Nabi Syu'aib diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada masyarakat
negeri Madyan. Nabi Syu’aib dan kaum
Madyan adalah keturunan dari Nabi Ibrahim. Masyarakat negeri Madyan
sudah lama meninggalkan ajaran para Nabi dan para Rasul terdahulu. Mereka tidak
percaya keberadaan Allah Tuhan Yang Maha Esa. Mereka justru menyembah Aikah
yaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi pohon dan tanaman.
Kondisi penduduk negeri Madyan sudah sangat tersesat pada saat itu. Mereka
selalu berbuat kemungkaran. Sudah hal yang biasa jika mereka hidup dalam kemaksiatan.
Dan hal buruk yang telah menjadi kebiasaan penduduk negeri Madyan adalah
mengurangi takaran atau timbangan dalam berdagang. Mereka juga
memalsukan barang yang mereka jual. Para pedagang dan petani kecil selalu
menjadi korban oleh para pedagang besar dan pemilik modal, sehingga yang kaya
semakin bertambah kekayaannya dan yang miskin semakin melarat hidupnya.
Nabi Syu'aib berasal
dari penduduk Madyan, yang tentunya mereka bersaudara. Nabi Syu’aib mengajak
penduduk Madyan agar mereka hanya menyembah Allah SWT, menjauhi kemungkaran,
keburukan, dan berbagai kemaksiatan. Penduduk Madyan harus meninggalkan
perbuatan menyembah Aikah, sesuatu yang tidak patut disembah. Nabi Syu'aib juga
menasihati penduduk Madyan agar mereka menerapkan kejujuran dalam berdagang,
menimbang dagangan dengan benar tanpa dikurangi atau menipu para pembeli, tidak
merampas barang-barang milik orang lain, dan tidak menindas orang-orang lemah
dan miskin. Mereka harus meninggalkan kebiasaan buruk itu.
Surat Al-A’raf ayat 85:
وَإِلَىٰ
مَدۡيَنَ أَخَاهُمۡ شُعَيۡبٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم
مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ قَدۡ جَآءَتۡكُم بَيِّنَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡۖ
فَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ وَلَا تَبۡخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ
وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَاۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ
إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ٨٥
85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk
Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan
timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan
timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu
orang-orang yang beriman".
Surat Hud ayat 84-86:
۞وَإِلَىٰ مَدۡيَنَ أَخَاهُمۡ شُعَيۡبٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ
ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ وَلَا تَنقُصُواْ ٱلۡمِكۡيَالَ وَٱلۡمِيزَانَۖ
إِنِّيٓ أَرَىٰكُم بِخَيۡرٖ وَإِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٖ
مُّحِيطٖ ٨٤ وَيَٰقَوۡمِ أَوۡفُواْ ٱلۡمِكۡيَالَ
وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا تَبۡخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ وَلَا
تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ٨٥
بَقِيَّتُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَۚ وَمَآ أَنَا۠
عَلَيۡكُم بِحَفِيظٖ ٨٦
84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus)
saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran
dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu)
dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat)".
85. Dan
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan
adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan
janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
86. Sisa
(keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang
beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu"
Surat Asy-Syu’ara ayat 176-184:
كَذَّبَ
أَصۡحَٰبُ لَۡٔيۡكَةِ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٧٦
إِذۡ قَالَ لَهُمۡ شُعَيۡبٌ أَلَا تَتَّقُونَ
١٧٧ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ
١٧٨ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
١٧٩ وَمَآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا
عَلَىٰ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٨٠
۞أَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَلَا تَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُخۡسِرِينَ ١٨١ وَزِنُواْ بِٱلۡقِسۡطَاسِ ٱلۡمُسۡتَقِيمِ ١٨٢ وَلَا تَبۡخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ
وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ
١٨٣ وَٱتَّقُواْ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلۡجِبِلَّةَ ٱلۡأَوَّلِينَ ١٨٤
176. Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul;
177. ketika
Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?,
178.
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.
179. maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
180. dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam.
181.
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan;
182. dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus.
183. Dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi dengan membuat kerusakan;
184. dan
bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang
dahulu".
Surat Al-Ankabut ayat
36:
وَإِلَىٰ
مَدۡيَنَ أَخَاهُمۡ شُعَيۡبٗا فَقَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱرۡجُواْ ٱلۡيَوۡمَ
ٱلۡأٓخِرَ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ٣٦
36. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk
Mad-yan, saudara mereka Syu'aib, maka ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah
olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di
muka bumi berbuat kerusakan".
