Hijrah bukan berarti
hanya melepaskan diri dari kekejaman fitnah dan ejekan kaum kafir saja, namun
juga merupakan upaya untuk membangun sebuah kehidupan baru di tempat/negeri yang aman dan damai. Maka hal
ini menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk ikut berusaha dalam
membangun masyarakat yang berperilaku mulia, kuat, dan makmur. Lalu juga
berusaha untuk menjaga keutuhan dan martabat serta selalu berprestasi.
Maka tidak
diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad adalah sebagai pemimpin yang membawa
masyarakatnya ke arah yang baik. Beliau mengontrol kehidupan masyarakat dengan
sungguh-sungguh dan penuh keyakinan.
Ketika Nabi
Muhammad datang, Masyarakat Madinah terdiri dari tiga golongan.
1.
Kaum
Muslimin yang terdiri dari golongan Muhajirin (Kaum Muslimin yang hijrah dari
Mekkah) dan Anshar (kaum Muslimin penduduk asli kota Madinah).
Meskipun mereka
telah masuk Islam, namun tugas Rasulullah tidak hanya di situ saja. Beliau juga
harus menata kehidupan mereka menjadi muslim berkualitas dan bermental kuat
yang memiliki pemahaman terhadap agamanya dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Surat Al Jumu’ah
ayat 2:
هُوَ
ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ
ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن
كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ
٢
2. Dialah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,
Masalah utama
yang dihadapi kaum Muhajirin di Madinah adalah suasana baru yang sangat berbeda
dengan suasana di kota Mekkah. Saat masih di Mekkah, mereka berada dalam satu
komunitas yang terpadu, menuju ke satu tujuan secara bersama-sama. Saat masuk
Islam, mereka selalu tertindas oleh kaum kafir Quraisy, selalu menjadi buruan
dan terhina, mereka tidak berdaya sedikit pun menghadapi lawan. Lawan-lawan
mereka adalah orang-orang yang berkuasa atas mereka, sehingga muslimin Mekkah
tidak mendapat kesempatan untuk membangun masyarakat baru dengan berlandaskan
ajaran Islam. Ayat-ayat Qur’an yang turun di Mekkah lebih menekankan pada
prinsip-prinsip dasar dalam Islam dan peraturan yang mampu dilaksanakan secara
individu, termasuk juga perintah untuk melakukan kebaikan dan berbudi pekerti,
serta menjauhi segala sifat tercela.
Sedangkan di Madinah,
kaum Muhajirin dan Ansar mampu bersama-sama membangun peradaban Islam, yaitu
bidang ideologi dan keyakinan Islam, politik dan pemerintahan, ekonomi, sosial
dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Inilah masa awal Islam berkembang
pesat.
Masalah lain
yang dihadapi adalah kesenjangan sosial antara kaum Anshar yang berada dan kaum
Muhajirin yang miskin dan tidak memiliki harta benda.
2.
Kaum
Musyrikin. Di antara mereka ada yang sudah ragu terhadap keyakinan syirik
mereka dan tidak menyimpan dendam atau sangat benci kepada Islam, sehingga
banyak di antara mereka yang mau masuk Islam. Namun ada juga yang tetap
memusuhi Islam dan tetap berbuat kesyirikan, namun tidak berani melakukan
perlawanan secara terang-terangan karena kekuatan kaum muslimin yang semakin
besar. Dan mereka juga tidak memiliki kekuasaan di atas kaum muslimin.
Maka yang mereka
lakukan adalah berpura-pura masuk Islam, sambil tetap menyembunyikan kekufuran
dan kebencian terhadap Islam. Mereka terpaksa menampilkan sikap kasih sayang
dan ketulusan kepada kaum Muslimin. Mereka adalah orang-orang munafiq, dengan
tokohnya yaitu Abdullah bin Ubay.
Abdullah bin
Ubay adalah tokoh yang dipersetujui oleh Aus dan Khazraj untuk dilantik sebagai
pemimpin mereka setelah peristiwa perang (perang Buats). Kedua suku tersebut
tidak terpikir untuk memilih tokoh lain yang ditunjuk sebagai pemimpin selain
Abdullah bin Ubay. Belum sempat dia dilantik sebagai pemimpin, Rasulullah telah
tiba di Madinah. Seluruh masyarakat telah mengalihkan pandangan kepada
Rasulullah. Hal itulah yang menyebabkan Abdullah bin Ubay merasa bahwa
seolah-olah Rasulullah telah merebut kekuasaannya. Lalu dia berpura-pura masuk
Islam. Setiap ada kesempatan, dia selalu berusaha untuk mencelakai Rasulullah
dan kaum muslimin dengan tipu muslihatnya. Pengikutnya juga iku membantu usaha
jahat Abdullah bin Ubay.
3.
Kaum
Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari bangsa Yahudi yang sudah
bercampur baur dengan masyarakat Arab Madinah, namun tetap menjaga berbagai
peraturan dan tradisi bangsa mereka, dan yang pasti adalah keyakinan mereka.
Merekalah yang telah menguasai perekonomian masyarakat Madinah dan dikenal
sebagai orang-orang yang memiliki berbagai keahlian.
Mereka pindah ke
daerah Hijaz pada zaman penindasan Asyria dan Romawi. Meskipun mereka
berpakaian Arab, memakai nama-nama seperti nama-nama Arab, bahkan menikah dan
berkeluarga dengan orang-orang Arab, mereka masih membanggakan kebangsaan
mereka. Mereka juga merendahkan bangsa Arab dengan memberi sebutan yang
menghinakan. Mereka merasa berhak untuk mengacaukan perekonomian bangsa Arab
(terutama di Yatsrib) sekehendak hati mereka.
Datangnya Islam
di kota Madinah ditanggapi oleh mereka dengan penuh kebencian dan kedengkian.
Rasulullah adalah Nabi yang bukan sebangsa dengan mereka. Selain itu, ajaran
Islam berusaha untuk menyatukan pihak-pihak yang bersengketa. Islam mengajak
umat manusia untuk memiliki sikap kasih sayang, menghilangkan permusuhan,
selalu menjaga amanat dengan baik, dan memakan makanan yang halal dan baik. Ini
bermakna bahwa semua suku di Madinah akan bersatu padu dan terlepas dari
kekuasaan Yahudi.
Saat itu, di
Madinah terdapat tiga suku Yahudi yang terkenal, yaitu Bani Qainuqa’ yang bersekutu
dengan suku Khazraj dan bertempat tinggal di tengah Madinah, Bani Nadhir, dan
Bani Quraizhah. Dua suku terakhir adalah sekutu suku Aus dan bertempat tinggal
di luar Madinah.
Semua kaum
tersebut memiliki karakteristik berbeda-beda yang harus dihadapi dengan sikap yang
tepat dan cermat dalam rangka membangun masyarakat baru yang kokoh dan kuat.
Referensi:
·
Mubarakfuri,
Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah.
Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·
Al-Mubarakfuriyy,
Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah,
Al-Raheeq Al-Makhtum.
No comments:
Post a Comment