Sungai adalah salah
satu sumber daya alam yang merupakan karunia dari Tuhan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup di Bumi. Namun di zaman sekarang,
manfaat sungai semakin berkurang karena banyak sungai yang sudah tercemar
akibat ulah manusia, misalnya akibat limbah industri, limbah rumah tangga,
pertanian, dan buangan minyak. Menurut cerita orang tua bahwa pada zaman
dahulu, ketika air sungai belum tercemar, masyarakat di sekitar sungai terbiasa
memanfaatkan sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan air bersih
untuk minum, mandi, dan mencuci. Selain itu sungai juga merupakan sumber
perikanan air tawar. Oleh karena itu, banyak ditemukan
perkampungan-perkampungan penduduk tradisional sepanjang aliran sungai. Saat
ini sudah jarang ditemukan masyarakat yang memanfaatkan air sungai secara
langsung, kecuali di daerah-daerah tertentu seperti pulau Kalimantan dan
Sumatera.
Kualitas air untuk
kebutuhan hidup harus memenuhi standar kesehatan, khususnya untuk air minum.
Syarat-syarat air minum yang baik adalah harus jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak ada kandungan zat organik yang menimbulkan penyakit. Pada
zaman sekarang, pengambilan air sungai untuk langsung diminum adalah hal
berbahaya bagi tubuh. Di pemukiman modern, air sungai untuk keperluan air minum
harus diolah dulu melalui pembersihan dan penyaringan yang dilakukan oleh PAM
(Perusahaan Air Minum).
Salah satu negara yang
memiliki banyak sungai adalah Indonesia. Sudah banyak media massa yang membahas
mengenai kualitas sungai di Indonesia. Kualitas air sungai di pulau terpadat di
Indonesia, pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat
diketahui dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar pH,
kadar oksigen terlarut / Dissolved Oxygen (DO), kebutuhan oksigen
biologi / Biological Oxygen Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi /
Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai di
seluruh provinsi di pulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan,
di antaranya sungai Ciliwung, Sunter, Citarum, Kaligarang, Bengawan Solo, dan
Kali Surabaya. Pada dasarnya sudah ada usaha untuk normalisasi beberapa sungai
tersebut, namun belum dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hal ini juga harus
didukung oleh masyarakat untuk turut menjaga kelestariannya.
Derajat keasaman atau pH
adalah kriteria kualitas kimia. Air yang baik harus bersifat netral (pH sekitar
7), jadi tidak ada zat pencemar yang mengubah sifat air menjadi asam atau basa.
Menurut Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (Indonesia) No. Kep-03/MNKLH/II/1991,
1 Februari 1991 ditetapkan bahwa air limbah pabrik boleh dibuang ke sungai jika
pH air limbah berkisar 6 sampai 9. BOD
adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mendegradasi (memecah) sampah
organik, sedangkan COD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk memecah
limbah anorganik.
Apabila di suatu
perairan banyak mengandung sampah organik, jumlah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk mendegradasi sampah tersebut akan banyak, dan berarti
angka BOD tinggi sehingga angka DO rendah. Dengan banyaknya oksigen untuk
mendegradasi sampah maka kadar oksigen terlarut dalam air akan menurun. Hal yang
sama juga terjadi jika angka COD tinggi. Perairan dengan BOD tinggi biasanya
menimbulkan bau tidak sedap. Jika angka BOD tinggi dan angka DO rendah maka
degradasi sampah organik akan berlangsung anaerob (tanpa oksigen). Proses
anaerob adalah oksidasi yang tidak menggunakan oksigen sehingga menghasilkan
senyawa NH3, H2S, CH4
yang berbau tidak sedap. Tingginya angka BOD dan COD serta rendahnya angka DO
menyebabkan hewan-hewan dan tumbuhan air sulit berkembang, bahkan mati.
Kekeruhan Sungai Bengawan Solo dari
Atas
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=O6OUh8NQ7Y0
Hulu Bengawan Solo, Kali Wiroko di
kabupaten Wonogiri, sudah mengalami sedimentasi yang berlebihan. Air sungai ini
mengalir ke Waduk Gajah Mungkur dan menuju Bengawan Solo
Sumber Objek: Dokumentasi Pribadi
Kekeruhan air pada
sungai-sungai di pulau Jawa umunya menunjukkan level yang cukup tinggi. Perkiraan
jumlah lumpur yang terbawa oleh sungai-sungai di pulau Jawa dapat mencapai 25
juta ton per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa erosi tanah telah terjadi di
bagian hulu.
Pengaturan terhadap
pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena berkaitan dengan nilai
ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi
pemanfaatan di wilayah tersebut, berdasarkan kualitas air sungai saat itu.
Kalangan pemakai air dan mereka yang secara potensial mencemari air harus
berperan aktif menjaga dan memanfaatkan air sungai dengan baik dan diharapkan
dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Upaya Prokasih
(program kali bersih) di Indonesia merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengatasi pencemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat
dan bertujuan untuk menurunkan jumlah zat pencemar yang masuk ke sungai,
sehingga sungai dapat dimanfaatkan secara layak dan aman bagi kehidupan.
Sungai memiliki manfaat
yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai berikut.
a. Sungai banyak
mengandung bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil.
Aktivitas
pengambilan Pasir Gunung Berapi Merapi di kabupaten Klaten
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=5JYOpeX3s7o
b. Sungai dapat menyediakan
mata pencaharian bagi penduduk seperti pengambilan pasir, batu-batu, mencari
bijih emas, intan, timah aluvial, dan perikanan.
c. Air terjun pada sungai
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
d. Sungai dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, misalnya dengan dibuat bendungan atau
waduk. Dengan adanya bendungan, juga dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA). Contoh Waduk adalah Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah,
dan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat,
Waduk Gajah
Mungkur di Wonogiri yang berfungsi sebagai PLTA
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=7mKodBqJkl4
e. Dapat meningkatkan
kesusburan tanah karena sungai banyak mengandung mineral yang banyak dibutuhkan
bagi tanaman.
f. Hasil pengendapan
sungai dapat menjadi dataran aluvial yang subur.
g. Sungai memiliki peranan
penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, misalnya
industri bata, genting, dan lain-lain.
h. Sungai sebagai sarana
untuk berlalu lintas dengan transportasi air. Hal ini biasa terjadi di
wilayah-wilayah yang memiliki sungai-sungai besar, seperti di Kalimantan,
Sumatera, dan Papua. Contoh sungai-sungai tersebut adalah sungai Kapuas,
Barito, dan Musi.
i.
Budi
daya perikanan air tawar.
j.
Rekreasi
dan olah raga air.
Referensi:
·
Wardiyatmoko,
K. 2004. Geografi SMA Jilid 1 untuk Kelas
X Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi. Jakarta: Erlangga.
·
Utoyo,
Bambang. 2009. Geografi 1 Membuka
Cakrawala Dunia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
·
Soegimo,
Dibyo dan Ruswanto. 2009. Geografi: untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
·
http://www.bintangmedia.id/indikator-kualitas-air-ph-bod-do-cod/
No comments:
Post a Comment