Daerah Aliran Sungai
(DAS) terbentuk dari kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran
keluar atau muara tunggal. Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air
yang masuk ke dalam wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir pada suatu
keluaran (muara). Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik
tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Antara
satu daerah aliran sungai dengan daerah aliran sungai lainnya biasanya dibatasi
jalur punggungan berupa perbukitan atau pegunungan. Wilayah pembatas dua DAS
dikenal sebagai Batas Pengaliran Sungai (igir).
Banyak sekali lahan DAS
di Indonesia yang kini berada dalam kondisi kritis. Sebagian areal hutan,
terutama di daerah hulu sungai, telah berubah menjadi semak belukar, bahkan
gundul atau hampir tanpa pepohonan. Hingga kini kerusakan DAS masih terus
berlangsung.
Masalah DAS di
Indonesia kini kebanyakan terpusat pada banjir yang berulang kali menimpa areal
yang terjadi di daerah bawah/daerah datar. Hal ini tidak hanya menyebabkan
produktivitas tanah menurun, tetapi juga menimbulkan masalah pengendapan lumpur
dan pasir lembut pada waduk, saluran irigasi, dan proyek tenaga air. Hal ini
merupakan hasil dari pengelolaan tanah yang tidak tepat, seperti sistem
perladangan berpindah dan pertanian lahan kering, tanpa perlakuan konservasi yang
tepat dan tidak mengikuti pola tata guna tanah.
Maka, untuk
menanggulangi bencana banjir, di daerah hulu harus terdapat banyak tumbuhan
atau vegetasi karena posisi daerah hulu sebagai daerah penyangga. Hal ini perlu
dijaga agar debir air tetap (seimbang), baik di musim kemarau maupun di musim
hujan. Selain itu, untuk menjaga keseimbangan ekosistem DAS, juga harus
diperhatikan masalah limbah, baik limbah rumah tangga maupun industri.
Faktor-faktor yang
memengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui DAS, dan banyak
sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Sedangkan cepat atau
lambatnya air hujan terkumpul di suatu alur sangat dipengaruhi oleh bentuk
lereng DAS. Di dalam wilayah daerah aliran sungai terdapat bentukan alam
seperti meander, dataran banjir, dan delta.
Perhitungan banyaknya
hujan di DAS dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu:
1. Isohyet, digunakan
apabila luas DAS lebih besar dari 5.000 km2. Isohyet adalah garis
dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai jumlah curah hujan
yang sama dalam satu periode tertentu.
2.
Thiessen,
digunakan apabila bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas antara
1.000 – 5.000 km2.
Isohyet
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=n9eKQQiD86Q
Thiessen
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=ztiBYCMY4PI
Daerah-daerah aliran
sungai dibagi menjadi tiga yaitu di daerah hulu sungai, daerah tengah sungai,
dan daerah hilir sungai.
Penampang DAS
Sumber Objek : https://www.youtube.com/watch?v=F8iwXlaNDpY
Umumnya, DAS di hulu
sungai berbukit-bukit dan berlereng curam sehingga banyak ditemukan jeram dan
air terjun. Lembah sungai di hulu umumnya menyerupai huruf V dengan tebing
curam, karena aliran sungai masih sangat deras sehingga proses erosi menggerus
ke dasar sungai. Di sekitar badan sungai terdapat banyak bongkahan batu yang
berukuran besar dan bersudut relatif runcing. Daerah ini banyak dimanfaatkan
untuk lahan ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah
penyangga. Di sekitar aliran sungai terdapat beberapa pemukiman penduduk.
DAS di bagian tengah
sungai, keadaannya adalah berupa kawasan dataran yang relatif landai sehingga
jalur transportasi dan komunikasi relatif mudah. Kondisi wilayah yang landai
memungkinkan proses erosi berlangsung ke arah vertikal dan lateral secara
seimbang, sehingga bentuk lembah biasanya menyerupai huruf U. Di sekitar badan
sungai terdapat banyak batu-batu guling yang permukaannya relatif bulat dan
ukurannya tidak sebesar batuan di hulu. Batu-batu guling yang permukaannya
relatif bulat terjadi akibat pemolesan oleh material yang diangkut air sungai,
terutama kerikil dan pasir. Di daerah tengah sudah jarang ditemukan jeram atau
air terjun, bahkan tidak ada. Daerah ini merupakan tempat aktivitas penduduk.
Di daerah hilir sungai,
DAS merupakan daerah yang landai dan subur. Oleh karena itu, daerah ini banyak
dimanfaatkan untuk pemukiman dan areal pertanian (misalnya areal tanaman padi,
jagung, dan tanaman kelapa). Kawasannya sangat datar dan mendekati muara
sungai. Air sungai mengalir dengan sangat lamban dan banyak ditemukan aliran
sungai yang berkelok-kelok (meander). Kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake)
yaitu aliran meander yang terpotong dapat ditemukan di daerah hilir. Daerah
hilir merupakan daerah dataran banjir yang cukup luas dan bentuk lembahnya
sangat lebar. Di hilir juga terdapat
banyak bantaran sungai sebagai hasil sedimentasi lumpur dan pasir-pasir lembut.
Di Indonesia, banyak
sekali bencana yang berhubungan dengan sungai, misalnya banjir. Banjir terjadi
karena ada kerusakan fungsi sungai. Hal ini pertanda bahwa kondisi Daerah
Aliran Sungai juga bermasalah. Pembangunan yang tidak sesuai dengan lingkungan
adalah penyebabnya, namun tak ada penyelesaian masalah yang bersifat total dan
integrasi antar pihak kurang baik. Menurut Menteri KLHK, Siti Nurbaya, pernah
menyatakan bahwa 2.145 Daerah Aliran Sungai di Indonesia harus dipulihkan.
Perlu tindakan strategis dan nyata dari berbagai pihak untuk memulihkan
lingkungan yang telah rusak.
Kelestarian lingkungan
akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Jika Daerah Aliran Sungai dapat
dipulihkan, akan mampu mendukung kebutuhan sumber daya generasi baik sekarang
maupun masa depan.
Contoh sungai Wiroko (salah satu hulu Bengawan Solo,
sungai terbesar di Jawa) saat musim hujan, dilihat dari Jembatan Karangturi, Bulurejo, Nguntoronadi, Wonogiri
Sungai Wiroko saat kemarau, dilihat dari tempat yang sama
Referensi:
·
Wardiyatmoko,
K. 2004. Geografi SMA Jilid 1 untuk Kelas
X Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi. Jakarta: Erlangga.
·
Rahayu,
Saptanti dkk. 2009. Nuansa Geografi 1:
untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
·
Utoyo,
Bambang. 2009. Geografi 1 Membuka
Cakrawala Dunia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
·
https://news.detik.com/kolom/d-4436027/integrasi-pengelolaan-daerah-aliran-sungai
No comments:
Post a Comment