Nabi Syu’aib
memperingatkan bahwa Allah SWT telah memberikan karunia kepada penduduk Madyan
berupa tanah yang subur dan keturunan yang banyak, dan seharusnya mereka
bersyukur kepada Allah SWT. Tetapi kebanyakan penduduk Madyan tidak mau sadar
dengan mengikuti ajaran Nabi Syu’aib. Nabi Syu’aib juga menceritakan siksa dan
azab dari Allah SWT terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Shalih, dan yang paling
dekat adalah kaum Luth yang telah binasa akibat kekafiran mereka. Penduduk Madyan
diingatkan agar meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan sehingga tidak
mendapat azab seperti kaum-kaum terdahulu.
Surat Hud ayat 87-90:
قَالُواْ
يَٰشُعَيۡبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأۡمُرُكَ أَن نَّتۡرُكَ مَا يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَآ
أَوۡ أَن نَّفۡعَلَ فِيٓ أَمۡوَٰلِنَا مَا نَشَٰٓؤُاْۖ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلۡحَلِيمُ
ٱلرَّشِيدُ ٨٧ قَالَ يَٰقَوۡمِ
أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنۡهُ رِزۡقًا
حَسَنٗاۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ
إِنۡ أُرِيدُ إِلَّا ٱلۡإِصۡلَٰحَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُۚ وَمَا تَوۡفِيقِيٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ
٨٨ وَيَٰقَوۡمِ لَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شِقَاقِيٓ أَن يُصِيبَكُم مِّثۡلُ مَآ
أَصَابَ قَوۡمَ نُوحٍ أَوۡ قَوۡمَ هُودٍ أَوۡ قَوۡمَ صَٰلِحٖۚ وَمَا قَوۡمُ لُوطٖ
مِّنكُم بِبَعِيدٖ ٨٩ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ
رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٞ وَدُودٞ ٩٠
87. Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah
sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh
bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang
harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi
berakal".
88. Syu'aib
berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik
(patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu
(dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
89. Hai
kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan
kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau
kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari
kamu.
90. Dan
mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Nabi Syu'aib
memperingatkan penduduk Madyan agar mereka tidak menghalangi-halangi orang-orang
yang beriman untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjalankan ajaran agama
dengan benar. Penduduk Madyan memang memiliki kelakuan yang aneh, mereka tidak hanya menolak
untuk mengikuti ajaran Nabi Syu'aib, tetapi juga menghalang-halangi dan
mengganggu orang-orang yang hendak mengikuti ajaran Nabi Syu'aib. Bahkan ada beberapa
orang yang dipaksa dengan cara kekerasan agar mereka tidak mau mengikuti ajaran
Nabi Syu'aib dan tetap melakukan kebiasaan lingkungan mereka yang sesat.
Surat Al-A’raf ayat
86-87:
وَلَا
تَقۡعُدُواْ بِكُلِّ صِرَٰطٖ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ مَنۡ
ءَامَنَ بِهِۦ وَتَبۡغُونَهَا عِوَجٗاۚ وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ كُنتُمۡ قَلِيلٗا
فَكَثَّرَكُمۡۖ وَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٨٦ وَإِن كَانَ طَآئِفَةٞ مِّنكُمۡ ءَامَنُواْ
بِٱلَّذِيٓ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦ وَطَآئِفَةٞ لَّمۡ يُؤۡمِنُواْ فَٱصۡبِرُواْ حَتَّىٰ
يَحۡكُمَ ٱللَّهُ بَيۡنَنَاۚ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلۡحَٰكِمِينَ ٨٧
86. Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan
dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah,
dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu
dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
87. Jika ada
segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk
menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah,
hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang
sebaik-baiknya.
Meski tindakan penduduk Madyan sudah berlebihan
keburukannya, Nabi Syu'aib tetap bersabar dan terus berdakwah. Berbagai cemoohan didengar dan diterima Nabi Syu’aib
dengan tenang. Nabi Syu’aib tidak pernah membalasnya dengan kata-kata kasar
ataupun marah. Nabi Syu’aib bahkan semakin lemah lembut dengan menggunakan hati
nurani dan akal pikiran dalam berdakwah. Nabi Syu’aib juga berkata bahwa beliau
bersaudara dengan penduduk Madyan, maka
sudah pasti bahwa Nabi Syu’aib mengharapkan kebaikan bagi penduduk Madyan. Beliau
tidak mengharap upah sama sekali dan tidak menginginkan kedudukan yang tinggi. Nabi
Syu’aib sudah puas jika penduduk Madyan kembali ke jalan Allah SWT.
No comments:
Post a Comment