Nabi Harun adalah seorang nabi yang telah diminta
oleh Nabi Musa kepada Allah SWT untuk membantu dan mendampinginya dalam
mengajarkan dan mengembangkan agama Allah. Nabi Harun lahir sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara dan beliau adalah kakak kandung Nabi
Musa dan
memiliki kakak perempuan bernama Miryam.
Silsilah beliau adalah Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Ya'qub bin Ishak
bin Ibrahim. Jadi, Nabi Harun berasal dari suku Lawy.
Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Nabi
Harun diutus untuk membantu Nabi Musa dalam memimpin Bani Israil menuju ke
jalan yang benar. Nabi Harun adalah seorang yang fasih berbicara dan memiliki
pendirian tetap. Beliau sering mengikuti Nabi Musa dalam menyampaikan dakwah
kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun. Nabi Musa mengakui bahwa saudaranya itu
memang fasih berbicara dan berdebat, sehingga beliau mengandalkan Nabi Harun
saat berdebat kepada orang lain.
Surat Al-Qashash ayat 34:
وَأَخِي
هَٰرُونُ هُوَ أَفۡصَحُ مِنِّي لِسَانٗا فَأَرۡسِلۡهُ مَعِيَ رِدۡءٗا
يُصَدِّقُنِيٓۖ إِنِّيٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ
٣٤
34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya
daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan
(perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".
Saat Bani Israil ditinggal oleh Nabi Musa untuk berkhalwat di gunung Sinai,
Nabi Musa memberikan amanah kepada Nabi Harun untuk memimpin, menjaga, dan
mengawasi Bani Israil agar terhindar dari perbuatan mungkar dan sesat, serta
agar mereka selalu menyembah Allah SWT saja. Akan
tetapi, saat Nabi Musa sedang di gunung Sinai, Bani Israil mendapat ujian dari
Allah SWT dan berbuat semaunya sendiri. Sebagian dari mereka malah menyembah
patung anak sapi yang terbuat dari emas. Tindakan sesat itu adalah dari ulah
Samiri yang merupakan orang Bani Israil. Samiri dapat membuat patung anak sapi
itu bisa bersuara sehingga banyak orang Bani Israil yang terpengaruh ajakan
Samiri untuk menyembah benda itu.
Surat Al-A'raf ayat 142:
۞وَوَٰعَدۡنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيۡلَةٗ وَأَتۡمَمۡنَٰهَا
بِعَشۡرٖ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرۡبَعِينَ لَيۡلَةٗۚ وَقَالَ مُوسَىٰ
لِأَخِيهِ هَٰرُونَ ٱخۡلُفۡنِي فِي قَوۡمِي وَأَصۡلِحۡ وَلَا تَتَّبِعۡ سَبِيلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ١٤٢
142. Dan telah Kami janjikan kepada Musa
(memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami
sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah
waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada
saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan
perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakan".
Nabi Harun sudah memperingatkan Bani Israil bahwa
tindakan sesat itu adalah dosa besar. Namun, segala nasihat Nabi Harun menuju
kebaikan dan kebenaran malah ditentang dan tidak dipedulikan oleh mereka.
Surat Thaha ayat 90:
وَلَقَدۡ
قَالَ لَهُمۡ هَٰرُونُ مِن قَبۡلُ يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦۖ وَإِنَّ
رَبَّكُمُ ٱلرَّحۡمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوٓاْ أَمۡرِي ٩٠
90. Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada
mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan
dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha
Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku".
Setelah Nabi Musa berkhalwat selama empat puluh hari untuk menerima
panggilan Allah SWT di gunung Sinai, Nabi Musa kembali kepada kaumnya dan
terkejut saat mengetahui bahwa mereka telah menyembah selain Allah SWT, yaitu
patung anak sapi. Nabi Musa tidak hanya marah kepada kaumnya, tetapi juga memarahi
Nabi Harun dengan menarik kepala dan janggutnya.
Surat Thaha ayat 92-94:
قَالَ
يَٰهَٰرُونُ مَا مَنَعَكَ إِذۡ رَأَيۡتَهُمۡ ضَلُّوٓاْ ٩٢ أَلَّا تَتَّبِعَنِۖ أَفَعَصَيۡتَ
أَمۡرِي ٩٣ قَالَ يَبۡنَؤُمَّ لَا
تَأۡخُذۡ بِلِحۡيَتِي وَلَا بِرَأۡسِيٓۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقۡتَ
بَيۡنَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَلَمۡ تَرۡقُبۡ قَوۡلِي ٩٤
92. Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang
menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
93. (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka
apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
94. Harun menjawab' "Hai putera ibuku,
janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku
khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara
Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku".
Nabi Musa menegur saudaranya dan ingin mengetahui tentang penyebab dia
telah membiarkan Bani Israil menjadi sesat. Nabi Harun menyuruh Nabi Harun agar
tidak menarik janggutnya. Kata “putra ibuku” menunjukkan bahwa Nabi Harun ingin
menjelaskan secara baik-baik tentang masalah itu sebagai saudara yang akrab.
Mereka adalah saudara sekandung yang harus dapat menyelesaikan permasalahan
mereka dengan baik. Nabi Harun berbicara bahwa dia khawatir akan disebut
sebagai orang yang memecah belah Bani Israil dan tidak mampu menjaga amanat.
Setelah itu, Nabi Musa segera menghampiri Samiri dan mengusirnya sebagai
hukuman karena telah mengajarkan kesesatan. Patung anak sapi itu dibakar dan
abunya dibuang ke lautan.
Menurut riwayat, Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan
sebelum wafatnya Nabi Musa di padang Tiih, yaitu saat Bani Israil belum
memasuki al-ardh al-muqaddasah.
Bani Israil memang kaum yang keras kepala, banyak masalah, dan sulit
dipimpin. Namun berkat kesabaran Nabi Musa dan Nabi Harun dalam memimpin
umatnya, Bani Israil dapat mengikuti syariat Allah SWT yang terkandung dalam
kitab Taurat.
No comments:
Post a Comment