Qarun adalah salah satu orang Bani Israil yang
hidup di zaman Nabi Musa. Mayoritas ulama berpendapat bahwa Qarun adalah
keponakan Nabi Musa. Allah SWT telah memberinya harta benda yang sangat banyak.
Karena kekayaannya, Qarun menjadi orang yang sombong. Saking kayanya,
kunci-kunci gudang penyimpanan hartanya
saja sangat berat dipikul oleh beberapa orang yang kuat.
Para penasihat dari kaumnya telah memeperingatkan
Qarun agar tidak terlalu membanggakan diri di hadapan orang lain dan tidak berlaku
sombong karena kekayaan yang diberikan Allah SWT kepadanya. Mereka menasihati
Qarun agar hendaknya fokus untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT dan
kenikmatan di akhirat nanti, sebab hal itu lebih baik dan lebih kekal. Namun juga
tidak meninggalkan kehidupan dunia, sebab itu adalah sarana untuk beribadah dan
beramal sebaik-baiknya untuk bekal di akhirat nanti. Dalam meraih kehidupan
dunia, harus dengan cara-cara yang dibolehkan Allah SWT dan hanya menikmati segala
rezeki yang halal. Tidak lupa untuk berbuat baik kepada seluruh makhluk Allah
SWT sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepada makhluk-Nya, dalam kasus ini
adalah Qarun. Dan dilarang untuk berbuat kerusakan dan keburukan di bumi ini,
karena akan mendapat balasan berupa keburukan dan segala kenikmatan akan
dihilangkan.
Surat Al-Qashash ayat 76-77:
۞إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوۡمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيۡهِمۡۖ
وَءَاتَيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلۡعُصۡبَةِ
أُوْلِي ٱلۡقُوَّةِ إِذۡ قَالَ لَهُۥ قَوۡمُهُۥ لَا تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ ٧٦ وَٱبۡتَغِ فِيمَآ
ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ
وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
٧٧
76. Sesungguhnya Karun
adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami
telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".
77. Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
Qarun menjawab nasihat yang benar dari orang-orang
itu dengan penuh kesombongan. Qarun merasa tidak butuh nasihat dari orang-orang
itu, sebab dia merasa bahwa dia termasuk orang-orang yang disayangi Allah SWT. Jika
Allah SWT tidak menyayanginya, pasti dia tidak akan memperoleh karunia sebanyak
itu, begitu pikirnya. Segala kenikmatan yang diperolehnya dianggap berasal dari
ilmu pengetahuannya dan usahanya sendiri.
Sesungguhnya Allah SWT telah membinasakan umat-umat
terdahulu yang berdosa dan membangkang terhadap perintah Allah SWT. Padahal
mereka lebih kuat, lebih banyak harta, dan lebih banyak keturunannya daripada
Qarun. Jika pernyataan Qarun benar, tentu orang atau kaum yang lebih banyak hartanya
tidak akan mendapat siksa dari Allah SWT. Harta benda bukanlah bukti kecintaan
yang sebenarnya dari Allah SWT, itu hanyalah ujian hidup di dunia ini. Orang-orang
yang beriman dan suka mengerjakan kebajikan adalah orang-orang yang dicintai
Allah SWT.
Surat Al-Qashash ayat 78:
قَالَ
إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِيٓۚ أَوَ لَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ
قَدۡ أَهۡلَكَ مِن مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ
قُوَّةٗ وَأَكۡثَرُ جَمۡعٗاۚ وَلَا يُسَۡٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ٧٨
78. Karun berkata:
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada
padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak
mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa
itu, tentang dosa-dosa mereka.
Qarun keluar kepada kaumnya dengan penampilan yang
sangat mewah, busana yang indah, dan diiringi sejumlah pelayan atau para
pengikut. Orang-orang yang melihatnya yang mengagungkan kehidupan dunia akan
berangan-angan menjadi seperti Qarun. Saat para orang-orang yang baik dan benar
mendengar ucapan orang-orang yang berangan-angan itu, mereka menasihati bahwa
itu adalah suatu pemikiran dan pernyataan yang keliru. Pahala Allah SWT di
akhirat lebih baik, lebih kekal, lebih tinggi, dan lebih mulia. Hanya orang-orang
yang bersabar dan yang bersungguh-sungguh memiliki keinginan mulia untuk
memperoleh kenikmatan di akhirat saja yang akan mendapatkan pahala di akhirat
tersebut.
Surat Al-Qashash ayat 79-80:
فَخَرَجَ
عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ فِي زِينَتِهِۦۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا
يَٰلَيۡتَ لَنَا مِثۡلَ مَآ أُوتِيَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٧٩ وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ
وَيۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ وَلَا
يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ ٨٠
79. Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki
kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang
besar".
80. Berkatalah orang-orang yang
dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah
lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh
pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".
Karena kesombongan Qarun, Allah SWT memberi hukuman
dengan membenamkan Qarun beserta harta bendanya ke dalam bumi. Konon Nabi Musa
telah berdoa kepada Allah SWT sehingga bumi menaati perintah Nabi Musa. Lalu Nabi
Musa memerintahkan bumi untuk membenamkan Qarun beserta harta bendanya. Maka
hal itu menjadi kenyataan.
Surat Al-Qashash ayat 81:
فَخَسَفۡنَا
بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلۡأَرۡضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٖ يَنصُرُونَهُۥ مِن
دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُنتَصِرِينَ
٨١
81. Maka Kami benamkanlah
Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun
yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya).
Setelah Qarun dibenamkan ke dalam bumi, harta
bendanya musnah, dan rumahnya hancur, orang-orang yang berangan-angan untuk
menjadi seperti Qarun merasa menyesal. Mereka juga bersyukur karena Allah SWT
masih memberikan karunia kepada mereka. Ternyata orang-orang yang mengingkari
nikmat dari Allah SWT tidak akan beruntung. Ternyata kehidupan akhirat di surga
lebih baik daripada kehidupan dunia. Kenikmatan di akhirat tidak akan diperoleh
orang-orang yang selalu berbuat kerusakan di dunia. Sesungguhnya kenikmatan di
akhirat hanyalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Surat Al-Qashash ayat 82-83:
وَأَصۡبَحَ
ٱلَّذِينَ تَمَنَّوۡاْ مَكَانَهُۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَقُولُونَ وَيۡكَأَنَّ ٱللَّهَ
يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُۖ لَوۡلَآ أَن
مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا لَخَسَفَ بِنَاۖ وَيۡكَأَنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨٢ تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ نَجۡعَلُهَا
لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادٗاۚ وَٱلۡعَٰقِبَةُ
لِلۡمُتَّقِينَ ٨٣
82. Dan jadilah
orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata:
"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki
dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai
benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
83. Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.
No comments:
Post a Comment