezpqDi42pRM
Erosi sungai atau dapat
disebut ablasi (pengikisan oleh air) adalah peristiwa pindahnya suatu batuan
atau tanah yang disebabkan oleh air sungai yang mengalir secara terus-menerus.
Erosi dasar adalah erosi yang terjadi di dasar sungai yang nantinya akan
menyebabkan dasar sungai menjadi lebih dalam. Erosi tepi adalah erosi yang
terjadi di tepi sungai yang nantinya akan menyebabkan pelebaran pada
masing-masing sisi bagian sungai.
Ada beberapa tahapan
yang dapat menjelaskan terjadinya pengikisan oleh aliran air sungai, yaitu:
1. Air sungai yang mengalir menimbulkan gesekan pada
tanah. Dan besar kecilnya gesekan yang terjadi dipengaruhi oleh besar kecilnya
air yang mengalir.
2. Gesekan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air
juga semakin besar.
3. Kecepatan air juga semakin besar jika gradien atau
kemiringan lahan semakin besar.
4.
Gesekan antara
air dengan benda padat yang terangkut oleh air dengan tanah atau batuan yang
ada di dasar inilah yang dapat menimbulkan pengikisan.
Proses terbentuknya
lembah sungai terjadi melalui tiga proses, yaitu pendalaman, pelebaran, dan
pemanjangan.
a.
Pendalaman lembah sungai
Pada daerah hulu sungai, proses erosi berlangsung
sangat kuat karena perbedaan ketinggian sangat besar. Kecepatan aliran yang
besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan
erosinya bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai yang disebut
pengikisan hidrolik. Kemudian dilanjutkan pengikisan mekanik, yaitu serpihan
batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga turut mengikis dan mempercepat
pendalaman saluran. Selain itu, juga terjadi pengikisan kimiawi, yaitu proses
pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
b.
Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang paling dominan
adalah erosi menyamping (lateral) karena lambatnya kecepatan arus air yang
mengalir. Sifatnya melebarkan saluran lembah sungai. Juga terjadi proses
penambahan endapan dari materi longsoran (mass
wasting) lereng-lereng di atasnya yang disebut proses agradasi yang turut
mempercepat pelebaran lembah sungai.
c.
Pemanjangan lembah sungai
Peristiwa ini terjadi karena penurunan permukaan
laut, sehingga daratan bertambah maju. Dan karena pertumbuhan delta, muka
daratan pun bertambah. Delta adalah endapan-endapan di muara sungai yang
berasal dari tanah, pasir, batu-batu kecil, dan berbagai material yang dibawa
oleh aliran sungai sampai ke tepi laut.
Skema Pembentukan
Delta
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=XINpPb8XwJU
Jika hasil
perusakan yang dibawa aliran air sungai sudah sangat banyak dan tidak dapat
terbawa air lagi, maka hasil pelapukan yang dibawa air tersebut akan terkumpul
di suatu tempat. Di sini erosi berhenti, namun dilanjutkan pengikisan ke arah
samping. Maka sebuah sungai yang awalnya mengalir agak lurus menjadi
berbelok-belok dan membentuk meander (kelokan). Karena adanya meander, lembah-lembah
sungai menjadi bertambah luas.
Pembentukan Meander
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=4qKS_Nk7UmY
Perkembangan
suatu lembah sungai menunjukkan umurnya. Umur di sini adalah umur relatif
berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa
tingkat (stadium). Pada stadium awal, gradien sungai masih besar sehingga daya
kikis vertikal besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk. Hal
ini dapat disebabkan oleh pengangkatan dasar laut ke atas permukaan atau erupsi
(peletusan) gunung-gunung berapi yang menghasilkan sedimentasi yang sangat
banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Di beberapa tempat
terdapat permulaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini
daerah di sekitarnya masih merupakan bentuk antaraliran dan erosi baru mulai
terjadi.
Aliran sungai dibagi menjadi dua, yaitu sungai
stadium muda dan dewasa.
Ciri-ciri sungai stadium muda adalah sebagai
berikut.
1. Penampang melintang lembah berbentuk V. Hal ini
terjadi karena daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien masih besar.
2. Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
3. Daya angkut aliran sungai besar.
4. Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar
saluran sungai.
5. Dasar lembah belum rata.
Ciri-ciri sungai stadium dewasa adalah sebagai
berikut.
1. Gradien sungai menjadi lebih kecil.
2. Erosi lateral atau ke samping. Sedangkan erosi
vertikal praktis sudah tidak terjadi.
3. Telah mengalami pendataran dasar sungai.
4. Lembah membentuk huruf U, yang ukuran lebarnya
melebihi dalamnya.
5. Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood
plain) dan pada flood plain sungai membentuk kelokan (meander)
6. Sudah tidak ada erosi dasar sehingga dasar lembah
sungai sudah merata.
Referensi:
·
Wardiyatmoko, K.
2004. Geografi SMA Jilid 1 untuk Kelas X
Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi. Jakarta: Erlangga.
·
Rahayu, Saptanti
dkk. 2009. Nuansa Geografi 1: untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
·
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengikisan-oleh-air
No comments:
Post a Comment