Thalut memimpin Bani Israil untuk membentuk
pasukan yang siap menghadapi pasukan musuh yang dipimpin Jalut. Kemudian,
Thalut dan pasukannya berangkat menuju ke medan perang untuk merebut kembali
Tanah Suci mereka dan mengalahkan bangsa penindas. Dalam perjalanan, mereka
hampir tiba di sungai. Thalut berkata kepada pasukannya bahwa Allah SWT ingin
menguji mereka tentang tekad mereka untuk memerangi musuh. Jika ada yang
meminum air sungai, maka dia bukanlah anggota pasukan Thalut. Dan orang yang
tidak meminum air sungai itu, maka dia termasuk anggota pasukan Thalut yang
akan berperang di jalan Allah.
Ternyata banyak anggota pasukannya yang segera
menuju ke sungai untuk meminum air sungai. Sedangkan yang tidak ikut meminumnya
hanya berjumlah sedikit. Ini adalah suatu bukti bahwa siapa yang lemah imannya
sehingga ingin menuruti hawa nafsunya, maka semangat juangnya juga lemah.
Mereka yang lemah imannya merasa tidak sanggup melawan pasukan Jalut. Sedangkan
siapa yang patuh terhadap Allah SWT dan pemimpin yang alim, mereka termasuk
orang yang kuat imannya dan memiliki semangat juang tinggi, tidak peduli
terhadap godaan yang ada.
Surat Al-Baqarah ayat 249:
فَلَمَّا
فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٖ فَمَن
شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا
مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا
مِّنۡهُمۡۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا
طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ
كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٢٤٩
249. Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu
sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan
barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah
pengikutku". Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara
mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah
menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada
kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya".
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".
Dengan jumlah pasukan yang berkurang, Thalut
tetap semangat memimpin pasukannya melewati sungai itu menuju medan perang.
Pasukan ini adalah pasukan yang yakin bahwa meskipun mereka berjumlah sedikit, Allah SWT akan selalu melindungi mereka dan yakin akan
memperoleh kemenangan.
Sampai di medan perang, pasukan Thalut saling
berpandangan dengan pasukan Jalut. Pasukan Jalut berjumlah lebih banyak dan
bertubuh lebih tinggi dan besar. Mereka memiliki persenjataan dan peralatan
perang yang lebih baik dan memadai. Jalut adalah seorang panglima perang yang
tubuhnya seperti raksasa. Dia memakai pelindung kepala yang kokoh dan baju besi
yang kuat sekaligus sebagai perisai sehingga semakin terlihat berbahaya dan
sulit dikalahkan.
Melihat betapa terlihat perkasanya pasukan
Jalut, Thalut memohon kepada Allah SWT agar diberi kesabaran, tekad yang
semakin kuat, dan pertolongan kepada pasukannya sehingga memperoleh kemenangan.
Dengan kekuatan doa dan keyakinan, pasukan Thalut berani menyerbu paaukan
Jalut. Pertempuran berjalan dengan sengit. Ternyata pasukan Thalut mampu
memberikan perlawanan yang berarti.
Surat Al-Baqarah ayat 250:
وَلَمَّا
بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا
وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢٥٠
250. Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak
oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami,
tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".
Jumlah pasukan Jalut semakin berkurang. Jalut
masih tetap berniat mengalahkan pasukan Thalut. Thalut dan pasukannya tak
berani melawan Jalut si raksasa. Konon, Thalut mengumumkan bahwa siapa yang
dapat maju dan mengalahkan Jalut, dia akan dinikahkan dengan putrinya.
Daud yang hanya berada di garis belakang yang
hanya melayani kebutuhan kakak-kakaknya telah bertekad untuk mengalahkan Jalut
demi kemenangan Bani Israil. Tak disangka,
remaja itu maju ke depan. Dia meminta
izin kepada Thalut untuk melawan Jalut. Thalut dan yang lainnya meragukan
kemampuan Daud, terlebih dia masih remaja. Namun Daud terus mendesak Thalut dan
meyakinkan bahwa dirinya akan dilindungi Allah SWT dalam berjuang. Melihat
keberanian dan tekad kuat Daud, Thalut mengizinkan Daud untuk maju melawan
Jalut. Thalut dan pasukannya telah mengandalkan Daud dan berharap memperoleh
kemenangan.
Jalut masih menunggu
orang yang akan menantangnya. Dengan sombongnya, dia juga berteriak merendahkan
Bani Israil. Lalu muncullah Daud di hadapannya. Daud berdiri dengan sikap
berani dan siap. Jalut merasa heran melihat penampilan Daud yang masih kecil.
Jalut meremehkan Daud yang tidak membawa senjata yang berbahaya. Daud hanya
memegang senjata berupa ketapel.
Pertarungan mereka
berdua dimulai. Jalut dengan senjatanya menyerang Daud, begitu pula Daud
mencari celah untuk dapat mengalahan Jalut. Gerakan Jalut memang baik dan
berbahaya, namun Daud bergerak dengan gesit. Daud berhasil melontarkan batu
dari ketapelnya dan mengenai dahi Jalut. Jalut merasa kesakitan, roboh dengan
dahi pecah dan mati. Pasukan Jalut yang tersisa merasa ketakutan saat melihat Jalut
mati, semangat mereka menjadi melemah dan tak sanggup berperang lagi sehingga
mereka kalah. Dengan begitu, pasukan Thalut berhasil memenangkan pertempuran
ini. Untuk saat itu, kebahagiaan telah meliputi kehidupan Bani Israil.
Daud menjadi pahlawan
bagi Bani Israil pada saat itu. Orang-orang mencintai dan menghormati Daud.
Setelah Thalut wafat, Daud diangkat menjadi raja Bani Israil.
Surat Al-Baqarah ayat
251:
فَهَزَمُوهُم
بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ
وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم
بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٥١
251. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara
Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut,
kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan
sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia
(yang dicurahkan) atas semesta alam.
No comments:
Post a Comment