Peta Perang Badar
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=Ry_vKTvWxq4
Perang Badar Kubro
adalah perang pertama antara kaum Muslimin melawan kaum kafir Quraisy. Perang
ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Ini adalah perang yang
sangat menentukan.
Pada awal musim gugur
tahun kedua Hijriah, rombongan dagang Abu Sufyan dari Mekkah berangkat menuju
Syam. Perjalanan dagang ini yang ingin dicegat oleh kaum Muslimin ketika Nabi
Muhammad sedang berada di suatu tempat, yaitu ‘Usyaira ketika sedang dalam
usaha perjanjian dengan daerah tersebut. Namun rombongan Abu Sufyan sudah dua
hari lebih dulu melewati tempat pencegatan. Maka kaum Muslimin berniat untuk
menunggu mereka kembali.
Lalu, Nabi Muhammad
memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’id bin Zaid berangkat ke arah utara
untuk melakukan pengintaian. Saat mereka sampai di sebuah tempat di Haura’ dan
menetap beberapa lama di sana, lalu mereka memperoleh kabar terpercaya bahwa
rombongan dagang Abu Sufyan yang membawa hasil dagangan sangat banyak sedang
dalam perjalanan pulang ke Mekkah dari negeri Syam. Kemudian mereka kembali ke
Madinah dan menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad. Konon, diketahui
bahwa rombongan dagang Abu Sufyan sangat besar dengan seribu ekor unta yang
penuh dengan muatan dan harta benda dengan pengawal hanya empat puluh orang
saja. Seluruh penduduk Mekkah punya saham di situ. Konon, seluruhnya mencapai
jumlah 50.000 dinar.
Bagi Nabi Muhammad, hal
ini menjadi kesempatan besar untuk membuat kaum Quraisy harus tunduk kepada
kaum Muslimin, baik dari segi militer, politik, maupun ekonomi. Beliau segera
mengumumkan kepada para sahabat, bagi siapa yang bersedia, maka hendaknya
bersiap-siap menghadang rombongan dagang Quraisy. Beliau bersabda, “Inilah
kafilah dagang Quraisy. Di dalamnya terdapat harta kekayaan mereka. Oleh karena
itu, pergilah kalian menuju mereka! Mudah-mudahan Allah memberikan kekayaan
mereka kepada kalian”.
Namun Nabi Muhammad
tidak mewajibkan hal tersebut dan menyerahkan keputusan kepada para sahabat.
Karena itu, waktu itu tidak semua sahabat menyambut seruan beliau, mereka
mengira bahwa hal tersebut sama seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya yang
hanya membutuhkan pasukan kecil dan tidak mengira bahwa perang besar akan
terjadi. Sebagian kaum Muslimin berangkat dengan penuh semangat dan sebagian
lagi merasa berat untuk berangkat. Ada juga orang-orang yang belum masuk Islam
yang ingin bergabung karena mereka hanya ingin memperoleh harta rampasan saja.
Namun Nabi Muhammad menolak keinginan mereka sebelum beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Maka terkumpul 314
orang sahabat saja yang bersedia melakukan tugas tersebut. Itupun mereka tidak
melakukan persiapan secara maksimal seperti dalam menghadapi perang sungguhan. Pasukan
penunggang kuda hanya dua orang, sedangkan unta yang tersedia berjumlah 70 yang
dinaiki oleh dua atau tiga orang secara bergantian. Lalu mereka berangkat dari
Madinah menuju Badar.
Di lain tempat, Abu
Sufyan yang memimpin rombongan dagangnya itu dengan kecerdikannya sudah mengira
bahwa akan terjadi hal yang tidak diinginkannya. Dia khawatir jika kaum
Muslimin akan menghadangnya lagi. Maka dengan kewaspadaanya dia selalu dijaga.
Setelah mencari informasi ke berbagai tempat, akhirnya dia dapat memastikan
bahwa Rasulullah dan para sahabatnya akan menghadangnya. Saat itu juga dia
menyewa Dhomdhom bin Amr Al-Ghifari untuk meminta bantuan ke Mekkah.
Saat Dhomdhom sampai di Mekkah, dia berteriak
dengan keras meminta kaum Quraisy untuk membela Abu Sufyan yang akan disergap
pasukan Muslimin. Abu Jahal yang mendengar hal ini segera memanggil orang-orang
di sekitar Ka’bah. Mereka dikerahkan. Abu Jahal adalah seorang laki-laki
berbadan kecil, berwajah keras dengan lidah dan pandangan mata yang tajam.
Sebenarnya orang-orang Quraisy tidak perlu dikerahkan karena setiap orang
memiliki saham sendiri-sendiri dalam rombongan dagang tersebut.
Maka dari pihak Quraisy
terkumpul pasukan dengan senjata lengkap yang berjumlah 1300 orang, 100 kuda,
600 baju besi, dan unta yang banyak. Panglima perangnya adalah Abu Jahal bin
Hisyam. Lalu pasukan mereka segera berangkat ke Madinah. Di tengah perjalanan,
mereka menerima surat dari Abu Sufyan bahwa rombongannya berhasil menghindari
sergapan kaum Muslimin dan meminta pasukan Abu Jahal kembali ke Mekkah. Namun,
Abu Jahal tetap meneruskan perjalanan dengan pasukan yang berjumlah 1000 orang,
karena 300 orang lainnya memutuskan untuk pulang.
Pada hari Jum’at
tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, pasukan Muslimin Rasulullah telah berhadapan
dengan pasukan kafir Quraisy. Maka peperangan kedua pihak pun dimulai. Allah
SWT mendatangkan bantuan bagi kaum Muslimin berupa barisan malaikat yang turut
mengalahkan pasukan Quraisy. Meskipun pasukan kafir Quraisy terus menyerbu,
kaum Muslimin mampu bertahan dan dengan semangat membara, pasukan Muslimin
mampu menyerang kaum musyrikin yang semangatnya semakin melemah. Banyak pasukan
Quraisy yang tewas. Sedangkan Abu Jahal dibunuh oleh dua orang anak muda yaitu
Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin Afra’. Maka perang Badr berakhir
dengan kemenangan besar di tangan pasukan Muslimin.
Referensi:
·
Mubarakfuri,
Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah.
Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·
Haekal,
Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·
Al-Mubarakfuriyy,
Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah,
Al-Raheeq Al-Makhtum.
·
Abu
Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah
Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.
No comments:
Post a Comment